Luncurkan PENA Muda, Mensos: Selain Modal, Pendampingan Berkelanjutan Jadi Prioritas

Menteri Sosial Tri Rismaharini, Meluncurkan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Muda (Foto: Dok. Kemensos)

PARBOABOA, Jakarta - Keterlibatan dan partisipasi aktif orang muda dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat masih terus dibutuhkan.

Beragam program pun diluncurkan, baik oleh negara maupun oleh swasta, untuk mewujudkan hal ini.

Menteri Sosial Tri Rismaharini, misalnya, meluncurkan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Muda secara online, Minggu (2/06/2024).

Kehadiran program ini menjadi salah satu sarana pemberdayaan masyarakat agar keluar dari kemiskinan.

Rencananya, anggota PENA Muda bukan hanya mendapatkan bantuan permodalan usaha, tetapi juga pendampingan dalam berusaha.

Di antaranya, pendampingan dalam pengemasan, pemasaran, dan literasi keuangan.

Diketahui, PENA Muda diprioritaskan bagi anak muda berusia 20-30 tahun dan orang tuanya penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Adapun program PENA Muda ini tidak menetapkan syarat khusus bagi yang ingin bergabung.

Cukup memiliki tekad kuat untuk berusaha, keluar dari kemiskinan, dan berupaya meraih kesuksesan.

Sebelum mengikuti program PENA Muda, calon peserta akan menjalani asesmen untuk menentukan apakah mereka diterima atau tidak dalam program tersebut.

Sampai saat ini, ada 500 lebih proposal PENA Muda telah lolos quality control.

Risma mengatakan, setiap orang memiliki hak untuk meraih kesuksesan. Jika seseorang bersungguh-sungguh berusaha  maka dia akan sampai pada puncak keberhasilan.

Dia mengakui bahwa meraih kesuksesan memang tidak mudah dan berbagai tantangan pasti akan menghadang.

Kalau jatuh, katanya, segera bangkit lagi. Kalau gagal harus bangkit dan mulai lagi.

“Begitu seterusnya sampai kegagalan takut mendekati kita,” kata Mensos memotivasi sekitar 1.000 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang disadur dari laman resmi Kemensos, Rabu (5/06/2024).

Program PENA telah melahirkan puluhan ribu wirausahawan sukses, yakni keluarga penerima manfaat (KPM) yang telah berhasil menjalankan usahanya dan mendapat penghasilan di atas upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Keberhasilan ini menjadi alasan bagi mereka untuk tidak lagi menerima bantuan sosial (bansos) atau digraduasi.

Berdasarkan data milik Kemensos, sejak 2023 hingga 30 April 2024, sebanyak 25.360 keluarga penerima manfaat (KPM) telah berhasil digraduasi, atau tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.

Risma berharap, melalui program PENA Muda ini, akan lebih banyak lagi KPM yang berhasil menjalankan usaha sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.

Karya PENA Muda di Pasar

Upaya keberlanjutan dari program ini terus digalakkan. Bahkan Mensos sendiri ikut terlibat.

Dia berupaya keras untuk memasarkan berbagai produk yang dihasilkan KPM PENA Muda.

Saat ini, Kemensos menggandeng Pusat Oleh-oleh Krisna Nusantara yang sangat tersohor di Bali dan kini membuka cabang di Malioboro Mall Yogyakarta.

PENA menyiapkan sebanyak 17 jenis produk kerajinan yang dipasarkan melalui Pusat Oleh-oleh Krisna Nusantara.

Di antaranya, kain dan bordir sasirangan dari Kalimantan Selatan, topi ecoprint, dasi, rompi, baju atasan, sajadah kain batik, kemeja batik, kain batik ciprat empat, dan pouch batik.

Termasuk tempat tisu yang dibuat dari pelepah pisang, gelang, minyak kayu putih dari Pulau Buru, garam spa Kusamba, dan berbagai produk PENA lainnya.

Risma berkomitmen untuk tidak asal-asalan memasarkan produk-produk KPM PENA dan penyandang disabilitas ke Pusat Oleh-oleh Krisna.

Semuanya harus dilakukan secara profesional, baik dari segi kualitas produk maupun kemasannya.

"Karena itu, jika dilihat, hasil karya saudara-saudara kita penyandang disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia sangat bagus dan beragam," jelasnya di Yogyakarta, Jumat (31/5/2024).

Dia pun berterima kasih kepada Ajik Krisna yang telah banyak membantu memasarkan produk-produk penyandang disabilitas dan KPM PENA.

Bantuan seperti ini, jelasnya, sangat berguna karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain memasarkan produk KPM, Kemensos juga turut mengantarkan dua orang penerima manfaat penyandang disabilitas yang diterima bekerja di Pusat Oleh-Oleh Krisna Nusantara..

Keduanya adalah Erwinda dan Fian. Seperti karyawan pada umumnya, sebelumnya mereka juga melalui tahap asesmen dan mendapatkan pelatihan.

Penyandang disabilitas lanjutnya harus disiapkan. Mereka mengerti bahasa isyarat, dilatih baru kita limpahkan ke sini,” kata Mensos Risma.

Sementara Gusti Ngurah Anom atau akrab disapa Ajik Krisna, sebagai pemilik Pusat Oleh-oleh Krisna Nusantara, menyatakan senang jika bisa ikut memasarkan produk-produk KPM PENA karena kualitasnya memang bagus.

Kerja sama dengan Kementerian Sosial selama ini sudah dijalin erat, diharapkan bisa terus ditingkatkan untuk membantu masyarakat.

Dia menerangkan, ada 183 UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang dilibatkan dalam pembukaan gerai di Yogyakarta.

“Yogyakarta menjadi dipilih karena memiliki sisi budaya dan sosial yang hampir sama dengan Bali,” tutupnya.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS