PARBOABOA – Kohesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel sejenis. Gaya ini dapat terjadi karena adanya pengaruh kerapatan suatu zat atau jarak antarpartikel.
Dikutip dari buku yang berjudul Soal, Pembahasan, & Evaluasi Fisika SMP Kelas 1,2, & 3 karya Redaksi Kawan Pustaka (2008), gaya kohesi adalah tarik-menarik antara partikel-partikel sejenis.
Konsep kohesi memainkan peran penting dalam memahami sifat-sifat bahan dan interaksi antara partikel-partikel dalam suatu zat.
Salah satu faktor yang memengaruhi daya kohesi adalah kerapatan dan jarak antar molekul dalam suatu benda.
Hubungan kohesi berbanding lurus dengan kerapatan suatu benda, sehingga semakin besar kerapatan, maka akan semakin besar pula kohesi yang dihasilkan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan kohesi? Dalam artikel kali ini akan dijelaskan tentang pengertian, jenis, faktor yang memengaruhi, dan contohnya. Simak sampai habis, ya!
Pengertian Kohesi
Dikutip dari buku yang berjudul Konsep Jitu Fisika SMP untuk Kelas 1, 2, & 3 karya Ari Damari, S.Pd, pengertian kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul sejenis.
Kohesi memainkan peran penting dalam sifat-sifat bahan, seperti kekuatan, kepadatan, viskositas, dan titik lebur.
Selain itu, kohesi juga berperan dalam peristiwa seperti melekatnya air pada permukaan kaca, merekatnya lem pada permukaan kayu, atau menempelnya tinta pada kertas.
Pemahaman tentang kohesi membantu para ilmuwan dan peneliti dalam merancang dan memahami berbagai material serta memprediksi perilaku dan sifat-sifatnya dalam berbagai kondisi dan aplikasi.
Kohesi menciptakan kekokohan materi dan memainkan peran penting dalam menjaga integritas struktural bahan.
Jenis-Jenis Kohesi
Beberapa jenis-jenis kohesi adalah sebagai berikut:
1. Kohesi Van Der Waals
Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik yang lemah antara partikel-partikel dalam zat. Gaya ini disebabkan oleh fluktuasi sementara dalam distribusi elektron di dalam partikel-partikel.
Kohesi van der Waals terjadi pada semua zat dan memberikan kontribusi pada kekuatan antara partikel-partikel dalam zat tersebut.
2. Kohesi Elektrostatis
Kohesi ini terjadi ketika partikel-partikel dalam zat bermuatan listrik saling tarik-menarik. Gaya elektrostatis dapat terjadi antara partikel bermuatan yang berbeda dalam zat, misalnya antara ion-ion dalam senyawa ionik.
Kohesi elektrostatis memberikan kontribusi yang signifikan pada kekuatan dan kestabilan struktur dalam zat-zat yang memiliki muatan listrik.
3. Kohesi Ikatan Hidrogen
Kohesi ini terjadi ketika atom hidrogen yang terikat pada molekul satu zat membentuk ikatan dengan atom oksigen, nitrogen, atau fluor di molekul zat lainnya.
Gaya ikatan hidrogen lebih kuat daripada gaya van der Waals dan memiliki peran penting dalam sifat-sifat banyak zat, seperti air. Ikatan hidrogen memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kekuatan kohesi dan kepadatan zat.
4. Kohesi Kovalen
Kohesi ini terjadi ketika dua atom berbagi pasangan elektron melalui ikatan kovalen. Gaya kohesi kovalen kuat dan berperan dalam mempertahankan kepadatan dan kekuatan zat-zat seperti logam dan material polimer.
Dalam kohesi kovalen, atom-atom dalam zat saling terhubung melalui ikatan kovalen yang kuat, membentuk struktur jaringan yang padat.
Penting untuk diketahui bahwa jenis-jenis kohesi ini dapat terjadi secara bersamaan dalam zat-zat yang kompleks. Interaksi kohesi yang berbeda-beda ini berkontribusi pada sifat-sifat unik dari berbagai jenis bahan dan zat.
Faktor yang Memengaruhi Kohesi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kohesi dalam suatu zat. Beberapa faktor yang memengaruhi kohesi adalah sebagai berikut:
1. Sifat Bahan
Komposisi kimia dan struktur molekuler bahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kohesi. Selain itu, kehadiran ikatan kovalen yang kuat dalam bahan juga dapat meningkatkan kohesi.
Misalnya, molekul-molekul dengan ikatan hidrogen yang kuat cenderung memiliki kohesi yang lebih tinggi daripada molekul-molekul dengan gaya intermolekul yang lebih lemah.
2. Suhu
Suhu dapat memengaruhi kohesi dalam zat. Pada suhu yang lebih rendah, partikel-partikel dalam zat cenderung memiliki gerakan yang lebih terbatas, sehingga gaya tarik-menarik antara partikel-partikel tersebut lebih kuat.
