Winda | Islam | 25-12-2023
PARBOABOA - Surat An Nisa merupakan surah ke-3 terpanjang dalam Al-Quran yang terdiri dari 176 ayat yang termasuk dalam surat Madaniyah.
Salah satu ayat dalam surat ini menjelaskan ciri-ciri orang munafik, yaitu surat An Nisa ayat 142.
Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan pentingnya kesesuaian antara niat dan perbuatan.
Perbuatan baik haruslah dilakukan dengan tulus, bukan untuk mencari pengakuan atau pujian dari orang lain.
Ayat ini juga mencatat bahwa hati dan niat seseorang adalah suatu hal yang Allah ketahui sepenuhnya.
Oleh karena itu, integritas dan kejujuran dalam keyakinan dan perilaku sangat penting dalam Islam.
Sebab, Allah SWT sangat membenci dan melaknat kepada umatnya yang memiliki sifat munafik dan khianat.
Agar lebih memahaminya berikut akan disajikan informasi selengkapnya pada artikel di bawah ini. Yuk, disimak hingga akhir!
Berikut terdapat bacaan Surat An ayat 142 latin, Arab, dan artinya:
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
"Innal-munāfiqīna yukhādi'ụnallāha wa huwa khādi'ụhum, wa iżā qāmū ilaṣ-ṣalāti qāmụ kusālā yurā`ụnan-nāsa wa lā yażkurụnallāha illā qalīlā."
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
Berikut ini ada berbagai isi kandungan Surat An Nisa ayat 142, di antaranya:
1. Tidak Jujur
Ayat ini menunjukkan bahwa orang munafik sering kali datang kepada Rasulullah dengan sikap dan kata-kata yang membuat mereka tampak seperti orang yang beriman sepenuh hati.
Mereka berbicara tentang Islam dan hanya percaya oleh Allah SWT, tetapi dalam hati mereka tak beriman atau bahkan merencanakan untuk merusak Islam dari dalam.
Kandungan ini menggarisbawahi kepura-puraan dan ketidakjujuran dalam keyakinan dan komitmen mereka.
2. Niat yang Tidak Tulus
Salah satu poin penting dari ayat ini adalah bahwa hati dan niat orang munafik tidak selaras dengan tindakan dan perkataan mereka.
Mereka mungkin berbicara dengan kata-kata yang baik, tetapi niat mereka adalah untuk mengganggu atau merusak hubungan antar sesama muslim.
Kandungan ini menyoroti pentingnya kejujuran, ketulusan, dan kesesuaian antara niat dan tindakan dalam Islam.
3. Memiliki Sifat Riya
Riya merupakan suatu tindakan melakukan kebaikan dengan maksud agar mendapatkan pujian oleh orang lain dan tampak di mata mereka hebat.
Ini adalah perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan sosial atas perbuatan baik yang dilakukan.
Beberapa ahli tafsir memberikan penjelasan yang berbeda terkait surat ini, antara lain:
1. Tafsir Al-Muyassar
Dalam tafsir ini menjelaskan tentang orang munafik yang memiliki tipu daya terhadap Allah, di mana mereka pura-pura memiliki iman di hadapan publik sementara mereka menyembunyikan kekafiran dalam hati mereka.
Mereka berpikir bahwa Allah tidak akan mengetahui keadaan sebenarnya, padahal Allah benar-benar mengetahui tipu daya mereka dan akan memberikan balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka.
Ketika orang munafik berdiri untuk melaksanakan shalat, mereka melakukannya dengan malas dan tanpa semangat.
2. Tafsir Al-Madinah
Orang munafik sebenarnya menipu Rasulullah dengan berpura-pura memiliki iman sementara menyembunyikan kekafiran mereka.
Ketika orang munafik berusaha untuk melaksanakan shalat, mereka melakukannya dengan berat hati dan lambat, tanpa semangat atau keinginan, karena mereka tidak memiliki iman yang sejati.
3. Tafsir Al-Mukhtashar
Orang munafik juga sebenarnya menipu Allah dengan pura-pura menjadi muslim, sementara mereka menyembunyikan kekafiran.
Namun, sebenarnya Allah-lah yang akan membalas tipu daya mereka. Allah akan memberikan hukuman berat bagi mereka di akhirat.
Ketika mereka berdiri untuk melakukan shalat, mereka melakukannya dengan malas dan tidak antusias.
Mereka hanya mengingat Allah dalam sedikit kesempatan, terutama ketika berada di antara orang-orang mukmin.
Adapun hukum tajwid dalam surat ini yang wajib kamu pelajari, seperti:
Berikut ada beberapa cara untuk mengamalkan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1. Tidak Boleh Berbohong
Salah satu pesan utama dari ayat ini adalah pentingnya kejujuran. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu harus berkomitmen untuk tidak berbohong dalam kata-kata atau tindakan.
Jangan sesekali berkata bohong hanya untuk mengesankan atau memanipulasi orang lain.
2. Tidak Melanggar Janji
Mengamalkan ayat ini juga berarti menjaga janji-janji kamu. Jika kamu berjanji untuk melakukan sesuatu atau menepati komitmen tertentu, usahakan untuk mematuhi janji tersebut.
Melanggar janji adalah bentuk ketidakjujuran dalam tindakan.
3. Menghindari Iri dan Dengki
Ayat ini juga mengingatkan untuk menghindari perasaan iri dan dengki terhadap orang lain. Cobalah untuk merasa bahagia dan bersyukur atas keberhasilan dan kebaikan orang lain tanpa merasa cemburu atau iri.
Ini adalah bagian dari menjalani kehidupan yang tulus dan bebas dari niat yang buruk.
4. Beriman
Ayat ini juga menunjukkan pentingnya beriman kepada Allah dan prinsip-prinsip agama. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.
Pertahankan iman kamu dalam segala situasi dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai agama.
Demikianlah penjelasan tentang surat An Nisa ayat 142, lengkap dengan kandungan, tafsir, tajwidnya.
Untuk mengamalkan surat tersebut, seseorang dituntut untuk selalu berkata jujur dan menghindari niat buruk, seperti iri dan dengki.
Tetap menjaga dan mempertahankan keimanan dalam setiap tindakan dan perkataan, agar Allah selalu memberikan keberkahan bagi umat-Nya.
Editor : Ratni Dewi Sawitri
Tag : #surat an nisa ayat 142 #kandungan surat an nisa ayat 142 #islam #tafsir surat an nisa ayat 142