PARBOABOA – Berbicara tentang kekayaan kuliner Nusantara memang seakan tak ada habisnya. Salah satu makanan yang cukup menarik perhatian adalah kue dongkal yang berasal dari Betawi, Jakarta.
Hidangan yang satu ini merupakan karya seni kuliner yang menggabungkan rasa gurih dan manis secara sempurna. Tak hanya nikmat, kue ini juga memiliki sejarah panjang yang mengungkapkan akar budaya Betawi yang kaya.
Melansir dari laman Seni Budaya Betawi, kue dodongkal adalah hidangan tradisional yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Bahan kue dongkal juga cukup sederhanya, yakni menggunakan tepung beras yang diolah hingga menjadi halus.
Setelah itu, tepung diisi dengan gula aren, kemudian ditempatkan dalam wadah berbentuk tumpeng dan dikukus. Sebagai Pelengkap, di atasnya diberi taburan kelapa yang sudah diparut. Kue ini paling enak dinikmati ketika masih dalam keadaan hangat.
Penasaran dengan kuliner khas Betawi yang satu ini? Berikut Parboaoa telah merangkum seputar asal usul dan resep kue dongkal yang nikmat dan bikin nagih. Yuk, simak sampai selesai ya!
Asal Usul Kue Dongkal
ketgamb Kue dodongkal khas Betawi (Foto: Cookpad) #end
Dongkal atau dodongkal adalah makanan tradisional yang berasal dari Betawi, dan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Namun, varian kue serupa juga dapat ditemukan di Jawa Barat yang dikenal dengan nama "awug."
Kue ini memiliki bentuk segitiga dengan lubang ditengahnya, dan sejarahnya erat kaitannya dengan sejarah Jakarta, yang dulu dikenal sebagai Batavia.
Nama "dongkal" konon berasal dari cara pengirisannya yang menggunakan centong. Kue ini awalnya terbuat dari tepung gaplek dan telah ada sejak tahun 1940, sering dijadikan menu sarapan.
Namun, pada tahun 1970-an, tepung gaplek mulai sulit ditemukan, dan masyarakat lebih cenderung menggunakan tepung beras sebagai bahan utama.
Sejak itu, kue dodongkal dibuat langsung dari beras yang diolah secara manual menjadi tepung. Untuk mengukusnya, digunakan kukusan dari anyaman bambu berbentuk kerucut, mirip dengan tumpeng.
Kue ini sering dihidangkan saat membuat gedangan (ikatan padi kering yang dipanen bersama batangnya) pada malam hari setelah dijemur seharian, serta dalam acara gotong royong masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, camilan dengan cita rasa manis dan gurih ini telah menjadi makanan sehari-hari. Meski demikian, saat ini semakin sulit untuk menemukan kue dodongkal.
Camilan ini umumnya dibungkus de dalam kotak kecil dan dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yakni sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per porsinya.
Resep Kue Dongkal
ketgamb Resep kue awug khas Betawi (Foto: resepedia) #end
Untuk membuat kue dongkal yang lezat, kamu tidak perlu repot-repot mempersiapkan bahan-bahannya. Berikut resep kue dongkal yang praktis dan mudah dibuat:
Bahan-bahan kue dongkal:
- 150 gram kelapa parut
- 150 gram tepung beras
- Setengah sendok teh vanili bubuk
- Setengah sendok makan gula pasir
- Seperempat sendok teh garam
- Gula merah secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
Bahan taburan:
- 200 gram kelapa parut kukus
- 1/2 sendok teh garam
Cara membuat:
- Pertama-tama, kukus tepung beras selama sekitar 20 menit hingga matang.
- Setelah matang, angkat dari kukusan.
- Campur tepung beras kukus, vanili bubuk, gula pasir, kelapa parut, dan garam hingga adonan berbutir.
- Nyalakan kompor dan panaskan kukusan.
- Sediakan cetakan kue bolu kukus atau mangkuk-mangkuk kecil, olesi sedikit minyak goreng agar tidak lengket ketika dilepaskan dari cetakan.
- Isi cetakan dengan adonan hingga setengah penuh, tekan-tekan adonan agar padat.
- Kemudian, tambahkan irisan gula merah di tengahnya, dan tutup dengan adonan kembali. Ulangi proses ini hingga cetakan terisi penuh.
- Kamu dapat menggunakan 1 atau 2 lapisan gula merah sesuai dengan keinginan dan selera.
- Kukus kue selama kurun waktu 30 - 45 menit atau sampai kue matang.
- Setelah matang, angkat dan lepaskan dari cetakan. Taburi parutan kelapa di atasnya.
- Kue dodongkal siap untuk disantap! Rasanya akan lebih nikmat jika dinikmati selagi masih hangat.
Demikian informasi seputar asal usul dan resep kue dongkal, kuliner legendaris khas Betawi yang enak dan menggugah selera. Selamat mencoba dan nikmati kelezatannya dan menghidupkan kembali tradisi kuliner Nusantara yang berharga.
Editor: Juni