PARBOABOA, Jakarta - Suasana Markas Polda Metro Jaya pada Senin siang itu mendadak berbeda. Aura tegang terasa ketika sejumlah perwira tinggi TNI, lengkap dengan seragam dan wibawa khas militer, hadir untuk melakukan konsultasi hukum.
Mereka dipimpin Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) Mabes TNI, Brigjen Juinta Omboh Sembiring, yang datang bersama jajaran elite TNI lainnya.
Tujuannya jelas: membicarakan langkah hukum terhadap sosok yang kini ramai diperbincangkan publik, Ferry Irwandi, pendiri Malaka Project sekaligus YouTuber yang dikenal vokal.
Kehadiran rombongan perwira TNI itu sontak menyita perhatian. Nama Ferry belakangan ini memang hangat di media sosial, terutama sejak muncul spekulasi keterkaitannya dengan kerusuhan dalam aksi demonstrasi di penghujung Agustus lalu.
Menurut Wakil Direktur Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, Brigjen Sembiring sebenarnya bermaksud untuk melaporkan Ferry atas dugaan pencemaran nama baik institusi TNI.
Namun, keinginan itu terbentur aturan hukum. Polisi menegaskan, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, pencemaran nama baik hanya bisa dilaporkan secara pribadi, bukan oleh lembaga.
“Karena itu laporan belum bisa diproses secara institusional,” jelas Fian. Situasi tersebut membuat diskusi semakin serius, membuka ruang bagi para petinggi TNI untuk meninjau ulang jalur hukum yang akan ditempuh.
Konsultasi hukum itu tidak hanya dihadiri Brigjen Sembiring. Turut hadir pula Danpuspom TNI Mayjen Yusri Nuryanto, Kapuspen TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah, hingga Kababinkum TNI Laksda Farid Ma’aruf.
Kebersamaan para jenderal di ruang konsultasi Polda Metro Jaya memberi sinyal kuat bahwa perkara ini bukan sekadar isu remeh.
Ada dugaan tindak pidana serius yang menyeret nama Ferry Irwandi, meski detail tuduhan masih disimpan rapat.
Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa dinamika antara kebebasan berekspresi di ranah digital dan kehormatan institusi negara kini memasuki babak baru.
Mengenal Sosok Ferry Irwandi
Ferry Irwandi, pria kelahiran Jambi tahun 1991, tumbuh di lingkungan keluarga akademis.
Ayahnya seorang dosen, sementara ibunya juga bekerja di bidang pendidikan. Latar belakang itu memberi Ferry akses pada ilmu sejak kecil.
Meski menempuh studi akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), minatnya lebih condong ke dunia seni.
Sejak SMP, ia sudah aktif di klub teater dan kemudian mendirikan grup film SCENE semasa kuliah.
Pada 2015, ia menikah dengan Muthia Nadhira dan kini dikaruniai dua anak, salah satunya bernama Kirana Kala Senja.
Jejak Karier
Perjalanan karier Ferry dimulai sebagai pegawai negeri di Kementerian Keuangan. Namun, gairahnya di dunia kreatif membawanya keluar dari jalur birokrasi.
Ia memilih menjadi konten kreator di YouTube sejak 2010, mengangkat tema politik, pendidikan, isu sosial, hingga stoikisme.
Popularitasnya kian meningkat ketika ia diundang ke podcast Close The Door milik Deddy Corbuzier pada April 2022.
Dari sana, kanal YouTube-nya yang kini memiliki 1,14 juta pelanggan dan 90 juta penonton terus berkembang.
Pada 2023, ia meluncurkan Malaka Project bersama sejumlah influencer seperti Jerome Polin dan Coki Pardede, dengan misi mencerdaskan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.
Meski sudah dikenal luas, Ferry tetap mengedit videonya sendiri. Konsistensinya berbuah manis: estimasi pendapatan dari YouTube mencapai Rp24,8 juta hingga Rp400 juta per bulan, atau sekitar Rp4,7 miliar per tahun.
Di balik angka fantastis itu, Ferry tetap mempertahankan ciri khasnya—konten kritis yang menyinggung praktik curang di dunia digital, dari judi online hingga giveaway palsu.
Selain dikenal sebagai kreator konten, Ferry juga menaruh perhatian besar pada filsafat stoikisme yang ia pelajari sejak 2017.
Prinsip itu ia terapkan dalam kehidupan pribadi, membantu menemukan ketenangan di tengah sorotan publik.
Namun, sosoknya juga kerap memicu kontroversi. Ia pernah berdebat sengit di platform X dengan chef Arnold Poernomo soal MasterChef Indonesia, hingga melaporkan influencer Katak Bhizer atas promosi judi online.
Bahkan, salah satu videonya yang mengkritik praktik giveaway Willie Salim sudah ditonton lebih dari 3,2 juta kali per Oktober 2024.
Di satu sisi, Ferry dianggap mewakili suara kritis generasi muda yang berani melawan praktik merugikan masyarakat.
Namun, di sisi lain, keberaniannya itu kini mempertemukannya dengan institusi besar seperti TNI, sebuah situasi yang bisa menjadi ujian terbesar dalam perjalanan kariernya.