PARBOABOA, Jakarta – Gunung Papandayan dikenal luas sebagai salah satu destinasi wisata alam terbaik di Jawa Barat.
Dengan ketinggian sekitar 2.665 meter di atas permukaan laut, gunung berapi aktif ini menghadirkan kombinasi panorama kawah, hutan unik, padang bunga edelweiss, hingga area berkemah dengan langit malam yang indah.
Lokasinya berada di Kabupaten Garut dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar tiga jam dari Bandung.
Keunggulan utama Papandayan terletak pada aksesibilitasnya. Berbeda dengan gunung-gunung lain yang membutuhkan stamina tinggi, jalur pendakian Papandayan relatif landai dan ramah untuk berbagai kalangan.
Hal ini membuatnya menjadi pilihan menarik, baik untuk pendaki pemula, wisata keluarga, maupun wisatawan yang sekadar ingin menikmati keindahan pegunungan tanpa mendaki terlalu jauh.
Kawasan Kawah dan Hutan Mati
Sesampainya di area pendakian, pengunjung akan langsung disambut oleh Kawah Papandayan. Kawah ini masih aktif dan mengeluarkan asap belerang secara terus-menerus.
Bau belerang cukup tajam, tetapi justru menjadi ciri khas kawasan ini. Tebing kawah yang luas berpadu dengan kepulan asap putih menghadirkan pemandangan yang dramatis.
Tak heran banyak wisatawan menganggap momen berada di dekat kawah sebagai pengalaman langka karena bisa menyaksikan aktivitas geologi secara nyata.
Tidak jauh dari kawah, terdapat Hutan Mati yang menjadi ikon Papandayan. Kawasan ini terbentuk akibat letusan besar pada tahun 1772 yang memusnahkan vegetasi di sekitarnya.
Letusan tersebut tercatat sebagai salah satu yang terdahsyat di Indonesia, menghancurkan desa-desa di sekitar kaki gunung dan menimbulkan korban jiwa. Hingga kini, sisa-sisa letusan masih bisa disaksikan melalui pepohonan kering yang tampak seperti arang.
Pohon-pohon itu berdiri kaku, tanpa daun, dengan warna hitam pekat yang kontras dengan langit biru dan kabut tipis.
Sekilas, pemandangannya terlihat gersang, tetapi justru di situlah daya tariknya. Hutan Mati menghadirkan nuansa misterius sekaligus estetik, sehingga menjadi spot favorit untuk berfoto maupun sekadar menikmati keheningan alam.
Pada musim tertentu, kabut tipis menutupi kawasan ini, menambah kesan dramatis yang seolah membawa pengunjung ke dunia lain.
Padang Edelweiss dan Camping Ground
Setelah melewati Hutan Mati, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Tegal Alun. Area ini terkenal sebagai padang edelweiss terluas di Indonesia.
Edelweiss, yang sering disebut bunga abadi, tumbuh hampir di seluruh area Tegal Alun. Hamparan putih kehijauan sejauh mata memandang memberikan kesan menenangkan dan memikat hati siapa pun yang datang.
Banyak pengunjung memilih beristirahat di sini lebih lama untuk menikmati udara segar dan pemandangan yang jarang ditemui di tempat lain. Tidak berlebihan jika Tegal Alun dianggap sebagai salah satu keindahan utama Gunung Papandayan.
Selain panorama siang hari, Papandayan juga menawarkan pengalaman malam yang berkesan. Terdapat camping ground yang luas dan relatif mudah dicapai dari jalur utama.
Tempat ini sering dipilih wisatawan untuk bermalam karena fasilitasnya cukup memadai dan aman untuk keluarga maupun pendaki pemula.
Saat malam tiba, langit Papandayan biasanya dipenuhi bintang, jauh lebih jelas dibandingkan pemandangan di perkotaan.
Suasana dingin khas pegunungan ditambah pemandangan bintang-bintang menjadikan kegiatan berkemah di Papandayan sangat istimewa. Tidak jarang pula para fotografer datang khusus untuk mengabadikan fenomena Milky Way dari area ini.
Akses, Tiket Masuk, dan Aktivitas Lain
Gunung Papandayan berlokasi di Kecamatan Cisurupan, sekitar 70 kilometer dari pusat Kota Bandung dan 15 kilometer dari pusat Kota Garut.
Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum untuk mencapai pintu masuk. Jalannya sudah cukup baik, meskipun di beberapa titik terdapat tanjakan yang cukup curam.
Harga tiket masuk kawasan wisata Papandayan bervariasi tergantung hari dan jenis kendaraan.
Untuk wisatawan domestik, tiket masuk biasanya berada di kisaran Rp30.000–Rp35.000 per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara bisa mencapai Rp200.000. Bagi yang membawa kendaraan pribadi, terdapat tambahan biaya parkir sesuai jenis kendaraan.
Selain menjelajahi kawah, Hutan Mati, dan Tegal Alun, pengunjung juga bisa melakukan berbagai aktivitas lain.
Banyak wisatawan yang datang khusus untuk fotografi alam, baik di siang hari maupun malam hari. Ada pula yang memilih untuk bersepeda gunung di jalur sekitar, atau sekadar menikmati kuliner khas Garut di warung-warung yang tersedia di dekat pintu masuk.
Bagi wisata keluarga, Papandayan sering dijadikan lokasi edukasi untuk memperkenalkan anak-anak pada fenomena alam dan keanekaragaman hayati pegunungan.
Dengan perpaduan kawah aktif, Hutan Mati yang unik, padang edelweiss luas, pengalaman berkemah di bawah langit penuh bintang, serta akses yang cukup mudah, Gunung Papandayan menghadirkan paket lengkap wisata alam dalam satu kawasan.
Keindahan dan keunikannya membuat Papandayan tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Garut, tetapi juga salah satu destinasi wisata alam unggulan di Indonesia.