Hal ini dapat meningkatkan kohesi dalam zat. Namun, pada suhu yang lebih tinggi, gerakan partikel-partikel menjadi lebih energik, sehingga gaya tarik-menarik antara partikel-partikel tersebut dapat melemah.
3. Tekanan
Tekanan juga dapat memengaruhi kohesi dalam zat. Peningkatan tekanan dapat menyebabkan partikel-partikel dalam zat menjadi lebih rapat dan lebih dekat satu sama lain.
Hal ini dapat meningkatkan interaksi antara partikel-partikel, termasuk gaya tarik-menarik dan ikatan kovalen, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kohesi dalam zat.
4. Kelembaban
Kehadiran air atau kelembaban dalam suatu zat juga dapat memengaruhi kohesi. Misalnya, air dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul zat lainnya, sehingga meningkatkan kohesi dalam zat tersebut.
Selain itu, air juga dapat melumasi permukaan dan mengurangi gaya adhesi antara permukaan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kohesi.
5. Kekuatan Gaya Intermolekul
Gaya tarik-menarik intermolekul, seperti gaya van der Waals, juga memainkan peran penting dalam kohesi.
Kekuatan dan jenis gaya intermolekul yang ada dalam zat akan memengaruhi kohesi antara partikel-partikel dalam zat tersebut. Gaya intermolekul yang lebih kuat cenderung meningkatkan kohesi.
6. Struktur Kristal
Dalam padatan kristalin, struktur kristal yang terbentuk oleh susunan atom atau molekul memengaruhi kohesi.
Susunan kristal yang padat dan teratur dapat meningkatkan kohesi dalam bahan kristalin. Faktor-faktor ini dapat saling berinteraksi dan kompleks dalam memengaruhi kohesi dalam suatu zat.
Pemahaman terhadap faktor-faktor ini penting dalam mempelajari dan mengelola sifat-sifat bahan serta dalam pengembangan material baru.
Contoh Gaya Kohesi
Dikutip dari buku yang berjudul Fisika 1 SMP Kelas VII karya Prof. Dr. Mundilarto, M.Pd., salah satu contoh peristiwa kohesi adalah merkuri atau raksa yang ditempatkan pada sebuah gelas.
Ketika tetesan tersebut dipisahkan, maka sesegera mungkin tetesan merkuri tersebut akan bersatu kembali. Selain contoh diatas, beberapa contoh kohesi adalah sebagai berikut:
1. Menetesnya Air
Ketika tetesan air terbentuk, itu adalah hasil dari kohesi antara molekul air. Molekul air saling tertarik satu sama lain melalui gaya ikatan hydrogen.
Hal tersebut akan membentuk tetesan yang bulat dan mempertahankan keutuhannya meskipun ada gravitasi yang menariknya ke bawah. Ini adalah contoh kohesi yang kuat antara molekul air.
2. Menempelnya Kertas pada Permukaan Kaca
Ketika selembar kertas ditempelkan pada permukaan kaca, itu adalah hasil dari kohesi antara molekul-molekul air di permukaan kaca dan molekul-molekul air yang menempel pada kertas.
Gaya adhesi antara air dan kaca, serta kohesi antara molekul air, memungkinkan kertas untuk menempel pada kaca.
3. Pembentukan Tetesan Minyak di Air
Ketika tetesan minyak jatuh ke dalam air, tetesan tersebut membentuk bola kecil yang terpisah dari air.
Ini terjadi karena kohesi yang tinggi antara molekul minyak, yang menyebabkan molekul minyak saling tertarik satu sama lain dan membentuk tetesan yang mempertahankan bentuknya dan tidak bercampur dengan air.
4. Peristiwa Kapilaritas
Kapilaritas adalah fenomena di mana cairan naik melawan gravitasi di dalam tabung yang sempit, seperti dalam pipet kaca atau serat kapiler.
Hal tersebut terjadi karena adanya kohesi antara molekul-molekul cairan, seperti air, yang menyebabkan molekul-molekul tersebut menarik satu sama lain dan naik melalui ruang sempit dalam kapiler.
5. Pembentukan Embun
Contoh kohesi selanjutnya adalah pembentukan embun. Hal ini terjadi ketika udara lembap bersentuhan dengan permukaan yang dingin, seperti pada kaca yang ada tetesan air dalam udara mengalami kondensasi dan membentuk embun. Ini terjadi karena kohesi antara molekul air yang menyebabkan mereka saling tertarik dan berkumpul pada permukaan dingin.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa arti kohesi adalah kekuatan tarik-menarik antara partikel-partikel dalam suatu zat yang memungkinkan zat tersebut untuk tetap bersatu.
Demikian penjelasan tentang apa itu kohesi, lengkap dengan jenis, faktor yang memengaruhi, dan contohnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni