PARBOABOA, Jakarta - Penularan virus Covid-19 varian Omicron masih terus bertambah di Indonesia, tak hanya terdeteksi pada pelaku perjalanan luar negeri, kasus transmisi lokal varian ini juga semakin melonjak. Menurut data sampai pada Sabtu (15/1) sudah ada 748 kasus Omicron di Indonesia, dimana 155 diantaranya merupakan kasus transmisi lokal.
Diantara keseluruhan kasus tersebut, memang belum menyebabkan korban jiwa karena kebanyakan pasien mengalami gejala ringan dan sebagian tidak mengalami gejala apapun.
Namun masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, karena menurut pengamatan dari Kementrian Kesehatan, puncak kasus Omicron di Indonesia kemungkinan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret mendatang.
Prediksi Kemenkes ini didapat setelah memperhatikan lonjakan kasus Omicron di beberapa negara, dimana lonjakan terjadi setelah 35 hingga 65 hari setelah terdeteksi pertama kali.
"Indonesia pertama kali kita teridentifikasi (Omicron) pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naik awal Januari. Nah, antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan cukup cepat dan tinggi," kata Menteri Kesehatan Budi Guna Sadikin, dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Minggu (16/1/2022).
Budi menambahkan, varian Omicron memang menyebar lebih cepat dari varian Delta. Namun menurut data dari beberapa negara yang telah melewati puncak infeksi Omicron, jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat Omicron masih lebih rendah sekitar 30-40 persen dari pada pasien varian Delta.
"Jadi meski kenaikannya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasus dan penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah," jelas Menkes.
Sehingga masyarakat dihimbau agar tidak panik meski terjadi lonjakan pasien Omicron di Indonesia. terlebih saat ini pemerintah telah melakukan sejumlah langkah mitigasi agar kasus Omicron di Indonesia tidak meningkat tajam, seperti melakukan vaksinasi booster, pengetatan pelaksanaan protokol kesehatan.
Selain itu, dari sisi medis saat ini pemerintah telah menyiapkan obat Molnupiravir untuk mempercepat penyembuhan pasien yang terpapar Omicorn.
Editor: -