PARBOABOA, Jakarta – Hingga kini Kasus penembakan di tol pintu keluar Bintaro masih masih menjadi misteri. Polisi masih berusaha keras mengungkap motif dan menangkap pelaku penembakan yang menewaskan satu orang tersebut.
Aksi penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) itu menelan korban dua orang yang salah satunya meninggal dunia karena tak mampu bertahan saat dirawat di RS Kramat Jati, Jakarta. Sedangkan seorang korban lainnya mengalami luka tembak dan masih dirawat di RS Kramat Jati.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan menkonfirmasi korban meninggal akibat insiden penembakan tersebut.
"Iya, ada dua orang korban, korban yang awalnya di RS Pelni dibawa ke RS Kramat Jati, namun meninggal dunia. Untuk dugaan kuatnya akibat luka tembak dari senjata api”, kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan saat dihubungi, Sabtu (27/11).
Aksi penembakan itu terjadi di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR), tepatnya di pintu keluar Bintaro, Jakarta Selatan. Aksi dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) pada Jumat (26/11/2021) malam seitar pukul 19.00. Insiden itu melukai dua orang yang satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia usai mendapatkan perawatan medis. Kedau korban mengalami luka tembak pada bagian perut.
- Polisi Sudah Kantongi Identitas Pelaku
Belum diketahui secara pasti kronologi kejadian, namun pihak kepolisian mengatakan sudah mengantongi identitas pelaku penemabakan. Saat ini kepolisian tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku.
"Kami sudah memperoleh beberapa informasi, CCTV juga sudah ada, identitas dari kendaraan yang dipakai pelaku sudah didapatkan," jelas Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol. Azis Andriansyah, , Sabtu (27/11/2021).
Namun demikian, Azis tidak menjelaskan lebih jauh identitas pelaku yang sedang dalam pengejaran polisi tersebut.
Azis mengungkapan saat ini juga masih melakukan pemeriksaan terhadap korban selamat untuk menemukan bukti yang kuat terkait penembakan tersebut. Namun dirinya enggan menjelaskan lebih lanjut karena masih harus melakukan pengembangan dari fakta-fakta di lapangan.
"Jadi kami belum bisa sampaikan untuk lebih jauhnya, karena masih bergerak di lapangan untuk mencari bukti-bukti yang lain, apa motifnya, dan sebagainya," pungkasnya.