PARBOABOA - Internet satelit Starlink sudah mulai digunakan di Indonesia. Namun, penggunaan internet ini masih sangat terbatas karena belum menjangkau keseluruhan wilayah dan hanya digunakan dalam rangka uji coba.
Internet Starlink ini digunakan dalam acara Latihan Bersama (LATMA) Garuda Shield yang ke-16 tahun pada tahun 2022 di Amborawang, kecamatan Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara, provinsi Kalimantan Timur. Layanan internet berbasis satelit itu dapat digunakan mulai dari 15 Juli hingga 31 Agustus 2022.
PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) telah mendapatkan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO).
Hak tersebut menjadikan perusahaan seperti Starlink ini dapat menjual kapasitas satelit mereka Telkomsat untuk memenuhi kebutuhan pita backhaul milik Telkomsat.
Maka dari itu, dalam kesempatan LATMA tersebut, Telkomsat menjadi wadah untuk menguji coba internet satelit milik Elon Musk tersebut.
Danton Opforce, Letda Czi Mashabi dikutip dari situs resmi Telkomsat, mengatakan kehadiran layanan Starlink yang memberikan kelancaran komunikasi selama LATMA ini.
“Sebelum adanya Starlink, kami hanya mendapatkan satu bar (baris) sinyal, itupun kadang hilang sama sekali," kata Mashabi, Kamis (11/8/2022).
"Namun setelah adanya Starlink, sinyal yang kami dapatkan di Amborawang ini full (penuh). Untuk komunikasi, internet lancar, dan tidak ada kendala sama sekali,” lanjut Mashabi.
Sementara Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abdul Rauf mengatakan Telkomsat berkomitmen memberikan layanan terbaik dan mendukung penuh kesuksesan kegiatan latihan bersama lintas negara ini.
“Beragam persiapan sudah dilakukan oleh Telkomsat semaksimal mungkin untuk mendukung penyelenggaraan LATMA ini. Perangkat Starlink dan sarana komunikasi kami pastikan aman dan berjalan normal,” kata Lukman.
“Harapannya, dengan perangkat komunikasi yang telah kami sediakan, dapat memenuhi kebutuhan komunikasi bagi para prajurit dan tentunya hal ini juga mendorong Telkomsat dapat terus berkontribusi memberikan yang terbaik bagi negeri.” tutup Lukman.
Layanan Starlink dipilih untuk mendukung LATMA Garuda Shield-16 karena dinilai memiliki banyak keunggulan, seperti kecepatan proses delivery instalasi dengan perangkat yang ringan dan portabel, kecepatan broadband setara fiber optic, serta mendukung layanan 5G.
Telkomsat sendiri telah mendapatkan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO), yang memungkinkan perusahaan satelit seperti Starlink, dapat menjual kapasitas satelit mereka kepada Telkomsat.
Nantinya, kapasitas satelit Starlink ini akan digunakan untuk menyambungkan layanan fiber optik Telkom di tempat yang sulit membangun fiber optik.
Layanan internet Starlink sendiri hingga Mei 2022 lalu sudah hadir di 32 negara di dunia, di antaranya seperti di Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko.
Target dan tujuan utama dari Starlink adalah untuk menjangkau pengguna internet di daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh internet satelit umummya.
Maka dari itu, internet Starlink disambut baik dan diharapkan dapat bekerja sama seterusnya untuk menjangkau pengguna yang lainnya.