PARBOABOA, Jakarta - Masalah polusi udara di DKI Jakarta menjadi salah satu perhatian pemerintah jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang akan digelar di Jakarta pada 1-7 September mendatang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, dalam dialog bertajuk ‘Kesiapan Venue dan Transportasi KTT ASEAN ke- 43’, yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Jumat (25/8/2023).
Menurutnya, perhelatan KTT ASEAN akan banyak menggelar kegiatan di luar ruangan, seperti gala dinner di Hutan Kota GBK. Karena itu, masalah polusi udara menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.
Pemerintah, demikian Setya, telah menetapkan dua rencana jangka pendek untuk mengurangi polusi udara jelang KTT ASEAN. Pertama, menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta.
“Kita upayakan WFH bisa jalan. Sudah ada edaran dari KemenpanRB dan Pemprov DKI bagi ASN. Untuk ASN wajib 50 persen, 75 persen saat hari-H. Untuk swasta ada imbauan. Diharapkan ini akan mengurangi polusi,” katanya.
Sebelumnya, Setya menjelaskan, pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi cuaca. Namun, BMKG melaporkan bahwa tidak akan ada hujan hingga tanggal penyelenggaraan KTT ASEAN.
"Modifikasi cuaca, menurut BMKG tidak bisa sampai tanggal penyelenggaraan, tidak ada awan hujan, sehingga harus melakukan WFH untuk mengurangi polusi," kata Setya.
Kedua, pemerintah akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup sebagian jalan di Jakarta. Rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan volume kendaraan di Jakarta saat KTT ASEAN berlangsung.
"Rekayasa lalu lintas ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan emisi kendaraan," tegas Setya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor selama KTT ASEAN berlangsung. Masyarakat diimbau untuk menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki, lanjutnya.
Setya menekankan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Selain dengan menerapkan rencana jangka pendek, pemerintah juga akan melakukan berbagai upaya jangka panjang, seperti uji emisi kendaraan dan pembangunan infrastruktur transportasi publik.
"Kami berharap, dengan berbagai upaya ini, kualitas udara di Jakarta dapat terus membaik," kata Setya.
Karena menurutnya, perhelatan KTT ke-43 ASEAN menjadi momentum terbaik bagi pemerintah untmengambil tindakan serius dalam mengatasi masalah polusi udara di Jakarta. Mengingat KTT ke-43 ASEAN akan menjadi sorotan berbagai media, baik dalam negeri maupun internasional.