PARBOABOA, Medan – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengurangi kerugiannya setelah menembus level psikologis 7.000.
IHSG sempat berbalik dan bahkan sempat nyaris menyentuh level 7.100 setelahnya. Sayangnya, kinerja IHSG kembali tertekan jelang penutupan perdagangan dan memaksa IHSG ditutup melemah 1.49% di level 7.034,14.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Kamis (30/05/2024) mengatakan pelemahan IHSG ini juga bersamaan dengan memburuknya mayoritas bursa di Asia.
Di sisi lain, mata uang Rupiah terpantau melemah sejak awal pembukaan perdagangan dan bertahan di level yang tidak jauh berbeda hingga penutupan.
Mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.255 per US Dollar. Menurut Gunawan Benjamin, kinerja mata uang Rupiah memburuk, meskipun US Dollar sendiri bergerak sangat variatif terhadap sejumlah mata uang asia lainnya.
Tekanan pada IHSG yang cenderung meningkat di masa injury time menunjukkan bahwa, pelaku pasar masih sangat khawatir dengan dinamika ekonomi eksternal yang memburuk belakang ini.
Hal ini membuat pelaku pasar cenderung melakukan transaksi jangka pendek dengan pola hit and run. Namun, bursa di Eropa yang dibuka positif memberikan harapan bahwa tekanan IHSG bisa saja mereda pada perdagangan akhir pekan.
“Saya menilai, untuk kinerja mata uang Rupiah ruang pelemahan akan tertahan pada perdagangan besok. Dan pelaku pasar akan mencermati sejumlah agenda ekonomi penting seperti data inflasi AS yang akan menjadi penggerak pasar selanjutnya,” jelas Gunawan Benjamin.
Sikap pasar itu dinilai Gunawan Benjamin nantinya akan terlihat pada perdagangan komoditas emas. Di mana emas pada perdagangan sore ini ditransaksikan melemah di level 2.332 US Dollar per ons troy nya.
Sebelumnya, pada perdagangan hari ini, Amerika Serikat akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang diestimasikan akan kembali mengalami pelemahan.
Data tersebut bisa menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan. Mengingat laju pertumbuhan ekonomi secara kuartalan yang melambat di tengah tingginya inflasi AS lebih banyak membawa tekanan bagi pasar keuangan.
Bursa saham AS Dow Jones ditutup melemah 1.06 persen, dan pelemahan bursa saham tersebut juga memicu terjadinya pelemahan pada bursa saham di Asia pada perdagangan pagi ini.
IHSG sendiri dibuka melemah di level 7.075 pada pukul 09.04 WIB. Pelemahan IHSG seharusnya tidak sebesar tekanan yang terjadi pada bursa Asia pada perdagangan hari ini.
Secara teknikal, IHSG bisa saja bertahan di level support 7.030 atau berkonsolidasi di level 7.000.
Di sisi lain, kinerja mata uang Rupiah juga turut diperdagangkan melemah pada perdagangan hari ini. Rupiah ditransaksikan di level 16.234 per US Dollar.
Melemahnya mata uang Rupiah juga tersulut oleh kenaikan imbal hasil US Treasury 10 tahun yang naik dan berada di atas 4.7 persen sejauh ini.
“Namun saya masih yakin Rupiah bisa dikendalikan untuk tidak meninggalkan level 16.200 terlalu jauh,” ujar Gunawan Benjamin.
Tekanan eksternal terhadap pasar keuangan tanah air pada hari ini kian membesar. Di tengah minimnya agenda ekonomi penting dari kawasan Asia.
Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan di kisaran 2.338 US Dollar per ons troy nya. Lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan sore kemarin di mana emas masih mampu berada di atas 2.340 per ons troy nya.