Momok Perpeloncoan Hantui Mahasiswa Baru, Biasanya Terjadi Setelah PKKMB

Mahasiswa USU sedang mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). (Foto :PARBOABOA/Sondang William)

PARBOABOA, Medan - Isu perpeloncoan setelah masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) menghantui sejumlah mahasiswa di Sumatra Utara. 

Pelonco biasanya dibuat di luar lingkungan kampus, dengan dalih momen keakraban mahasiswa junior dan senior.

Seperti yang disampaikan salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Stambuk 2021, Reza, yang mengakui pelonco justru terjadi setelah 2 hingga 3 hari setelah PKKMB.

"Ya memang enggak pernah ada waktu PKKMB, adanya sekitar 2 hingga 3 hari setelah PKKMB," katanya.

Reza menyebut, perpeloncoan dibuat oleh kelompok-kelompok mahasiswa di jurusan.

"Biasanya justru dibuat di luar lingkungan kampus, biar tidak dipantau kampus," jelasnya.

Selain itu perpeloncoan biasa terjadi saat senior di kampus membuat event untuk mahasiswa baru.

"Kalau dahulu namanya inagurasi atau inisiasi di beberapa fakultas tapi karena kedua kata itu sudah berkonotasi buruk jadi sekarang diganti judulnya menjadi penyambutan mahasiswa baru, malam keakraban, atau fun night," ujar Reza.

Ketika ditanya bagaimana senior tersebut mempromosikan acaranya hingga mahasiswa mau mengikuti, Reza mengatakan biasanya promosinya itu dibarengi dengan ancaman.

"Ancamannya bermacam-macam, mulai dari menyebut kegiatan tersebut merupakan syarat kelulusan, ancaman akan dikucilkan, sampai kepada ancaman tidak bisa masuk organisasi apapun di kampus," ungkap dia.
 
Reza juga bisa memastikan adanya kekerasan saat perpeloncoan, terutama kekerasan verbal.

"Kalau kekerasan verbal seperti makian ke mahasiswa baru itu sudah pasti, tetapi kalau kekerasan fisik saya sendiri belum pernah melihatnya," imbuhnya.

Menanggapi isu tersebut, Direktur di Direktorat Kemahasiswaan dan Kealumnian, Dolly Muhammad Jafar Dalimunthe menjelaskan, USU akan melindungi mahasiswa baru dari perpeloncoan.

"Kita ada buat satuan tugas PKKMB untuk melakukan supervisi pelaksanaan agar terhindar dari kegiatan physical dan bullying," katanya.

Satuan tugas PKKMB ini berisi pimpinan universitas dan fakultas serta tenaga pendidik dan pemerintahan mahasiswa.

"Mahasiswa dan universitas juga tergabung dalam satgas dan akan membuat pelaksanaan PKKMB USU benar-benar bersih dari tindakan bullying," kata Dolly.

Ia menjelaskan masing-masing fakultas menyediakan hotline pengaduan jika terjadi pelanggaran.

"Kalau ada pelanggaran atau tindakan perpeloncoan, korban bisa langsung melapor ke pihak fakultas masing-masing," kata Dolly.

Sementara ketika ditanyakan terkait sanksi bagi oknum yang melakukan perpeloncoan, Dolly hanya mengaku akan memberikan tindakan tegas.

"Yang pasti kalau ada akan kita tindak tegas," katanya.

Dolly menambahkan, PKKMB akan dilakukan pada 18 hingga tanggal 20 pada setiap fakultas di USU dengan jumlah peserta mencapai 8 ribu mahasiswa baru dari berbagai fakultas.

Berikut data mahasiswa yang menjadi korban perpeloncoan di Indonesia:

1. Mahasiswa IPDN tewas saat orientasi pada 2013
2. Ospek minum ludah di Universitas Khairun pada 2019
3. Taruna PIP tewas dipukul senior di 2021
4. Mahasiswa UNS, Gilang meninggal saat Diklat Menwa di 2021
5. Diksar KPA Luwu Timur membuat Muhammad Rifaldi meninggal karena mendapatkan kekerasan fisik dari senior di 2021
6. Mahasiswa Unhas meninggal kelelahan usai kegiatan Diksar di 2023
7. Mahasiswa UNJ meninggal saat ikut pembaretan Menwa di 2023

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS