PARBOABOA, Kabul – Afghanistan saat ini terancam krisis makanan dan obat-obatan akibat sedang menghadapi musim dingin. Melihat hal itu, pemimpin China dan Pakistan mengajak seluruh dunia untuk memberikan bala bantuan ke Kabul, Afghanistan.
Keduanya kompak mendesak komunitas internasional untuk segera mengirimkan bantuan kemanusiaan dan perekonomian ke Afghanistan. Ajakan itu disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan dan Presiden China, Xi Jinping, berbicara via telepon membahas Afghanistan.
Disebutkan bahwa usai percakapan itu, kedua pemimpin menyatakan orang-orang di Afghanistan memerlukan bantuan internasional 'untuk meringankan penderitaan mereka, mencegah instabilitas' dan membangun kembali usai Amerika Serikat (AS) menarik diri dan Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus.
Pakistan dan China merupakan sekutu sejak lama dan bersama dengan beberapa negara lainnya, telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Kabul selama dua bulan terakhir.
Sebelumnya, Pakistan juga mengimbau agar dunia mencairkan aset Afghanistan agar negara itu bisa menangani krisis mereka.
Sampai saat ini, pemerintah Taliban tidak memiliki akses ke cadangan bank sentral Afghanistan senilai US$9 miliar yang dipegang oleh New York Federal Reserve.
Akibatnya, Taliban menghadapi ancaman kemiskinan mengingat bantuan internasional terputus, harga pangan naik, dan pengangguran di negara itu melonjak.
Walaupun demikian, Taliban berhasil mendapatkan dukungan dari sepuluh negara dalam pertemuan mereka bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Rusia, China, Pakistan, India, dan Iran menjadi beberapa negara pendukung Taliban.
Rusia memimpin seruan terhadap bantuan internasional untuk Taliban dengan menyadari bahwa konflik dari Afghanistan mengancam stabilitas regional.
"Tidak ada yang tertarik dengan kelumpuhan total seluruh negara bagian, yang berbatasan, antara lain, CIS (Persemakmuran Negara-negara Merdeka)," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Amerika Serikat sendiri memilih absen dalam pembicaraan ini dengan alasan teknis, tetapi mereka membuka kemungkinan bergabung dalam agenda di masa mendatang.