PARBOABOA - Binance dan bos besarnya, Changpeng Zhao, digugat di Amerika Serikat oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat (CFTC) karena melanggar sejumlah aturan perdagangan komoditas, termasuk penggunaan VPN.
Selain Zhao, ada juga Samuel Lim, mantan kepala kepatuhan Binance, yang ikut digugat. Mereka dianggap mengeruk keuntungan dari program VIP untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi. Konsumen VIP ini diduga mendapat hak istimewa saat dikejar penegak hukum atau asetnya mau dibekukan.
Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal Daerah Tengah Illinois tersebut, ada delapan pelanggaran aturan perdagangan komoditas yang dituduhkan ke Binance, termasuk aturan yang dibuat untuk mencegah terjadinya tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Akibat gugatan itu, pasar kripto sempat kehilangan valuasi sebesar US$51,5 miliar pada 27 Maret 2023.
Di periode waktu tersebut, Bitcoin turun -5,18% dari US$27.990 ke US$26.540. Akan tetapi per 29 Maret 2023 pukul 11.30 WIB, pasar kripto menunjukan perbaikan dengan Bitcoin kembali ke harga US$27.411, naik 2,33% dalam 24 jam.
Beberapa data on-chain justru menunjukan bahwa kasus Binance dengan CFTC bukanlah FUD, terhitung dari data terbaru. Data ini mungkin masih akan berubah seiring perkembangan kasus.
Valuasi market kripto mengalami penurunan US$51,5 miliar ke US$1,085 triliun saat pemberitaan kasus yang menjerat Binance oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Meskipun respons pasar kripto terhadap berita ini negatif, akan tetapi valuasi pasar kripto masih tetap dapat bertahan di atas US$1 triliun.
Hal tersebut berbeda ketika kasus FTX dimana valuasi gagal mempertahankan level US$1 triliun dan kehilangan US$280 miliar hanya dalam empat hari.
Kasus Binance dengan CFTC baru berlangsung dua hari dan bahkan pasar kripto menunjukan perbaikan dengan kenaikan valuasi US$35,46 miliar ke US$1,12 triliun.
Zhao, yang juga sering disapa CZ, pun mengeluarkan pernyataan terkait gugatan ini. Menurutnya, tuduhan tersebut tidak berdasar.
Binance, menurut CZ, sudah bekerja sama dengan penegak hukum internasional dan AS, dan sejauh ini sudah membekukan USD 160 juta atas arahan penegak hukum.