Greta Thunberg Dihentikan Militer Israel Saat Hendak Kirim Bantuan ke Gaza

Kapal Madleen yang ditumpangi Thunberg bersama 11 aktivis internasional yang diberhentikan militer Israel. (Foto: Instagram/@gretathunberg)

PARBOABOA, Jakarta - Sebuah kapal bantuan kemanusiaan bernama Madleen, yang ditumpangi aktivis iklim Greta Thunberg dicegat militer Israel pada Minggu (08/6/2025) ketika tengah menuju Jalur Gaza. 

Kapal tersebut membawa pasokan makanan serta perlengkapan penting lainnya bagi warga Palestina yang terdampak krisis kemanusiaan akibat agresi militer di wilayah tersebut.

Rekaman video yang beredar menunjukkan saat kapal dihentikan secara paksa, sementara Thunberg dan sejumlah aktivis lainnya dilaporkan telah diculik di perairan internasional. 

Dalam video yang diunggah kemudian oleh kelompok Freedom Flotilla Coalition, Thunberg menyampaikan pernyataan bahwa dirinya dan sejumlah aktivis telah diculik tentara Israel.

"Nama saya Greta Thunberg dan saya dari Swedia. Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel, atau pasukan yang mendukung Israel," ujarnya.

Ia juga mengajak semua teman, keluarga, dan kawan untuk menekan pemerintah Swedia agar membebaskan dirinya dan sejumlah aktivis lain sesegera mungkin.

Thunberg dikenal secara global sebagai ikon gerakan iklim, namun keterlibatannya dalam misi kemanusiaan ke Gaza menunjukkan sikap solidaritasnya terhadap penderitaan warga di sana. 

Ia mengaku tergerak oleh kondisi kelaparan dan kehancuran yang terus meluas akibat pengepungan yang disebutnya sebagai tindakan penindasan sistematis.

Pernyataan Israel

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Israel mengeluarkan pernyataan usai insiden itu dengan menyebut bahwa kapal tersebut telah “berlayar dengan selamat menuju pesisir Israel.” 

Pihaknya juga menghimbau agar para penumpang diharapkan segera kembali ke negara asal.

Namun dalam pernyataan yang sama, kementerian itu juga menyindir para aktivis dengan menyebut kapal tersebut sebagai “kapal pesiar swafoto” yang hanya bertujuan mencari perhatian publik. 

Israel juga mengklaim bahwa bantuan yang dibawa kapal Madleen tidak sebanding dengan jumlah bantuan yang sudah mereka salurkan ke Gaza melalui jalur resmi.

“Lebih dari 1.200 truk bantuan telah memasuki Gaza dari Israel dalam dua minggu terakhir,” klaim mereka. 

“Ada cara untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza-tidak melibatkan swafoto Instagram,” lanjut mereka di unggahan yang sama.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka menyebut para aktivis di atas kapal sebagai “juru bicara propaganda Hamas.” 

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan kapal mencapai tujuan dan telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengambil langkah apa pun yang diperlukan guna menghentikan armada tersebut.

Diketahui sebelumnya, Kapal Madleen, berbendera Inggris dan dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, berangkat dari Italia pada 1 Juni 2025. 

Misi mereka bertujuan menantang blokade laut yang diberlakukan Israel atas Jalur Gaza yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan sebelum pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

Kelompok pengelola kapal juga melaporkan insiden penggunaan zat kimia tak dikenal yang dijatuhkan pesawat nirawak sebelum kapal dicegat. Setelah insiden tersebut, semua kontak dengan relawan di kapal pun terputus.

Dalam unggahan terakhirnya di Instagram sebelum dicegat, Thunberg menegaskan bahwa misi tersebut bukan tentang dirinya maupun para aktivis di kapal.

“Sangat penting untuk diingat bahwa misi ini bukan tentang kita atau kapalnya. Ini tentang genosida, blokade, dan penindasan sistematis terhadap warga Palestina,” tulisnya.

Ia juga menyerukan dukungan global terhadap perjuangan rakyat Palestina dan menekankan pentingnya mengakhiri keterlibatan dengan entitas yang melanggar hak asasi manusia.

“Orang-orang di Gaza tidak membutuhkan siapa pun untuk datang dan menyelamatkan mereka, mereka membutuhkan kita untuk memperkuat dan mendukung perjuangan mereka demi keadilan,” tutupnya.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS