PARBOABOA, Toraja - Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang melahirkan tradisi, bahasa, hingga makanan khas yang menarik untuk dijelajahi. Tak heran, jika sebagian orang bahkan memilih mengunjungi sejumlah situs sejarah dibandingkan wahana rekreasi, termasuk di Kabupaten Toraja.
Saat ini rumah adat di daerah tertentu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, salah satunya Kete Kesu.
Desa adat yang instagenic ini mampu menjadi magnet bagi para turis untuk datang ke Toraja. Apalagi harga tiket masuk terjangkau membuat Kete Kesu tak pernah sepi pengunjung.
Kete Kesu adalah salah satu desa adat masyarakat Toraja. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Tana Toraja karena deretan tongkonan (rumah adat Toraja) yang telah berusia ratusan tahun.
Tongkonan merupakan rumah adat Toraja yang memiliki makna, mulai dari status sosial sampai arti kehidupan.
Bagi kamu yang penasaran mengenai Kete Kesu, yuk simak informasi di bawah ini sampai selesai!
Daya Tarik Desa Kete Kesu
Desa Kete Kesu menawarkan wisata tradisional di Toraja. Desa ini tidak berubah sejak pertama kali berdiri.
Di desa ini, wisatawan dapat melihat rumah adat Tongkonan yang berjajar rapi serta upacara adat rambu solo, yang merupakan upacara kematian.
Rumah Tongkonan yang diperkirakan berusia lebih dari 300 tahun ini ditempat sekitar 20 keluarga. Ada delapan rumah adat Tongkonan yang diatur berbaris dan berhadapan dengan lumbung padi yang terhubung.
Dinding rumah adat Tongkonan dihiasi dengan tanduk kerbau dan ukiran indah sebagai penanda status pemilik rumah.
Menurut masyarakat Toraja, masyarakat yang berdarah bangsawan yang boleh membangun rumah adat Tongkonan. Sedangkan, masyarakat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dengan desain yang tidak terlalu rumit, seperti Tongkonan.
Rumah adat Tongkonan memiliki ciri khas memiliki atap seperti perahu. Proses pembuatan rumah dibantu oleh seluruh anggota keluarga.
Tongkonan di Kete Kesu dibuat pertama kali pada abad ke-17. Salah satu rumah adat Tongkonan di Desa Kete Kesu telah diubah menjadi museum.
Museum tersebut berisi benda-benda bersejarah, keramik Tiongkok, patung, belati, parang, hingga bendera pertama yang pernah dikibarkan di Toraja.
Museum itu juga membuka workshop untuk wisatawan yang ingin melatih ketrampilan membuat kriya dari bambu.
Pemakaman kuno Tidak jauh dari Tongkonan, ada bantu menhir di tengah sawah sebagai jalan menuju bukit Buntu Kesu.
Bukit itu merupakan situs pemakaman kuno yang berusia 700 tahun. Jalur menuju bukit banyak berserakan tengkorak dan tulang manusia, beberapa diantaranya menumpuk pada suatu bejana.
Tidak jauh dari Tongkonan, ada bantu menhir di tengah sawah sebagai jalan menuju bukit Buntu Kesu.
Bukit itu merupakan situs pemakaman kuno yang berusia 700 tahun. Jalur menuju bukit banyak berserakan tengkorak dan tulang manusia, beberapa diantaranya menumpuk pada suatu bejana.
Pada tebing bukit terdapat lubang untuk menguburkan mayat. Dalam tradisi setempat, warga yang berdarah bangsawan akan di makamkan di lubang tinggi, sedangkan orang biasa di kaki bukit.
Masyarakat Toraja percaya bahwa semakin tinggi orang tersebut dikubur, maka akan semakin mudah menuju jalan surga. Masyarakat Desa Kete Kesu dikenal sebagai pengrajin ukir yang terampil. Bambu atau batu diukir abstrak maupun geometris.
Beberapa souvenir dapat dibeli sebagai oleh-oleh, seperti perhiasan, hiasan dinding, tatakan gelas, senjata tradisional, dan sebagainya. Harganya bervariasi mulai yang murah hingga jutaan.
Lokasi Kete Kesu
Desa Kete Kesu berada di Jl. Ke’te’ Kesu’, Kampung Bunoran, Kelurahan Panta’rukan Lolo, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Indonesia, 91834.
Rute Menuju Kete Kesu
Dari arah Bandara Internasional Sultan Hassanudin Makassar, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan bus. Waktu yang diperlukan dari Makassar ke Toraja adalah sekitar 8 – 9 jam melalui jalur darat.
Selain itu, mereka dapat memilih alternatif penerbangan lokal Makassar – Toraja, namun penerbangan tersebut sangatlah jarang.
Lokasinya sekitar 5 km dari pusat kota Rantepao dengan melalui jalur darat. Pengunjung dapat menggunakan transportasi umum seperti angkutan umum, bemo, atau ojek.
Harga Tiket Masuk Kete Kesu
Wisata Kete Kesu mempunyai harga tiket masuk sebesar Rp. 10.000,- per orang dan buka selama 24 jam.
Pengunjung dapat menyelusuri rumah adat yang berjejer dengan keindahan arsitektur bangunannya yang memiliki atap berbentuk seperti perahu dan terbuat dari bambu serta kayu uruh.
Pengunjung dapat menikmati rumah adat Kete Kesu Toraja yang eksotis, sambil berfoto dengan latar belakang pemandangan alam pada ketinggian 800 mdpl.
Demikianlah informasi mengenai desa Kete Kesu, Toraja. Kete Kesu dapat menjadi lokasi liburan yang pas bagi kamu yang ingin menikmati keindahan alam Tana Toraja dan sekaligus mempelajari kebudayaannya.
Editor: Wanovy