parboaboa

Kalimat Hauqolah : Arti, Makna, dan Keutamaannya

Ratni Dewi Sawitri | Islam | 01-03-2023

Bacaan Kalimat Hauqolah (Parboaboa/Ratni)

Parboaboa - Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir untuk mengingat Allah SWT, salah satunya dengan melafalkan kalimat "la haula wala quwwata illa billah" atau yang juga dikenal dengan kalimat "hauqolah". Kalimat hauqolah merupakan salah satu dzikir yang memiliki keutamaan yang sangat banyak.

Selain menunjukkan permohonan pertolongan Allah, kalimat tersebut juga menjadi sarana untuk mendapatkan kemuliaan yang abadi dan keselamatan atas pertolongan-Nya. Bacaan ini tidak hanya menjadi media untuk mendapatkan pahala, namun juga menjadi penyebab orang mendapat kenikmatan di surga.

Rasulullah bersabda, "Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari berbagai simpanan surga?" Aku menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Kemudian beliau bersabda, "La haula wala quwwata illa billah." (HR al-Bukhari)

Lantas, bagaimana cara membaca kalimat hauqolah? Berikut ini Parboaboa akan memberikan penjelasannya. Silakan simak di bawah ini.

Bacaan Kalimat Hauqolah

ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ

Bacaan latin : Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah)

Artinya: “Tiada daya dan kekuatan selain dari Allah.”

Makna Kalimat Hauqolah

Makna Kalimat Hauqolah(Foto: Pexels.com)

Berikut ini adalah makna dari kalimat hauqolah yang harus diketahui:

  • Menunjukkan penyerahan diri dan kepasrahan kepada Allah Ta'ala.
  • Menunjukkan bahwa seorang hamba tidak memiliki upaya atau kekuatan apapun selain atas pertolongan dan kehendak Allah Ta'ala.
  • Menunjukkan bahwa hanya dengan pertolongan Allah Ta'ala, seorang hamba dapat berpindah dari kemaksiatan ke ketaatan.
  • Menunjukkan bahwa hanya dengan pertolongan Allah Ta'ala, seorang hamba dapat berubah dari keadaan sakit menjadi sehat.
  • Menunjukkan bahwa hanya dengan pertolongan Allah Ta'ala, seorang hamba dapat berubah dari keadaan lemah menjadi kuat.
  • Menunjukkan bahwa seorang hamba tidak memiliki kekuatan untuk melakukan suatu urusan apapun kecuali atas pertolongan Allah Ta'ala.

Kalimat ini mencakup seluruh aktivitas kehidupan baik urusan dunia maupun agama, baik dalam mencari kemaslahatan ataupun menghindari kemudharatan, semuanya tidak dapat terjadi atau terwujud kecuali dengan pertolongan Allah Ta'ala.

Semua yang ada di alam semesta terjadi dengan takdir dan kehendak Allah Ta’la, apa yang di kehendaki Allah niscaya akan terjadi, dan apa yang tidak di kehendaki-Nya niscaya tidak akan pernah terjadi.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونَ

Artinya: “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS.Yasin : 82)

Juga firman-Nya :

مَا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِن رَحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ

Artinya : “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu.” (QS.Faatir : 2)

Maka seorang hamba yang memahami kalimat tersebut, dia harus menyerah dan pasrah kepada Allah dan menyerahkan urusannya kepada Allah semata,dan dia harus berlepas diri dari segala upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Ta’ala.

Keutamaan Kalimat Hauqolah

Keutamaan Kalimat Hauqolah(Foto: Umma.id)

Di antara kalimat istimewa yang ada dalam Islam adalah kalimat hauqolah. Terdapat dalam hadis-hadis yang menyebutkan keutamaan kalimat hauqolah. Biasanya isinya berbarengan dengan empat kalimat mulia lainnya, yakni tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Ada juga keterangan yang menyebutkan keistimewaan kalimat hauqolah secara khusus.

