Semangat Natal 2024: Merajut Toleransi Antarumat Beragama dan Peduli Lingkungan

Menteri Agama RI, Nasarudin Umar beserta tokoh nasional dan pemuka agama dalam kegiatan Seminar Natal Nasional 2024 yang diselenggarakan di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024). (Foto: PARBOABOA/Dhoni)

PARBOABOA - Seminar Natal Nasional 2024 yang dihelat di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat membawa pesan mendalam tentang pentingnya toleransi antarumat beragama dan kepedulian terhadap lingkungan.

Bertajuk 'Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis', kegiatan ini dibuka langsung oleh Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Prof. Nasarudin Umar dan Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024 sekaligus Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, Kamis (19/12/2024).

Dalam sambutannya, Nasarudin menyebut bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus diterima dengan penuh syukur dan cinta kasih. 

Dengan begitu, perayaan Natal kali ini diharapkan dapat menjadi momentum merajut toleransi di Indonesia.

“Natal adalah momentum membangkitkan rasa cinta kasih yang mendalam dan seluas-luasnya. Jika cinta sudah bekerja, perbedaan akan hilang, tembok-tembok tinggi akan runtuh, dan persatuan akan terwujud,” kata Nasarudin.

Berdasarkan data Kementerian Agama RI, Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) menunjukkan tren positif selama tiga tahun terakhir. 

Pada tahun 2024, indeks ini mencapai 76,47, meningkat dari 76,02 pada tahun 2023 dan 73,09 pada tahun 2022.

Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengingatkan bahwa keberhasilan pemuka agama maupun Kemenag tidak semata-mata dinilai dari pencapaian formal. 

Pemuka agama seharusnya berperan aktif dalam mendekatkan umat dengan ajaran agama yang menumbuhkan kedamaian dan kasih sayang.

Untuk itu, penerapan nilai-nilai toleransi perlu diperkuat melalui pendidikan berjenjang, dialog lintas agama serta kebijakan semua pihak yang inklusif dan berorientasi pada keselarasan sosial.

Nasarudin melanjutkan, toleransi harus tumbuh dari ketulusan hati untuk menerima dan menghormati keberagaman. 

Selain itu, kekayaan latar belakang budaya, suku hingga agama di Indonesia merupakan kemewahan, sekaligus menjadi tantangan bagi masyarakat untuk naik kelas.

"Jangan hanya toleransi diucapkan, tetapi harus dilakukan dengan tulus. Ini adalah amanat besar yang harus kita jalankan bersama demi menjaga harmoni bangsa.

Peduli Lingkungan

Di sisi lain, Thomas Djiwandono, menegaskan bahwa Natal tahun ini harus menjadi momen untuk menyatakan keberpihakan nyata terhadap pelestarian alam. 

Tema Natal 2024, 'Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem,' diartikan sebagai ajakan bagi umat Kristiani untuk menjadi agen perdamaian dan harapan, termasuk dalam menghadapi krisis lingkungan yang semakin mendesak. 

“Perubahan iklim, pencemaran, dan hilangnya keanekaragaman hayati adalah ancaman nyata yang tidak hanya merusak alam, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Thomas.  

Dia menekankan pentingnya pendekatan berkeadilan untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam, sebagaimana termuat dalam 'Deklarasi Istiqlal'. 

Dokumen lintas agama tersebut menegaskan bahwa lingkungan adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dirawat, bukan sekadar menjadi objek eksploitasi.  

"Nilai-nilai agama harus menjadi dasar untuk melawan budaya kekerasan dan ketidakpedulian terhadap lingkungan," ucap Thomas.  

Sebagai bentuk kepedulian yang nyata, panitia Natal Nasional telah melaksanakan berbagai kegiatan bakti sosial di seluruh Indonesia. 

Program-program tersebut mencakup inisiatif yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan penguatan kesadaran ekologi di tengah masyarakat.  

Thomas juga mengutip pesan Paus Fransiskus dalam dokumen 'Laudato Si’, yang menggambarkan bumi sebagai "saudari" yang kini menjerit akibat kerusakan yang disebabkan oleh manusia. 

Ia mengingatkan bahwa perayaan Natal harus menjadi refleksi atas tanggung jawab umat beriman untuk menjaga bumi sebagai bagian dari penghayatan iman Kristiani.  

“Melalui perayaan Natal tahun ini, kita diajak untuk mempraktikkan iman dengan lebih peduli terhadap lingkungan dan sesama. Kepedulian terhadap bumi adalah wujud nyata dari kasih dan harapan yang diajarkan oleh Yesus Kristus,” pungkas Thomas.  

Senada, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, menggarisbawahi bahwa Natal adalah wujud kasih Allah yang hadir dalam solidaritas terhadap manusia dan seluruh ciptaan, terutama yang terpinggirkan.

“Ajakan ini adalah panggilan untuk menyambut kasih Allah yang besar. Hanya mereka yang merasa dicintai mampu membagikan cinta itu kepada sesama. Peristiwa Natal ini meneguhkan kita untuk menjadi pembawa harapan di tengah dunia yang penuh tantangan, seperti konflik, ketidakadilan sosial, kerusakan lingkungan, dan ancaman terhadap kelompok-kelompok marginal,” ujar Pdt. Jacklevyn.

Sebagai informasi, Seminar Natal Nasional 2024 turut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan pemuka agama, termasuk Menteri HAM Natalius Pigai, Romo Mudji Sutrisno, Pdt. Henriette Hutabarat Lebang, dan Romo Magnis Suseno. 

Hadir pula perwakilan lembaga-lembaga keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia. 

Editor: Rahma Dhoni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS