PARBOABOA – Roman Abramovich merupakan seorang taipan asal Rusia yang mampu merubah nasib Chelsea dalam kurun waktu 19 tahun belakangan ini. Namun, hubungan kerja sama antara keduanya terpaksa harus diakhiri setelah Pemerintah Inggris memberikan sanksi pembekuan aset terhadap Abramovich yang diduga memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin.
Roman Abramovich pun memutuskan untuk melepas kepemilikannya atas Chelsea yang telah menjadi salah satu asetnya sejak 2003.
Ini merupakan salah satu bentuk sanksi ekonomi yang dijatuhkan berbagai negara terhadap Rusia serta para taipan yang terkenal dekat dengan Pemerintah Rusia.
Oleh karena itu, Abramovich lebih memilih menjual Chelsea demi kepentingan seluruh pihak yang berkaitan dengan klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut.
“Seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya, saya selalu mengambil keputusan dengan kepentingan terbaik untuk klub,” kata Abramovich, dikutip dari situs resmi Chelsea.
“Dalam situasi saat ini, karena itu saya telah memutuskan untuk menjual klub. Karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, penggemar, karyawa, sponsor, dan mitra,” tambahnya.
Abramovich yang berusia 55 tahun dikenal sebagai pribadi yang tertutup sepanjang menjadi pemilik The Blues, menurut Sporting News, Kamis (3/3/2022). Ia hampir tidak pernah berbicara di depan umum terlepas dari citra klubnya yang terkenal.
Taipan asal Rusia ini membiarkan orang lain yang berbicara untuknya selama bertahun-tahun, dengan anggota dewan, staf manajerial, dan staf eksekutif mengambil peran yang lebih sering berhubungan dengan publik.
Namun, Abramovich merupakan salah satu orang yang berpengaruh dalam sepak bola Inggris dan Eropa. Kekayaan serta pengawasannya telah merubah nasib Chelsea menjadi salah satu klub yang konsisten menghuni empat besar (The Big Four) di Liga Inggris.
Dirangkum Parboaboa dari berbagai sumber, berikut profil dan biodata Roman Abramovich yang mencakup perjalanan bisnis, kisah cinta, sumber kekayaan, hubungan dengan Putin, dan pembelian Chelsea.
Profil Roman Abramovich
Taipan asal Rusia ini terlahir dengan nama lengkap Roman Arkadievich Abramovich pada tanggal 24 Oktober tahun 1996 di Saratov, Rusia, sekitar 800 kilometer dari ibu kota Moskow.
Abramovich lahir dari pasangan yang berbeda kewarganegaraan, ayahnya bernama Arkady Abramovich merupakan seorang Yahudi dari Israel, sementara ibunya bernama Irina Abramovich Ostrowski merupakan penduduk asli Rusia.
Pada umur tiga tahun Abramovich menjadi anak yatim-piatu karena ibunya meninggal dunia akibat penyakit bakteremia setelah aborsi pada saat ia berusia satu tahun dan dua tahun kemudian setelah ibunya meninggal, sang ayah dikabarkan tewas akibat kecelakan di proyek pembangunan.
Akhirnya, Abramovich dibesarkan oleh Leib pamannya di Ukhtad dan neneknya di Moskow. Sebelum pindah ke Moskow, ia dan saudara perempuannya tinggal di Skyktyvkar, ibu kota Republik Komi.
Roman Abramovich pernah menempuh pendidikan di Institut Industri di Ukthad dan Institut Auto Transport Negeri di Moskow. Setelahnya dia mencoba untuk memulai berbisnis.
“Sebenarnya, saya tidak bisa menyebut masa kecil saya buruk. Anda tidak bisa membanding-bandingkan masa kecil: satu makan wortel, satunya makan permen, terasa enak bagi keduanya. Sebagai anak-anak, Anda tidak bisa membedakannya,” kata Abramovich tentang masa kecilnya kepada The Guardian.
Tidak hanya mengembangkan bisnisnya saja, Roman Abramovich juga diketahui mengikuti kegiatan amal dan mendirikan yayasan di wilayah Chukotka, Rusia. Tujuannya adalah membantu warga sekitar dan anak-anak mendapatkan makanan dan pendidikan yang lebih baik.
Abramovich juga pernah menjabat menjadi gubernur provinsi Chukotka pada 2000. Sejak saat itu dia mulai menginvestastikan uangnya untuk pengembangan sistem pendidikan, rumah sakit, dan perguruan tinggi di Anaydr.
Pada Maret 2004, Roman Abramovich bersama Sibneft menjadi sponsor klub sepak bola CSKA Moskow selama tiga tahun dengan nilai 58 juta dollar AS atau Rp840 miliar. Langkah ini ia lakukan untuk menyangkal tuduhan tidak patriotik setelah ia mengambil alih Chelsea.
Meskipun dia disebut tidak patriotik, Abramovich terpilih sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sepak bola Rusia oleh sebuah majalah Rusia Pro Sport pada akhir Juni 2004 lalu. Satu tahun setelahnya Abramovich memilih untuk menjual seluruh sahamnya di Sibneft.
Di tahun yang sama ia menjadi pemilik baru Gazprom, yang sebelumnya mensponsori klub sepak bola FC Zenit Saint Petersburg, ia mengambil tindakan untuk membatalkan kesepakatan sponsor tersebut.
Roman Abramovich juga memainkan peranan besar dalam membawa Guus Hiddink menjadi pelatih kesebelasan sepak bola Rusia. Dia juga mensponsori sebuah Yayasan di Rusia yang dikenal dengan Akademi Sepakbola Nasional. Dengan tujuan menunjang program-program olahraga bagi remaja di seluruh negeri.
Sedikitnya, lebih dari 15 lapangan sepakbola di berbagai kota dan daerah dibangun. Dana operasional juga diberikan untuk para pelatih, buku-buku pelatihan, renovasi fasilitas olahraga dan membawa para pelatih dan pelajar berpotensi.
Perjalanan Bisnis
Perjalanan Abramovich dalam menekuni dunia bisnis pun berwarna-warni. Di tahun 1988 Roman Abramovich pernah mendirikan sebuah pabrik boneka. Dari bisnis tersebut, usahanya meluas ke berbagai sektor seperti minyak, peternakan babi, dan investasi.
Kemudian pada awal 1990-an sampai 1995, Abramovich sudah berhasil melikuidasi 20 perusahaan dan mendirikan lima perusahaan dagang. Saat itu, ia berkonsentrasi pada perdagangan minyak.
Kemudian pada tahun 1995-1996, Roman Abramovich juga berhasil mendirikan 10 perusahaan lain. Di tahun tersebut Roman juga bekerja sama dengan Boris Berezovsky dalam pembelian saham pengendali perusahaan minyak Sibneft sebesar US$100 juta, yang pada waktu itu bernilai sekitar US$150 juta.
Namun setelah diakuisisi, nilai Sibneft semakin melonjak. Kemudian di tahun 2005, Roman menjual 73% sahamnya di Sibneft kepada perusahaan gas raksasa Gazprom seharga US$13 miliar. Dari penjualan saham tersebut, Roman mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi.
Selain itu, Abramovich terlibat dalam “perang aluminium” pada 1990-an, ketika para pebisnis Rusia berebut kontrol atas industri aluminium yang sangat besar.
Walaupun mengakui terlibat “perang aluminium”, Abramovich mengaku segan ikut rebutan sumber daya itu.
“Setiap tiga hari, seseorang dibunuh (ketika perang aluminium),” kata Abramovich pada 2011.
Kini, Abramovich sudah menjadi konglomerat kelas dunia. Ia memiliki 4 buah kapal pesiar mewah dan sebuah rumah baru seharga US$75 juta. Abramovich juga pernah menggunakan sebagian kekayaannya untuk mendanai pameran fotografi “Quiet Resistance : Russian Pictorial Photography 1900s-1930s”.
