PARBOABOA - Pria yang diulas dalam film dokumenter Netflix The Tinder Swindler tidak akan bisa lagi beraksi di aplikasi kencan. Tinder telah mengumumkan bahwa pihaknya sudah memblokir Shimon Hayut.
Dalam sebuah pernyataan, Tinder mengatakan kalau sudah memblokir akun Shimon Hayut atau Simon Leviev untuk beraktivitas di aplikasi mereka lagi.
"Kami telah melakukan penyelidikan internal dan dapat mengonfirmasi bahwa Simon Leviev tidak lagi aktif di Tinder dengan nama aliasnya yang diketahui," kata Tinder dalam sebuah pernyataan kepada Variety, Jumat (4/2/2022).
Saat film itu dirilis pada Rabu, 2 Februari 2022, ternyata Simon Leviev masih aktif di Tinder. Bahkan dia masih aktif di akun Instagramnya dengan jumlah pengikut lebih dari 200 ribu pemilik akun.
Tapi nggak cuma itu aja, banyak akun fake bermunculan yang mengaku kalau jadi korban rekayasa film dokumenter Netflix. Dalam salah satu postingan akun itu mengatakan:
“Terima kasih banyak untuk dukungan kalian. Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih untuk mempercayai saya. Saya butuh waktu untuk memproses pertunjukan Netflix dan semua kebohongan yang dibuat musuh-musuh saya. Sisi asli saya segera,” tulis seseorang mengaku bernama Simon Leviev di salah satu akun penipu itu.
Dalam film dokumenter itu, setidaknya ada tiga dari korban ditampilkan dalam film berdurasi 114 menit, yang disutradarai oleh Felicity Morris.
Dikutip dari Variety yang mengaku mendapatkan kabar eksklusif bahwa Netflix tengah terlibat pembicaraan dengan produser untuk mengadaptasi dokumenter ini menjadi film cerita panjang.
Mengutip laman Tudum milik Netflix, Times of Israel mengestimasikan Leviev alias Hayut, berhasil menggondol USD 10 juta (sekitar Rp 143 miliar) dari aksinya.
Tinder Swindler yang tayang perdana pada 2 Februari 2022 menampilkan wawancara dengan beberapa perempuan yang mengklaim bahwa mereka ditipu ratusan ribu dolar oleh Shimon. Dia berpura-pura menjadi putra raja berlian Rusia-Israel, Levi Leviev, penduduk asli Bnei Brak, Israel, dan memikat perempuan dengan kencan pertama yang mewah.
Jurus berikutnya ialah memberi tahu teman kencannya bahwa dia menerima ancaman dari musuh yang kejam di industri berlian. Ujungnya, Shimon memelas dan mengatakan bahwa nyawanya terancam.
Shimon lalu meminta para perempuan itu untuk membuka kartu kredit atas nama mereka dan memberikan kartu itu padanya. Sebab, dia tidak dapat menggunakan kartunya sendiri demi keamanan.
Menurut Polisi Israel dan Interpol, Shimon telah menipu banyak perempuan hingga ribuan dolar. Surat kabar Israel Haaretz menyatakan bahwa Shimon sebelumnya dihukum karena menipu tiga perempuan Finlandia dan menjalani hukuman tiga tahun penjara sebelum dibebaskan dengan jaminan dan menghilang pada 2017.
Di 2017, ia ditangkap dan dihukum di Finlandia karena menipu wanita lalu dikembalikan ke Israel. Namun Simon lolos dan melarikan diri lagi dengan menggunakan identitas baru untuk melanjutkan "karirnya" sebagai penipu.
Tahun 2019, Simon ditangkap lagi dan menjalani hukuman penjara. Meski begitu, hukumannya hanya berlangsung lima bulan dari seharusnya 15 bulan.
Pemotongan itu memiliki alasan sebagai "bagian dari program yang bertujuan untuk mengurangi populasi penjara di tengah kekhawatiran wabah virus corona di antara narapidana."
Kini The Tinder Swindler telah berhasil masuk dalam Top 10 di AS dan Inggris. Sedangkan di Indonesia, film ini masih menempati posisi kedua setelah serial Korea ‘All of Us Are Dead’.