PARBOABOA, Simalungun – Kasus hepatitis yang menyerang ibu hamil di Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), meningkat signifikan. Tercatat pada Agustus-September 2023, terdapat 46 kasus yang terkonfirmasi.
Angka ini meningkat jauh dibandingkan dengan periode Januari hingga Juli 2023 lalu, yang hanya mencatat 13 kasus.
Rohanta Saragih, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinkes Simalungun, menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha keras untuk mengurangi jumlah penderita hepatitis di Kabupaten Simalungun.
Namun, tantangan yang dihadapi adalah minimnya alokasi anggaran dari Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Hal ini mengakibatkan penanganan hepatitis pada ibu hamil di puskesmas masih berupa rujukan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.
"Sementara untuk bayi, sudah kita siapkan vaksin. Setelah bayinya lahir akan kita berikan vaksin," imbuh Rohanta, Jumat (13/10/2023).
Hepatitis adalah penyakit yang dapat menyerang hati dan dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E. Penularan hepatitis dari ibu hamil ke bayi dapat terjadi tergantung pada jenis hepatitis yang diderita oleh ibu.
Namun, saat ini, hepatitik B dan C masih mendominasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C, dan setiap tahun ada satu juta orang yang meninggal karena hepatitis.
Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa penderita Hepatitis B dan C diperkirakan mencapai 20 juta orang.
Sekitar 7,1 persen atau sekitar 18 juta orang di Indonesia menderita penyakit Hepatitis B, sementara sekitar 1 persen atau sekitar 2,5 juta orang terinfeksi Hepatitis C.
Sementara itu, menurut Center for Disease Analysis (CDA) Foundation, angka kematian akibat hepatitis B di Indonesia mencapai 51,100 setiap tahun, dan kematian akibat hepatitis C sebesar 5,942 tiap tahun pada tahun 2016.
Dengan angka ini, tindakan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan hepatitis sangatlah penting.
Untuk mencegah penularan, bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B perlu mendapatkan vaksinasi hepatitis B dalam 12 jam pertama setelah lahir, diikuti dengan pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIG).
Penularan hepatitis C dari ibu hamil ke bayi jarang terjadi, namun risiko ini tidak nol, terutama jika ibu hamil memiliki tingkat viremia (jumlah virus dalam darah) yang tinggi.
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C, tetapi ibu hamil dengan hepatitis C harus mendiskusikan tindakan pencegahan dengan dokter mereka.