PARBOABOA,Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya meminjam gedung untuk dipakai menjadi gedung isolasi, yang memiliki tempat tidur terbuat dari kardus atau cardboard bed, dari pihak swasta.
Bantuan itu datang dari Yayasan Sumber
Pengayoman Sejati (SPS) dan PT Surabaya Mekabox (SMB). Yayasan SPS memberikan
bantuan berupa peminjaman gedung. Sedangkan, PT SMB, memberikan bantuan berupa
500 buah cardboard bed.
Cardboard bed merupakan ranjang yang terbuat
dari kardus bergelombang. Tempat tidur ini juga digunakan para atlet Olimpiade
Tokyo 2020.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan
pinjaman gedung ini merupakan bukti bahwa gerakan Surabaya Memanggil tidak
hanya menghasilkan donasi berupa uang, alat kesehatan, kebutuhan pokok, maupun
tenaga.
"Saya matur nuwun (terima kasih) kepada
warga Surabaya. Rumah sehat harus kita bentuk untuk menjaga kelurahan kita
masing-masing," kata dia, Senin (26/7).
Mill Head PT SMB David Alexander mengatakan
cardboard bed tersebut sangatlah efisien karena dapat dibongkar-pasang dengan
gampang. Bahan bajunya juga ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
"Tempat tidur ini juga bisa untuk isoman.
Terbuat dari karton dan kardus sehingga ramah lingkungan. Tempat tidur yang
rusak bisa kita daur ulang kembali untuk menjadi tempat tidur yang bagus,"
kata dia.
Dengan berat tak lebih dari 12 kilogram, ia
menyebut satu cardboard bed ini mampu menahan beban maksimal hingga 200
Kilogram.
Bantuan 500 bed itu sebagian besarnya akan
diserahkan ke Pemkot Surabaya. Sementara, 100 buah lainnya akan ditempatkan di
gedung milik Yayasan SPS.
Gedung yang akan dijadikan sebagai tempat
isolasi pasien Covid-19 itu merupakan gedung SMK Kristen Harapan Sejati,
Lontar, Kecamatan Sambikerep.
Dua dari lima lantai bangunan tersebut, yakni
lantai tiga dan lima, rencananya dipakai untuk menampung 105 pasien isolasi.
"Kami senang bisa dapat berpartisipasi dan
ikut ambil bagian. Kami akan menyerahkan gedung SMK ini sebagai tempat isolasi.
Dengan harapan yang besar supaya kita semua bisa bergandeng tangan memutus
rantai penularan Covid-19," kata Ketua Yayasan SPS bidang pendidikan
Monica Suryani.