PARBOABOA - Jeni Irene Simorangkir, 30 tahun, istri mendiang Bripka Arfan Erbanus Saragih alias Bripka AS. Ia menjalani pemeriksaan maraton di gedung Subdit IV/Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatra Utara, sedari Selasa 28 Maret 2023 hingga Jumat 31 Maret 2023.
Meski lelah, Jeni tetap bersemangat menghadiri pemeriksaan mulai siang hingga larut malam hari. Ia diperiksa terkait kasus kematian janggal suaminya Bripka AS.
Ia sesekali menangis sesenggukan lalu kembali menenangkan diri. Meski begitu, ia tetap tegar menyampaikan keluh kesah juga usahanya memperjuangkan keadilan atas kematian suaminya.
Berikut petikan wawancara Parboaboa bersama Jeni Irene Simorangkir usai menjalankan pemeriksaan di Poldasu, Jumat 31 Maret 2023.
Bagaimana proses pemeriksaan di Polda Sumut?
Kami memang sedang menjalani pemeriksaan beserta dengan saksi-saksi. Harapan saya masih sama. Semoga kasus suami saya diusut secara tuntas. Agar kami tahu gimana kematian suami saya.
Diperiksa dari siang sampai malam bawa anak-anak. Kadang kasihan tapi demi perjuangan keadilan. Semoga Tuhan mendengarkan doa kami. Semoga Tuhan membukakan jalan.
Seperti apa profil dan sosok Bripka AS?
Almarhum dia seperti biasa saja. Dia sayang sama anak-anak (dua orang anak masih kecil), sayang sama istri dan juga almarhum selalu menyisihkan waktu untuk keluarga. Almarhum lahir tahun 1989 tanggal 17 April. Begitu lulus jadi polisi dia bertugas di Samosir.
Apakah anak-anak sering bertanya ayahnya dan bagaimana Anda menjawabnya?
Anak-anak pun sampai sekarang sering bertanya kadang-kadang menangis mencari papinya. Papinya pergi tiba-tiba jadi kadang mereka merasa belum meninggal. Kadang-kadang saya merasa bingung, tapi puji Tuhan mereka anak yang luar biasa. Saya kasih penjelasan papi sudah di surga.
Jadi kadang-kadang mereka bisa terima, kadang-kadang mereka tidak bisa terima. Bingunglah saya menyampaikannya. Berjalannya waktu sepertinya mereka mulai bisa menerima.
Apakah ada perubahan sikap sebelum meninggalnya Bripka AS?
Semenjak di tanggal 23 Januari 2023 mungkin karena dia ditekan. Kalau saya yang melihat, ya seperti banyak tekanan. Dalam arti banyak tekanan diakan sudah disuruh membayar (uang penggelapan pajak). Tapi masih ditekan gitulah mungkin. Jadi bawaannya dia itu bingung mau melakukan apa.
Ada apa dengan tanggal 23?
Tanggal 23 almarhum bilang kepada saya dipanggil Bapak Kapolres (terkait penggelapan pajak) itu handphone-nya sudah disita. Terus bapak Kapolres bilang siapa bekingmu? Bintang 1, Bintang 2, tidak takut. Bintang 3 saya baru takut.
Apakah Anda punya firasat sebelum kematian almarhum?
Kalau firasat sama mimpi ya tidak ada. Karena sebelumnya kami ya baik-baik saja. Apapun masalah, yang dia suruh cari uang untuk membayar. Ya dia cerita kepada saya, cerita kepada keluarga berembuk mencari jalan keluarnya.
Makanya sampai sekarang saya enggak percaya kalau mereka katakan suami saya bunuh diri. Dia punya itikad baik untuk menyelesaikan.
Reporter: Ari Bowo