PARBOABOA, Pematangsiantar - Amerika Serikat dilaporkan bakal mengatur ulang hubungan dengan Arab Saudi pasca-pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi demi mendapatkan minyak.
Dilansir CNN, Sabtu (11/6/2022), dampak perang Rusia dan Ukraina menyebabkan meroketnya harga serta ketersediaan minyak dan gas bumibumi, khususnya AS.
Mengutip sumber pejabat AS, CNN mengungkap bahwa Presiden Joe Biden dijadwalkan berkunjung ke Arab Saudi dalam rangkaian tur Timur Tengah pada Juli mendatang. Menurut sumber pejabat lainnya, Biden akan terbang langsung dari Israel ke Saudi.
Di sana ia disebutkan bakal memulihkan hubungan bilateral kedua negara dengan menemui Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
"Kedua pihak memutuskan, demi mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, kita perlu melaluinya," demikian pernyataan seorang sumber pejabat senior AS.
Komentar itu merujuk pada kasus pembunuhan Khashoggi pada 2018 lalu di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, yang kemudian mengegerkan dunia.
Akan tetapi, meski siap memulihkan hubungan dengan negeri kerajaan itu, Biden akan tetap mengangkat kasus pembunuhan Khashoggi dalam pembicaraannya dengan MBS.
MBS, yang dianggap sebagai pemimpin de facto Arab Saudi, dituduh AS terlibat dalam pembunuhan kolumnis surat kabar The Washington Post itu karena kerap mengritik kebijakannya.
Menurut laporan CNN, Biden bersedia mengesampingkan isu-isu yang menjadi penghalang hubungan kedua negara agar Saudi mau menggenjot produksi minyak guna mengendalikan lonjakan harga.
Sementara itu seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan, Arab Saudi, Israel, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya akan membahas agenda penting mencakup mengakhiri perang dan menciptakan stabilitas di kawasan melalui diplomasi.
Biden saat ini tengah menghadapi tekanan dalam negeri yang membuat popularitasnya merosot jauh.
Hasil survei terbaru menunjukkan tingkat popularitas Biden berada di tingkat paling rendah jika dibandingkan dengan presiden-presiden AS sebelumnya.
Itu karena pemerintahan Negeri Paman Sam sedang menghadapi sejumlah isu serius di dalam negeri, termasuk inflasi tak terkendali, kenaikan harga bahan bakar, tingkat kejahatan yang meningkat, gelombang imigran ilegal, dan kebijakan luar negeri yang agresif.