PARBOABOA, Jakarta - Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu. Perubahan cuaca yang kadang hujan kadang panas, ternyata bisa berdampak pada kesehatan masyarakat.
Terutama untuk anak-anak, lansia, dan mereka yang punya penyakit kronis, cuaca yang berubah-ubah bisa memicu masalah kesehatan.
Tapi, bukan berarti orang yang lebih muda tidak terpengaruh. Semua bisa terkena dampaknya, tergantung bagaimana kita menjaga kesehatan tubuh, imunitas, dan pola hidup.
Di Indonesia, kita mengenal dua musim utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Dari kedua musim ini, ternyata ada beberapa macam cuaca yang memiliki dampak berbeda bagi kesehatan.
Dampak Cuaca Pada Kesehatan
Cuaca merupakan kondisi atmosfer di suatu lokasi dan waktu tertentu, yang meliputi berbagai aspek seperti suhu, tingkat kelembapan, kecepatan angin, serta curah hujan.
Semua elemen ini saling mempengaruhi, sehingga menghasilkan variasi cuaca yang beragam di berbagai wilayah dan memiliki dampak bagi kesehatan.
Mengutip dari laman resmi Kementrian Kesehatan (Kemenkes), cuaca panas ekstrem memiliki dampak pada kesehatan tubuh.
Yang paling umum adalah dehidrasi, heatstroke, dan iritasi kulit. Gejalanya bisa berupa kelelahan, kulit yang terasa kering, dan warna air kencing yang berubah menjadi lebih keruh.
Tanda-tanda ini menandakan tubuh kita kekurangan cairan dan mulai terpengaruh oleh panas yang berlebih.
Selain itu, sakit kepala sebelah atau migrain juga sering dialami akibat paparan panas matahari atau terpapar polusi yang berlebihan.
Banyak orang tidak menyadari bahwa berada di bawah terik matahari terlalu lama atau terkena polusi bisa langsung memicu rasa sakit di kepala yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tak hanya itu, cuaca panas juga sering menimbulkan keluhan panas dalam, yang diperparah dengan konsumsi makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas.
Kombinasi panas dari luar dan makanan yang kita konsumsi dapat membuat tubuh kita semakin tidak nyaman.
Yang paling mengkhawatirkan adalah risiko demam tinggi akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.
Suhu tubuh bisa meningkat drastis, dan jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berbahaya dan merusak otak serta organ-organ vital dalam tubuh kita.
Cuaca dingin ekstrem tidak kalah berbahayanya. Suhu dingin bisa menyebabkan hipotermia, yaitu kondisi dimana suhu tubuh turun di bawah normal.
Hal ini bisa membahayakan nyawa jika tubuh tidak mendapatkan kehangatan yang cukup.
Cuaca dingin juga sering memperburuk kondisi pernapasan, seperti asma dan meningkatkan risiko terkena flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya.
Selain itu, perubahan kelembapan juga mempengaruhi kesehatan. Kelembapan tinggi membuat udara terasa lebih berat dan sulit dihirup, terutama bagi penderita asma atau penyakit paru-paru.
Sebaliknya, kelembapan yang terlalu rendah bisa menyebabkan kulit kering, iritasi mata, dan memperburuk alergi.
Tekanan udara yang berubah-ubah juga bisa memicu sakit kepala atau migrain. Beberapa orang sangat sensitif terhadap perubahan tekanan atmosfer, sehingga perubahan ini bisa memicu nyeri di kepala atau sendi, terutama bagi penderita arthritis.
Saat musim hujan, risiko penyakit menular seperti demam berdarah dan malaria sangat meningkat, terutama di Indonesia.
Genangan air setelah hujan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk pembawa penyakit.
Selain itu, cuaca lembap dan dingin selama musim hujan juga bisa mempercepat penyebaran virus flu.
Terakhir, polusi udara sering kali lebih buruk pada cuaca kering dan berangin. Polusi ini memperparah penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Untuk melindungi diri dari dampak cuaca, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
Pertama, selalu jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak air, terutama saat cuaca panas.
Pakailah pakaian yang sesuai dengan cuaca, misalnya pakaian ringan saat panas atau pakaian hangat saat dingin.
Kurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem, dan pastikan lingkungan sekitar tetap bersih agar tidak ada genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Perubahan cuaca adalah hal yang wajar, tapi dengan menjaga pola hidup yang sehat dan waspada, kita bisa mengurangi dampaknya terhadap kesehatan kita.
Editor: Rista