Kisah Cinta Roman Abramovich
Roman Abramovich telah menikah dan bercerai tiga kali. Ia menikah dengan Olga Yurevna Lysova pada Desember 1987, mereka bercerai pada 1990. Ia menikah dengan mantan pramugari Aeroflot Rusia, Irina Vyacheslavovna Malandina, pada Oktober 1991. Mereka bercerai pada 2007.
Dia memiliki lima anak dengan Malandina; Ilya, Arina, Sofia, Arkadiy, dan Anna. Pada tanggal 15 Oktober 2006, Irina telah menyewa dua pengacara perceraian terkemuka di Inggris, menyusul laporan tentang hubungan dekat Abramovich dengan Dasha Zhukova yang saat itu berusia 25 tahun, putri seorang oligarki Rusia terkemuka, Alexander Zhukov.
Itu berspekulasi bahwa penyelesaian perceraian yang menghabiskan 6,5 miliar yang diperkirakan, mungkin menjadi rekor tertinggi yang pernah ada di Rusia, bagaimanapun, mereka akhirnya bercerai pada Maret 2007.
Pada tahun 2008, Abramovich menikahi Zhukova, dan mereka memiliki dua putri, Aaron Alexander, seorang putra, dan Leah Lou, seorang putri. Pada Agustus 2017, pasangan itu mengumumkan bahwa mereka akan berpisah dan perceraian mereka selesai pada 2018.
Sumber Kekayaan Roman Abramovich
Roman Abramovich (Roman Arkadyevich Abramovich) adalah miliarder, pengusaha, investor, dan politisi keturunan Israel.
Dia adalah pemilik saham mayoritas "Millhouse LLC" sebuah perusahaan investasi yang menjadi sumber kekayaan utamanya yang membiayai konglomerasi bisnis baja, minyak, termasuk juga klub sepak bola Chelsea yang ia akuisisi di tahun 2003.
Tidak hanya itu saja, mantan suami Dasha Zhukova ini ternyata merupakan sosok politisi dan termasuk salah satu kalangan oligarki Rusia. Pada periode 2000 hingga 2008, Abramovich pun sempat menjabat sebagai gubernur Provinsi Otonom Chukotka, Rusia.
Menurut majalah Forbes, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai 12,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp178 Triliun di tahun 2022, membuat Roman Abramovich sebagai orang terkaya di Israel dan orang terkaya nomor 11 di Rusia, serta masuk daftar orang terkaya ke-142 di dunia.
Pembelian Chelsea
Roman Abramovich datang ke Stamford Bridge pada musim panas 2003. Kala itu, ia mengakuisisi Chelsea dari pemilik sebelumnya, Ken Bates.
Abramovich disebut membeli Chelsea dengan nilai akuisisi sebesar 140 juta paun atau sekitar Rp2,6 triliun pada saat itu. Tak hanya bagi Chelsea, kedatangan Roman Abramovich turut mengubah wajah sepak bola Inggris.
Dilansir dari Goal International, kala itu Chelsea menjadi klub Liga Inggris pertama yang dibeli oleh investor asing menyusul akuisisi yang dilakukan Abramovich.
Bersama Roman Abramovich, Chelsea sukses menjadi kekuatan sepak bola Inggris dan Eropa. Total, The Blues telah meraih 19 gelar juara pada era Abramovich. Semua gelar yang tersedia berhasil mereka raih, mulai dari kompetisi domestik hingga Eropa. Gelar terkini yang diraih Chelsea adalah trofi Piala Dunia Antarklub FIFA 2022.
Kini Roman Abramovich terpaksa menjual klubnya karena Inggris menjatuhkan sanksi kepada pengusaha Rusia yang menginvestasikan uangnya di sana, menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina.
Di bawah komando Roman Abramovich, Chelsea sudah menghasilkan 5 gelar Liga Inggris, 2 Liga Champions, 2 Liga Europa, 5 Piala FA, 3 Piala Liga Inggris, 2 Community Shield, 1 Piala Super Eropa dan 1 Piala Dunia Antarklub.
Hubungan Roman Abramovich dan Vladimir Putin
Isu kedekatan dengan Vladimir Putin membuat Abramovich selalu diintai masalah. Ketika membeli Chelsea pada 2003 lalu, ia diduga melakukannya karena disuruh Putin.
Dugaan tersebut diungkapkan dalam buku Putin’s People tulisan Catherine Belton. Buku ini membuat Abramovich tak senang. Pada 2021 lalu, Abramovich menuntut penerbit buku itu, HarperCollins, atas tuduhan fitnah.
Kedua pihak dilaporkan menyelesaikan masalah ini di luar pengadilan. HarperCollins sepakat untuk membuat sejumlah klarifikasi.
“Uang tidak bisa membelikanmu kebahagiaan, tetapi sejumlah kebebasan? Ya,” kata Abramovich kepada The Guardian pada 2006 lalu.
Pertanyaannya, jika uang bisa membeli “sejumlah kebebasan”, seberapa bebas Abramovich dari Putin?
Asosiasi Abramovich sebagai oligarki pendukung Putin terus-menerus membelitnya, terlebih setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Ketika mengumumkan pembekuan aset Abramovich dan oligarki Rusia lain, Menteri Luar Negeri Inggris Raya Elizabeth Truss mengatakan “Dengan hubungan dekat ke Putin, para oligarki ini ikut bersalah dalam agresinya. Darah rakyat Ukraina membasahi tangan mereka.”
Aset-aset Abramovich berupa rumah, karya seni, dan barangkali yang terpenting, Chelsea FC, dibekukan pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Sanksi Abramovich pun membuat opini publik, khususnya suporter sepak bola, terbelah dua. Meskipun tak sedikit kalangan suporter yang mengkritik kiprah sebuah klub di tangan oligarki Rusia, kebanyakan suporter The Blues membelanya.
Pemerintah Inggris Raya memastikan Abramovich tak akan mendapatkan keuntungan dari penjualan Chelsea.
Sanksi berat itu mesti ditempuh ketika Abramovich menjalankan peran sebagai mediator Rusia-Ukraina, dengan risiko cukup besar hingga meliputi dugaan peracunan.
“Saya harap saya bisa mengunjungi Stamford Bridge untuk terakhir kalinya, demi mengucapkan selamat tinggal kepada kalian secara langsung,” kata Abramovich kepada suporter Chelsea.
Akan tetapi, dalam waktu dekat, harapan Abramovich itu berkemungkinan besar tidak akan bisa dipenuhi. Dalam jangka panjang, akhir perang Rusia-Ukraina pun dapat menjadi penentunya.
Setelah dengan tangguh melalui intrik politik dan bisnis Rusia serta dugaan tindak kriminal di pengadilan Barat, kini Abramovich dihajar huru-hara akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Biodata Roman Abramovich
- Nama Lengkap: Roman Arkadievich Abramovich
- Nama Terkenal: Roman Abramovich
- Tempat Lahir: Saratov, Rusia
- Tanggal Lahir: 24 Oktober 1996
- Usia: 55 tahun
- Kepercayaan: Yahudi
- Kebangsaan: Rusia, Israel, Portugis, Uni Soviet
- Anak: Sofia, Arkady, Leah Lou, Ilya, Arina, Anna dan Aaron Alexander Abramovich
- Mantan Istri: Dasha Zhukova (2008-2017), Irina Malandina (1991-2007), Olga Yurevna Lysofa (1987-1990)
- Instagram: @_roman_abramovich_
- Twitter: @RomanArkadevic
Demikianlah informasi yang telah Parboaboa rangkum dari berbagai sumber terpercaya mengenai profil dan biodata Roman Abramovich, taipan asal Rusia yang merubah nasib Chelsea.