PARBOABOA, Jakarta – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, Jawa Timur, lebih memilih merealisasikan air siap minum dalam kemasan botol dan galon dari pada air minum langsung dari keran, karena membutuhkan investasi yang cukup mahal.
“Tidak mungkin membangun dua pipa jaringan untuk air bersih dan air minum. Karena itu butuh biaya besar, bisa dobel-dobel. Kalau seperti di luar negeri maka harus diganti semua pipanya dan itu butuh waktu lama dan butuh investasi besar,” kata Direktur PDAM Surabaya, Wisnu Aries Cahyono dalam keterangannya di Surabaya, Jatim, Jumat (06/01/2023).
Adapun air siap minum dalam kemasan itu, kata Wisnu, merupakan salah satu program yang baru dikembangkan oleh pihaknya, dan bukan bisnis utama PDAM.
“Untuk air minum kemasan itu sebetulnya pengembangan bisnis saja dari PDAM. Bukan bisnis utama atau core bisnis PDAM, tapi sebuah inovasi,” ujar Wisnu.
Wisnu menjelaskan, saat ini PDAM tengah menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya guna melakukan kajian studi. Sedangkan untuk implementasinya akan dimulai pada semester kedua tahun 2023 dengan nilai investasi mencapai Rp10 miliar.
“Nanti bisa kami pasarkan di organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Surabaya, sekolah yang selama ini membeli air minum kemasan bukan produksi PDAM. Sekarang kami mencoba masuk ke situ. Pemasarannya terbatas. Kami tidak berani memberikan target yang besar,” pungkasnya.
Direktur PDAM Surabaya menambahkan, bahan baku air siap minum dalam kemasan tersebut nantinya berasal dari mata air Umbulan, Pasuruan, bukan bahan baku dari air sungai.