PARBOABOA, Simalungun - Tahun ajaran baru 2022 sebentar lagi akan dimulai. Usai dengan pembelajaran dengan sistem daring karena Covid-19, kini setiap sekolah sudah diizinkan untuk menerapkan proses pembelajaran tatap muka alias PTM.
Untuk wilayah Kabupaten Simalungun selain tingkat SMA dan SMK, PTM selama ini dilaksanakan dalam waktu 5 hari sekolah, yakni senin, selasa, rabu, kamis dan jumat.
Pelaksanaan lima hari sekolah itu dilakukan dengan memadatkan jam pelajaran dari enam hari menjadi lima hari kerja tanpa mengurangi jumlah jam pelajaran.
Hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, masuk pukul 07.30 WIB dan pulang pukul 14.30 WIB, dengan waktu istirahat dua kali lima belas menit. Sementara pada Jumat, masuk pukul 07.30 WIB dan pulang pukul 11. 45 WIB, dengan waktu istirahat satu kali lima belas menit.
Peraturan itu awalnya diterbitkan oleh Bupati Simalungun JR Saragih pada 16 Juli 2012 lalu. Tujuannya untuk meningkatkan produktifitas kerja dan efisiensi penggunaan sumber daya serta peningkatan kesempatan pendidikan karakter di kalangan siswa.
Namun, dalam tahun ajaran 2022 ini, sistem pembelajaraannya akan kembali ke sistem 6 hari belajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan simalungun ZW Silalahi kepada PARBOABOA, Rabu (6/7).
“Mulai tahun ajaran baru, tepatnya tanggal 11 Juli 2022, akan kembali dilaksanakan sistem pembelajaran 6 hari sekolah,” ujar ZW Silalahi.
Ia mengatakan, sistem pembelajaran lima hari pada sekolah yang diterapkan selama ini dianggap kurang efektif bagi siswa. Apalagi, pembelajaran tersebut selama ini terlaksana dengan sistem daring yang mengakibatkan penurunan pada mutu pendidikan sekolah di Kabupaten Simalungun.
“Karena memang pembelajaran lima hari inilah yang membuat mutu pendidikan semakin menurun, ” kata ZW Silalahi.
Saat ditanyai perihal waktu belajar, ZW Silalahi mengatakan bahwa akan akan pengurangan waktu dalam sistem belajar 6 hari ini. Ia menyebut, siswa sudah boleh pulang pada pukul 12.30 WIB.
“Ya, yang selama ini kalau lima hari sekolah, bahkan ada sampai 7 atau 8 jam pelajaran. Nah, jika sudah memasuki 6 hari sekolah, jam pelajaran tentu akan berkurang,” jelas ZW Silalahi.
“Artinya kan, jumlah pelajaran itu tetapnya. Misalnya kalau di SMP, ada 36 jam pelajaran per minggu. Kalau dibagi lima hari, maka jam pulang akan semakin lama. Namun jika dibagi dengan enam hari, maka jam pulang akan semakin cepat,” lanjutnya.
Dengan diterapkannya kembali sistem pembelajaran enam hari ini, Kepala Dinas Pendidikan bersama pemerintahan kabupaten simalungun berharap nantinya bisa mengejar keterlambatan dan kembali meningkatkan mutu pendidikan.
Program ini pun mendapat tanggapan positif dari sejumah orangtua murid. Salah satunya dari Purba yang merupakan ibu dari anak yang saat ini sudah duduk dibangku kelas tiga SD. Ia menilai, program pendidikan belajar enam hari lebih baik dibanding dengan belajar lima hari.
"Memang lebih baik anak anak kita sekolah enam hari lah, dengan enam hari sekolah anak anak tidak terlalu paksa, mereka tidak akan terlalu pres, jadi itu lebih baik" Ucapnya kepada Parboaboa.