PARBOABOA, Jakarta – Perayaan Hari Buruh Internasional atau dikenal sebagai May Day tahun ini agak berbeda. Presiden Prabowo Subianto hadir di tengah-tengah ratusan ribu buruh yang berkumpul di Lapangan Monas pada Rabu, 1 Mei. Dia menjadi presiden kedua setelah Soekarno yang 60 tahun lalu juga pernah hadir di aksi hari buruh.
Prabowo datang sekitar pukul 11.30. Terlihat sejumlah menteri kabinet Merah Putih hadir termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Bidang Politik Budi Gunawan, Menteri Tenaga Kerja Yassierli, Menteri Perlindungan Tenaga Kerja Abdul Kadir Karding, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretarsi Kabinet Teddy Wijaya
Ada yang menarik saat nama Teddy disebut. Massa bersorak gaduh. Dan itu ternyata ‘mengusik’ Prabowo. Sambil bercanda spontan dia mengatakan: ‘Kok lebih banyak sahutannya ke dia daripada untuk Gue nih. Yang presiden itu Gue nih.’ Hadirin pun tertawa.
Acara diawali dengan sambutan sejumlah perwakilan organisasi buruh termasuk Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Dunia atau International Trade Union Confederation (ITUC) Shoya Yoshida, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Eli Rosita Silaban, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja se-Indonesia Jumhur Hidayat, Presiden Serikat Pekerja Konferedasi Seluruh Indonesia Andi Gani Nena Wea dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal.
Prabowo kemudian memberi sambutan selama kurang lebih 30 menit. Banyak hal yang ia sampaikan dan janjikan. Gaya bicara yang terbuka, rileks, dan seringkali dibumbui canda, membuat suasana di tengah terik matahari menjdi lebih cair.
Prabowo berjanji akan segera membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang akan beranggotakan para tokoh buruh dari seluruh Indonesia. Dewan inilah yang akan memberi masukan kepada presiden terkait kebijakan dan regulasi ketenagakerjaan. Dia juga mengatakan akan segera membentuk Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) guna menangani kasus PHK yang sewenang-wenang.
RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) akan dikebut untuk disahkan. Dalam tempo tiga bulan ke depan, RUU ini akan menjadi UU. Selain itu RUU Perlindungan Pekerja Maritim dan Perikanan juga akan segera dibahas.
Prabowo dalam pidatonya yang berapi-api juga mengulangi kembali tekadnya memberantas korupsi.
“Saya tahu ini bukan pekerjaan yang mudah. Ini pekerjaan berat. Setiap hari saya diejek, diancam, dihina dengan berbagai cara — tapi saya tidak takut. Saya sudah katakan sebelumnya: saya rela, siap, dan ikhlas mati demi bangsa dan rakyat saya,” katanya yang disambut riuh rendah massa yang bertepu tangan dan menyebut “Prabowo! Prabowo!”
Marsinah jadi Pahlawan Nasional
Salah satu usulan yang disampaikan para perwakilan organisasi buruh adalah menjadikan Marsinah, aktivis buruh di Sidoarjo Jawa Timur sebagah pahlawan nasional.
Prabowo bercerita jika dirinya pernah ditanya para tokoh masyarakat dan aktivis buruh mengapa tidak ada pahlawan nasional dari kaum buruh.
“Saya bertanya, apakah ada saran siapa yang pantas menjadi pahlawan nasional? Lalu mereka sampaikan ke saya bagaimana kalau Marsinah? Saya katakan asal seluruh pemimpin buruh sepakat [Marsinah dijadikan sebagai pahlawan nasional], saya akan dukung,” katanya disambut sorakan massa yang hadir di aksi buruh.
Marsinah adalah buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur yang bekerja di PT CPS Porong, sebuah pabrik arloji. Pada 8 Mei 1993 Marsinah yang juga aktivis buruh ditemukan tewas di hutan di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk. Pembunuhannya dianggap sebagai pelanggaran HAM berat yang hingga kini belum terselesaikan.
Ia diduga diculik, disiksa, dan dibunuh karena aktif memimpin demonstrasi menuntut kenaikan upah buruh. Meskipun perempuan, Marsinah tidak ragu memimpin aksi bersama rekan-rekan buruhnya.