PARBOABOA, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Cuaca ekstrem ini berupa hujan lebat yang disertai kilat atau petir, puting beliung, hingga hujan es.
Dampaknya adalah banjir, genangan, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, dan yang lainnya.
Adapun wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem yakni Papua Barat, Maluku Utara, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sumatra Barat.
Kemudian, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di samping itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah.
Daerah itu meliputi Kalimantan Tengah dengan 8 titik, Kalimantan Barat 73 titik, Kalimantan Timur 9 titik, serta Nusa Tenggara Timur (NTT) 15 titik.
Diketahui, Indonesia kini tengah dilanda bencana kekeringan akibat fenomena El Nino yang puncaknya bakal terjadi pada bulan Oktober-November 2023.
Tak hanya kekeringan, El Nino ini juga menimbulkan dampak lain, yaitu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir.
Hal tersebut terjadi karena Indonesia dipengaruhi oleh dua samudra serta topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa.
9 Kabupaten di NTT Alami HTH
BMKG menginformasikan bahwa ada 9 kabupaten di NTT yang mengalami hari tanpa hujan (HTH) hingga lebih dari 60 hari.
Ke-9 wilayah ini di antaranya adalah Kab. Sikka (sekitar Magepanda), Kab. Sabu Raijua (sekitar Daieko), dan Kab. Kupang (sekitar Sulamu dan Batulita).
Lalu, wilayah selanjutnya yakni Kab. Ende (sekitar Sokoria/Maukaro), Kab. Sumba Timur (sekitar Malahar dan Kamangguh), serta Kab. Rote Ndao (sekitar Busalangga).
Kemudian, Kab. Lembata (sekitar) Nagawutung), Kan. Belu (sekitar Motabuik/Atambua, Fatulotu, Fatubenao), dan Kota Kupang (sekitar Manulai II dan Staklim NTT).
HTH terjadi karena curah hujan di wilayah tersebut berada di kategori rendah dengan kisaran 0-20 mm.
Akibatnya, ke-9 kabupaten mengalami pengurangan ketersediaan air, kelangkaan air bersih, bahkan meningkatnya kerawanan karhutla.
Atas kondisi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT meminta seluruh masyarakat untuk memastikan puntung rokok yang dibuang telah padam total.
Selanjutnya, apabila hendak membuka lahan pertanian, BPBD mengimbau agar warga tak melakukan aktivitas yang membuat kebakaran.
Editor: Maesa