PARBOABOA, Jakarta – Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengumumkan bahwa negaranya akan melonggarkan aturan pengendalian Covid-19 di wilayah perbatasan mulai bulan depan.
Kebijakan tersebut dinilai sebagai langkah penting untuk membantu pemulihan sektor pariwisata Jepang dengan memanfaatkan penurunan nilai tukar yen yang mencapai titik terendah dalam 24 tahun terakhir.
Dilansir dari Reuters, Jepang telah mempertahankan beberapa tindakan perbatasan paling ketat diantara negara-negara maju lainnya, yang secara efektif memblokir masuknya pengunjung selama dua tahun hingga akhirnya dibuka kembali pada Juni lalu secara bertahap.
Pengumuman itu disampaikan Kishida dalam sebuah pidato di Bursa Saham New York, sebagai pembuktian janji yang dibuatnya pada Mei lalu yang mengatakan bahwa Jepang akan membawa kontrol perbatasannya lebih terkendali seperti negara-negara Kelompok G7 lainnya.
“Kami adalah sebuah bangsa yang berkembang, di mana orang-orang, barang dan modal bisa bergerak bebas,” kata Kishida, Kamis, (22/9/2022).
Mulai 11 Oktober, Jepang akan memulihkan sektor pariwisata individu dan perjalanan bebas visa kepada pengunjung dari negara tertentu selama mereka telah divaksinasi.
"Covid-19, tentu saja, mengganggu semua manfaat ini, tetapi mulai 11 Oktober, Jepang akan melonggarkan langkah-langkah pengendalian perbatasan agar setara dengan AS, serta melanjutkan perjalanan bebas visa dan perjalanan individu," imbuhnya.
Sebelum pandemi Covid-19, Jepang memiliki perjanjian bebas visa dengan 70 negara dan wilayah, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara tetangga Asia.
Lobi bisnis dan perusahaan biro perjalanan telah mendesak Jepang untuk melonggarkan kontrol perbatasan lebih cepat, lantaran dianggap tidak sejalan dengan mitra dagang utama dan dapat mengakibatkan Jepang tertinggal secara ekonomi.
“Kami akan melihat sebuah dampak yang signifikan pada perekonomian.Turunnya mata uang yen terhadap USD yang cukup signifikan telah menjadi daya Tarik yang besar bagi para pelancong,” kata Shinichi Inoue, Presiden All Nippon Airways, Jumat (23/9/2022).
Diketahui, mata uang Jepang melemah melampaui level psikologis penting 145 yen terhadap dolar. Hal itu membuat perjalanan dan pembelian asing di Negeri Sakura tersebut menjadi yang terendah selama beberapa dekade.