Ratni Dewi Sawitri | Islam | 07-07-2023
PARBOABOA - Surat Hud adalah surat ke-11 dalam urutan penyusunan Al-Qur'an. Surat ini dinamai berdasarkan kisah Nabi Hud AS, yang diutus oleh Allah SWT kepada kaum 'Ad sebagai pembawa peringatan dan pemberi petunjuk.
Surat Hud terdiri dari 123 ayat dan termasuk dalam golongan surat-surat Makkiyah, yaitu surat-surat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Salah satu ayat yang terdapat dalam surat Hud ini menjelaskan tentang jaminan rezeki dari Allah SWT. Ayat tersebut terdapat dalam surat Hud ayat 6.
Lantas, bagaimana bunyi surat Hud ayat 6 tersebut? Dan apa makna yang terkandung dalam ayat tersebut? Berikut Parboaboa akan memberikan ulasannya. Yuk, simak ulasannya dibawah ini.
Berikut bunyi dan arti Surat Hud ayat 6:
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Surat Hud ayat 6 Latin: Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in).
Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
Surat Hud Ayat 6 memiliki beberapa penerapan tajwid yang perlu diperhatikan dalam membacanya. Berikut adalah beberapa poin tajwid Surat Hud Ayat 6:
Pada kata "wamaa" di awal ayat, terdapat idgham bighunnah (getaran nasal). Ketika membacanya, bibir harus ditekuk ke depan sedikit sehingga menghasilkan bunyi nasal yang terdengar.
Pada kata "binatang", huruf "ba" (ب) diikuti oleh huruf mim (م). Huruf mim ini harus diperpanjang (mad asli) selama dua waktu harakat (alif) penuh. Artinya, huruf mim tersebut harus dibaca dengan melarutkan bunyi "mm" dalam dua waktu harakat.
Penting untuk memperhatikan waqf yang tepat dalam ayat ini, terutama setelah kata-kata yang disampaikan dalam satu napas. Penempatan tanda waqf yang benar akan mempengaruhi pemahaman ayat secara keseluruhan.
Berikut ini adalah beberapa tafsirnya:
"Dan tidak satu pun makhluk yang bergerak dan bernyawa, yang melata, merayap atau berjalan di muka bumi ini melainkan semuanya telah dijamin Allah rezekinya. Semua makhluk itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah kejadiannya.
Dia mengetahui tempat kediamannya ketika hidup di dunia dan mengetahui pula tempat penyimpanannya setelah mati. Semua itu sudah tertulis dan diatur serapi-rapinya dalam Kitab yang nyata, yaitu Lauh mahfuz, perihal perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.
Sesungguhnya Allah telah menjamin rizki semua makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui tempat tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan mengetahui tempat dimana ia akan mati. Semua itu sudah tertulis di satu kitab di sisi Allah yang sudah menerangkan semua itu.
Tidak ada makhluk yang hidup di bumi ini melainkan rezekinya dijamin oleh Allah sebagai wujud kemurahan-Nya kepada makhluk. Dia mengetahui tempat tinggalnya di bumi dan mengetahui tempat di mana ia akan mati. Setiap makhluk hidup bersama rezekinya, tempat tinggalnya dan tempat matinya semuanya tercatat di dalam kitab yang jelas, yaitu Lauḥ Maḥfuẓ.
Dan bagian dari keluasan ilmu, kesempurnaan kuasa, dan pehatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya; Allah menjamin setiap makhluk yang ada di muka bumi, Dia memberinya rezeki, mengetahui dimana ia tinggal selama hidupnya, baik itu di sarang, liang, atau gua-gua; dan Allah mengetahui tempat ia nanti setelah mati. Semua ini tertulis dalam lauhul mahfudz yang mencatat segala hal kecil dan besar.
Tidak satu pun hewan yang bergerak di bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat tinggalnya} tempat tinggalnya di bumi {dan tempat penyimpanannya} tempat dimana dia dikubur ketika mati {Semua itu dalam kitab yang nyata} Lauhil Mahfuz
Semua yang merayap di muka bumi berupa manusia, binatang darat atau laut maka Allah telah menjamin rizki dan makanan mereka, rizki merka telah menjadi kewajiban Allah “dan dia mengetahui tempat berdiamnya binatang itu dan tempat penyimpanannya”.
Maksudnya, Dia mengetahui tempat berdiam diri bintang binatang ini yaitu rumah tempat tinggalnya dan perlindungannya, dan mengetahui tempat penyimpannanya yaitu tempat dimana ia berpindah kepadanya pada waktu pulang perginya dan kondisi-kondisi tertentunya.
”semuanya” seluruh perincian tentang keadaanya “tertulis dalam kitab yang nyata” yakni lauh Mahfuzh yang meliputi seluruh peristiwa yang terjadi di langit dan bumi.
Semuanya diliputi oleh ilmu Allah di catat oleh penaNya, berlaku padanya kehendakNya dan dicukupi olehNya rizkinya. Hendaknya manusia tetap tenang kepada jaminan Allah yang menjamin rizkinya dan yang ilmuNya meliputi Dzat dan sifat sifatNya.
Quran surat Hud ayat 6 latin mengandung perintah tentang jaminan rezeki dari Allah SWT. Semua makhluk hidup di dunia ini, seperti manusia, binatang melata, binatang merayap, dan makhluk ciptaan Allah lainnya semua sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.
Berikut ini adalah kandungan Surat Hud Ayat 6:
Ayat ini menekankan keagungan Allah sebagai pemberi rezeki kepada semua makhluk hidup di bumi. Tidak ada binatang melata pun yang terkecuali dari pemberian rezeki-Nya. Ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah dalam menyediakan kebutuhan setiap makhluk-Nya.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memiliki pengetahuan yang tak terbatas. Dia mengetahui dengan sempurna di mana setiap makhluk berada, termasuk tempat berdiam dan penyimpanannya. Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.
Ayat ini menyebutkan tentang kitab yang nyata, yaitu Lauh Mahfuzh. Lauh Mahfuzh adalah kitab yang berisi segala sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah sejak awal, termasuk takdir dan nasib makhluk hidup. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan dalam ketentuan-Nya.
Ayat ini menunjukkan bahwa semua yang ada di dunia ini, termasuk pemberian rezeki kepada makhluk hidup, memiliki ketentuan dan rencana yang teratur.
Allah mengetahui tempat berdiam dan penyimpanan rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Ini menggambarkan kebijaksanaan dan pengaturan Allah yang sempurna.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memiliki kehendak yang mutlak dalam mengatur alam semesta. Semua yang terjadi, termasuk pemberian rezeki, adalah bagian dari ketetapan dan rencana-Nya yang tercantum dalam kitab yang nyata.
Surat Hud ayat 6 berhubungan dengan kisah Nabi Hud AS dan kaum 'Ad. Surat ini memberikan peringatan dan pengajaran tentang kebesaran Allah SWT, hukuman yang menimpa kaum-kaum terdahulu yang ingkar, dan pentingnya beriman serta taat kepada Allah. Ayat 6 sendiri menekankan bahwa Allah akan menjamin setiap rezeki makhluknya.
Demikianlah ulasan tentang surat hud ayat 6 beserta dengan tafsir, kandungan dan asbabun nuzulnya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Editor : Sari
Tag : #al quran #surat hud ayat 6 #islam #tafsir surat hud ayat 6 #kandungan surat hud ayat 6 #tajwid surat hud ayat 6