PARBOABOA, Jakarta - Fenomena mikroplastik kini tak lagi sekadar isu lingkungan. Dari lautan hingga meja makan, partikel plastik berukuran mikroskopis ini telah merambah air minum yang kita konsumsi setiap hari.
Temuan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa ancaman kecil tak kasatmata ini berpotensi memicu dampak besar bagi kesehatan manusia dan kelestarian bumi.
Apa Itu Mikroplastik?
Istilah mikroplastik semakin sering terdengar dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam konteks pencemaran lingkungan yang mengkhawatirkan.
Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, bahkan sekecil biji wijen atau ujung penghapus pensil.
Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), mikroplastik berasal dari berbagai sumber.
Ada yang berasal dari pecahan plastik berukuran besar yang terurai akibat paparan sinar matahari dan gelombang laut, ada pula yang sengaja diproduksi dalam bentuk butiran mikro untuk kebutuhan industri kosmetik dan perawatan pribadi.
Meskipun ukurannya sangat kecil, dampaknya sangat besar. Mikroplastik kini ditemukan hampir di setiap sudut bumi — mulai dari gunung tertinggi hingga dasar laut terdalam.
Jejak Mikroplastik dalam Air Minum
Penelitian terbaru yang dilakukan Penn State University mengungkapkan fakta mengejutkan: air minum, baik dalam kemasan maupun air keran, ternyata mengandung mikroplastik dalam jumlah signifikan.
Studi tersebut mencatat rata-rata 325 partikel plastik per liter air botol, jauh lebih tinggi dibandingkan air keran yang hanya mengandung sekitar 5,5 partikel per liter.
Lebih mengejutkan lagi, riset yang dirilis melalui laman Nih.gov menunjukkan bahwa air botol dapat mengandung hingga 240.000 partikel plastik per liter, dan 90 persen di antaranya merupakan nanoplastik—partikel yang bahkan lebih kecil dari mikroplastik dan mampu menembus jaringan tubuh manusia.
Jenis plastik yang paling sering ditemukan adalah polietilen tereftalat (PET), bahan dasar pembuatan botol plastik, serta poliamida (nylon) yang biasa digunakan dalam sistem penyaringan air. Dengan kata lain, kemasan yang dianggap melindungi justru menjadi sumber pencemaran baru.
Ancaman Mikroplastik
Keberadaan mikroplastik tak hanya mencemari air, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap ekosistem.
Di lautan, partikel ini kerap disalahartikan sebagai makanan oleh ikan dan burung laut. Akibatnya, plastik masuk ke rantai makanan dan akhirnya dikonsumsi manusia.
Mikroplastik juga mampu menyerap bahan kimia beracun seperti polychlorinated biphenyls (PCB), zat berbahaya yang sudah lama dilarang penggunaannya namun masih bertahan di lingkungan. Ketika tertelan manusia, zat ini dapat masuk ke dalam aliran darah dan menumpuk di organ vital.
Sejumlah penelitian bahkan telah menemukan mikroplastik dalam darah, paru-paru, dan plasenta manusia, menandakan betapa luasnya jangkauan partikel ini terhadap kehidupan biologis kita.
Meski dampak jangka panjangnya masih diteliti, para ahli sepakat bahwa akumulasi mikroplastik dalam tubuh bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele.
Bahaya Mikroplastik terhadap Tubuh Manusia
Paparan mikroplastik bisa terjadi melalui pernapasan, makanan, minuman, bahkan kulit. Dalam kadar tinggi dan jangka panjang, efeknya bisa sangat berbahaya. Berikut beberapa dampak kesehatan yang telah teridentifikasi:
- Memicu Reaksi Alergi
Mikroplastik dapat menimbulkan alergi dengan gejala seperti bersin, sesak napas, mata berair, dan ruam gatal di kulit. Tingkat keparahan tergantung pada kondisi tubuh dan intensitas paparan. - Menimbulkan Penyakit Serius
Salah satu bahan kimia dalam plastik, yaitu styrene, dikenal bersifat karsinogenik atau pemicu kanker. Jika masuk ke dalam tubuh, bahan ini dapat mengganggu sistem saraf, pendengaran, imun, reproduksi, bahkan memicu kanker. - Merusak Sel Tubuh
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan sel, perubahan hormon, hingga kematian sel yang berdampak pada kerusakan organ vital. - Mengganggu Metabolisme Tubuh
Mikroplastik dapat memengaruhi sistem endokrin yang mengatur metabolisme, nafsu makan, tidur, dan tekanan darah. Gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan ketidakseimbangan hormon. - Menurunkan Tingkat Kesuburan
Mikroplastik yang beredar dalam aliran darah berpotensi mengganggu produksi hormon reproduksi, sehingga berdampak pada kesuburan pria maupun wanita.
Langkah Mengurangi Paparan Mikroplastik
Meskipun sulit dihindari sepenuhnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari:
- Pilih air keran yang telah disaring daripada air dalam kemasan plastik.
- Hindari memanaskan makanan menggunakan wadah plastik, karena panas dapat melepaskan bahan kimia berbahaya.
- Konsumsi makanan segar dan alami, bukan makanan yang dibungkus plastik.
Langkah kecil ini mungkin tampak sederhana, namun dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.
