PARBOABOA, Jakarta – Mantan Manajer Timnas Indonesia pada SEA Games 1991, IGK Manila menilai bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki peluang untuk duduk sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Hal itu bukan tanpa alasan, sebab, Erick Thohir memiliki rekam jejak sepak bola internasional, yakni pernah didapuk sebagai Presiden Inter Milan usai ia membeli 70 persen saham klub Eropa tersebut.
“Erick sudah malang melintang di dunia sepak bola nasional maupun internasional,” kata IGK Manila dalam keterangannya, Rabu (08/02/2023).
Manila menilai, sepak bola Indonesia perlu menjadikan sepak bola internasional sebagai contoh. Oleh karena itu, lanjut dia, PSSI perlu memahami sepak bola modern yang mengkombinasikan sisi olahraga dan keilmuan, sehingga dibutuhkan jajaran pengurus yang memahami secara utuh sepak bola modern, seperti Erick Thohir.
“Kita belajar dari ragam best practices kompetisi di negara maju sepak bola dan menyusun standar yang kontekstual dan kompetitif,” tuturnya.
“Beberapa kecenderungan di kita, terkait dengan benchmarking (tolak ukur) adalah standarisasi administratif dan minim kajian mendalam,” sambungnya.
Ia menambahkan, pada saat ini sepak bola sudah menjadi salah satu industri terbesar di dunia yang melibatkan ilmu pengetahuan dan akademi.
Adapun salah satu contohnya adalah kompetisi antar klub di Eropa yang dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang kemudian diolah menggunakan metode statistik canggih.
Di sisi lain, Manila berharap, para pengurus PSSI ke depan memiliki motivasi yang murni soal sepak bola dan benar-benar diurus oleh orang yang teruji komitmen serta rekam jejaknya.
Sementara itu. terkait dengan liga, dia menilai kompetisi tersebut harus berjalan simultan. Selain itu, Manila juga mengusulkan untuk menyederhanakan jumlah peserta liga agar kompetisi lebih praktis dan efisien.
“Kompetisi yang diikuti harus dibatasi jumlahnya sebab, perbaikan kualitas pemain tidak bisa dikatakan berbanding lurus dengan jumlah kompetisi yang diikuti. Justru perkembangan mereka akan pesat jika pembinaan dan kompetisi berjalan simultan,” pungkasnya.
Editor: Maesa