Berikut ini beberapa hadis yang menyebutkan keutamaan kalimat hauqolah berbarengan dengan empat kalimat mulia lainnya:

1. Menghapuskan Dosa

Dari Abdullah bin ‘Amr RA, Rasulullah SAW bersabda:

“مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، إِلَّا كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ، وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ”

Artinya: “Tidaklah seorang di muka bumi mengucapkan la ilaha illallah, Allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah dan la haula wa la quwwata illah billah; melainkan dosa – dosanya akan diampuni, walaupun lebih banyak dibanding buih di lautan.” (HR Ahmad)

2. Memenuhi Tangan dengan Kebaikan

Ibnu Abi Aufa RA berkata:

أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَا أَقْرَأُ الْقُرْآنَ، فَمُرْنِي بِمَا يُجْزِئُنِي مِنْهُ!”، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “قُلْ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ”. قَالَ: فَقَالَهَا الرَّجُلُ: وَقَبَضَ كَفَّهُ، وَعَدَّ خَمْسًا مَعَ إِبْهَامِهِ، فَقَالَ: “يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَا لِلَّهِ تَعَالَى فَمَا لِنَفْسِي؟” قَالَ: “قُلْ: “اللهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَعَافِنِي، وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي” . قَالَ: فَقَالَهَا وَقَبَضَ عَلَى كَفِّهِ الْأُخْرَى، وَعَدَّ خَمْسًا مَعَ إِبْهَامِهِ، فَانْطَلَقَ الرَّجُلُ وَقَدْ قَبَضَ كَفَّيْهِ جَمِيعًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَقَدْ مَلَأَ كَفَّيْهِ مِنَ الْخَيْرِ”.

Artinya: “Suatu hari ada seseorang datang kepada Rasulullah SAWdan berkata: ‘Wahai Rasulullah, saya tidak bisa membaca Alquran. Ajarkan padaku bacaan yang bisa menggantikan Alquran (saat aku salat)’.

Maka Rasulullah SAW bersabda: ‘Bacalah alhamdulillah, subhanallah, la ilaha illallah, Allahu akbar, la haula wa la quwwata illa billah’.

Maka lelaki itu mengucapkan kalimat tersebut sambil menggenggam telapak tangannya dan menghitung lima dengan jari-jarinya. Lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, ini yang untuk Allah. Lah yang untuk diriku mana?”.

Nabi menjawab: “Ucapkanlah: Allôhummaghfirlî, warhamnî, wa ‘âfinî, wahdinî, warzuqnî (Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, sehatkanlah aku, berilah aku petunjuk dan karuniakanlah padaku rizki)”.

Maka lelaki tersebut menggenggam telapak tangannya yang satunya sembari menghitung lima dengan jari-jarinya. Kemudian ia pergi sambil menggenggam kedua telapak tangannya.

Rasulullah SAW pun berkomentar: ‘Sungguh ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan.” (HR Ahmad)

3. Salah Satu Amal Saleh yang Berpahala Abadi

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

(Al-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun 'inda rabbika ṡawābaw wa khairun amalā)

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi al-bâqiyat ash-shâlihat (amal saleh yang berpahala abadi) lebih baik di sisi Allah pahalanya dan harapannya.” (QS Al-Kahfi: 46)

Ayat ini menjelaskan bahwa harta dan anak tidaklah kekal. Sebab yang akan bermanfaat dan kekal untuk manusia adalah al-bâqiyât ash-shâlihât.

4. Salah Satu Harta Karun Surga

Dalam sebuah hadis, Abu Musa al-Asy’ary RA berkata:

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا”. ثُمَّ أَتَى عَلَيَّ وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَقَالَ: “يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ”

Artinya: “Pada suatu hari kami bepergian bersama dengan Rasulullah SAW. Setiap kali melewati jalan menanjak, kami bertakbir (dengan suara keras). Maka Rasulullah SAW bersabda:

‘Wahai para manusia, kasihanilah diri kalian. Sungguh kalian tidaklah sedang memanggil zat yang tuli atau sesuatu yang tidak ada. Namun kalian sedang memanggil zat Yang Maha mendengar dan Maha melihat!’.

Kemudian beliau mendatangiku, dan saat itu aku sedang membaca dengan lirih: ‘La haula wa la quwwata illa billah’.

Maka beliaupun berkata: “Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah La haula wa la quwwata illa billah. Sungguh ia merupakan salah satu harta karun surga”.” (HR Bukhari dan Muslim)

Demikianlah penjelasan tentang kalimat hauqolah beserta arti, makna, dan keutamaannya diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat muslim terhadap Allah SWT. Dengan memperbanyak dzikir dan selalu mengingat Allah, kita dapat memperkuat hubungan dengan-Nya dan menjaga kesadaran kita bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Editor : Lamsari Gulo

Tag : #pendidikan islam    #kalimat hauqolah    #islam    #makna kalimat hauqolah    #keutamaan kalimat hauqolah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU