PARBOABOA,Sulsel – Sebuah kerangka manusia purba berusia 2.000 tahun dan cap tangan berusia puluhan ribu tahun ditemukan di Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh sekelompok arkeolog. Balai Arkeologi Makassar mengungkap kerangka yang ditemukan berjenis kelamin perempuan dan hidup dengan menyantap hewan buruan secara mentah.
"Mereka cara bertahan hidupnya dengan berburu
binatang. Artinya berburu binatang itu bukan cuman darat saja tetapi binatang
habitat air, seperti kerang, kepiting dan ikan," kata arkeolog Balai
Arkelogi Sulsel, Budianto Hakim saat berbincang dengan detikcom, Jumat (30/7).
Dia mengatakan cara bertahan manusia purba yang
diperkirakan berusia ribuan tahun ini dengan mengkonsumsi hasil tangkapan
secara mentah, meski ada beberapa binatang yang juga dibakar oleh manusia purba
ini. Adapun jenis makanan yang dimakan oleh manusia purba berdasarkan hasil
temuan di sekitar Leang Jarie berupa hewan vertebrata, seperti anoa, babi,
kuskus, tikus, hingga monyet.
"Jadi ada yang dimakan langsung dan ada yang diolah
dengan cara dibakar. Ada tulang-tulang yang ditemukan tidak terbakar. Mereka
sudah mengenal juga mengolah dengan membakar tapi banyak yang dimakan
langsung," sebutnya.
Dikatakannya, meski hunian yang ditemukan berusia 8.000
tahun, tetapi lukisan cap tangan yang ada di goa itu berusia 39 ribu tahun. Dia
juga memprediksi bahwa manusia purba yang tinggal di Leang Jarie hidup secara
berkelompok.
"Jadi mungkin masih ada lapisan yang tua di dalamnya.
Mereka juga hidup berkelompok dari temuan sisa-sisa makanannya," sebut
dia.
"Yang di sana itu (manusia purba Leang Jarie) berjenis
kelamin perempuan dari ciri-cirinya berusia 2.000 tahun dari kerangka
astronesia. Yang usia 8.000 tahun itu kita temukan mata panah bergerigi tertua
untuk sementara. Itu yang tertua sekarang yang ditemukan di Leang Jarie,"
imbuh dia.