PARBOABOA, Jakarta - Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Karangetang menginformasikan bahwa Gunung Karangetang masih meluncurkan guguran lava yang berasal dari kawah gunung.
Kepala PPGA Kab. Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Yudia P Tatipang mengatakan bahwa guguran lava itu terus keluar sejak erupsi pada 8 Februari 2023 lalu.
“Sejak erupsi pada 8 Februari 2023, guguran lava masih terpantau hingga saat ini,” kata Yudia dalam keterangannya di Manado, Selasa (21/03/2023) dilansir ANTARA.
Ia mengatakan jika aktivitas vulkanik di Gunung Karangetang masih terpantau tinggi sejak erupsi pertama bulan lalu.
“Masih tinggi aktivitas vulkaniknya meski sudah memasuki sekitar enam pekan setelah erupsi, guguran lava pijar masih terpantau,” ucapnya.
Yudia menuturkan. leleran lava yang berasal dari kawah itu akan terus meluncur ke sejumlah sungai yang berada di lereng gunung. Kemudian, jika guguran lava itu tergolong besar, maka material akan menggerus lintasan diding kali hingga menyebabkan kemunculan asap kecoklatan yang mengandung material debu dengan ketinggian yang bervariasi.
Di sisi lain, sebanyak 77 warga pengungsi akibat erupsi efusif Gunung Karangetang belum diizinkan kembali ke rumahnya masing-masing sejak 15 Februari 2023.
“Kami terus membangun komunikasi dengan pos petugas pengamatan Gunung Api Karangetang, tapi jawabannya belum bisa (dipulangkan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab. Sitaro, Sonny Belseran dalam keterangannya di Manado, Jumat (16/03/2023).
Sonny menjelaskan, setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, alasan warga yang mengungsi itu belum bisa dipulangkan sebab aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih relatif tinggi. Pasalnya, terdapat luncuran guguran lava pijar dari puncak kawah menuju lereng dengan jarak luncur yang bervariasi.
Adapun untuk kebutuhan logistik bagi warga yang mengungsi, Sonny memastikan bahwa semuanya sudah terpenuhi.
“Soal logistik untuk warga pengungsi masih bisa terpenuhi,” ujar Sonny Belseran.