Quarter Life Crisis: Apakah Semua Orang Mengalaminya? Mengenal Tanda dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi seseorang yang mengalami quarter life crisis (Foto: Freepik/freepik)

PARBOABOA – Quarter Life Crisis adalah suatu kondisi krisis yang sering dialami oleh individu muda yang sedang mengalami transisi dari masa remaja ke awal dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 20-29 tahun.

Orang yang mengalami situasi ini sering merasa bingung dan kesulitan menemukan arah hidup yang jelas, serta kesulitan menetapkan tujuan hidup mereka.

Umumnya, individu dalam situasi ini memiliki banyak pertanyaan mengenai tujuan hidup mereka, merasa ragu tentang diri sendiri, mudah cemas, dan sering mengalami perasaan tidak bahagia.

Sebenarnya, perasaan seperti ini adalah hal yang normal terjadi pada siapa pun, terutama mereka yang sedang mencari jati diri mereka sendiri.

Meskipun istilah Quarter Life Crisis semakin populer, masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana mengenali gejala dan tanda-tandanya.

Ulasan Parboaboa kali ini akan membahas tentang apa itu Quarter life crisis, bagaimana cara mengenali dan mengatasinya.

Apa itu Quarter Life Crisis?

quarter life crisis

Ilustrasi seseorang yang mengalami quarter life crisis (Foto: Freepik/@rawpixel.com)

Dikutip dari Bradley University, Quarter life crisis artinya terjadi pada dewasa awal, periode pencarian identitas yang terjadi pada seseorang dalam rentang usia 25-30 tahun.

Tanda-tandanya dapat terlihat dari rasa kebingungan dan keraguan soal keputusan hidup yang akan diambil, diantara banyaknya pilihan jalan yang tersedia untuk menentukan hidup.

Tidak hanya itu, yang yang berada pada situasi ini akan mencemaskan banyak hal, seperti karier, percintaan, kehidupan sosial dan lain sebagainya.

Menurut The Guardian, masa ini memengaruhi sekitar 86 persen dari generasi milenial saat ini, dengan gejala seperti ketidaknyamanan, kesepian, dan depresi.

Namun, masa krisis seperempat abad ini adalah pengalaman yang penting untuk dilalui. Ini membantu setiap orang untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan datang.

Situasi ini seharusnya tidak ditakuti. Sebaliknya, masa ini adalah fase transisi menuju tahap berikutnya dalam kehidupan. Oleh karena itu, perlu dilakukan persiapan yang matang agar masa depan bisa lebih bahagia.

Mengenali Tanda Quarter Life Crisis

quarter life crisis adalah

Ilustrasi seseorang yang mengalami quarter life crisis (Foto: Freepik/@BalashMirzabey)

Dilansir dari jurnal penelitian FAKTOR-FAKTOR QUARTER LIFE CRISIS, oleh Sugita Putri Nur Anjayani (2021), beberapa ciri Quarter life crisis adalah sebagai berikut:

1. Merasa cemas dan ingin melakukan perubahan adalah ciri yang sering muncul pada seseorang yang sedang menghadapi Quarter life crisis.

Mereka mungkin merasa khawatir tentang situasi yang tengah dihadapi dan merasa terdorong untuk melakukan perubahan. Namun, disisi lain, mereka mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan menemukan hal-hal yang sesuai atau yang dianggap baik oleh mereka.

2. Merasa bosan dengan rutinitas harian adalah tanda lain yang muncul. Mereka merasa jenuh dan muak dengan kegiatan sehari-hari mereka.

Pekerjaan yang dulunya menyenangkan tidak lagi memberikan kebahagiaan. Rutinitas terasa monoton dan kehilangan elemen tantangan.

Namun, mereka merasa sulit untuk mengakhiri rutinitas tersebut karena ada tanggung jawab yang harus dipenuhi, baik itu untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

3. Orang yang mengalami masa ini juga cenderung berperilaku impulsif yang berisiko. Contohnya, mereka mungkin mengeluarkan uang dalam jumlah besar tanpa perencanaan keuangan yang matang, membuat keputusan besar seperti keluar dari pekerjaan tanpa pemikiran yang matang, mengganti penampilan mereka, atau pergi berlibur dengan tujuan untuk merasa lebih bahagia dan berenergi.

4. Rasa ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki saat ini adalah hal yang biasa terjadi. Meskipun beberapa impian atau rencana sudah terwujud, mereka tetap merasa tidak puas karena masih ada beberapa hal yang belum tercapai.

5. Mengupayakan keras untuk bekerja atau menjalankan kegiatan yang tidak disukai dapat menguras tenaga dan membebani pikiran. Jika terus berlanjut, hal ini dapat mengakibatkan kelelahan yang kronis dan mendorong hasrat untuk mencapai impian orang lain atau mendapatkan pengakuan dari orang lain atas kerja keras yang telah dilakukan.

6. Quarter life crisis adalah Kesulitan dalam menjalin hubungan atau berkomitmen dalam jangka panjang seringkali muncul karena ketidakjelasan mengenai tujuan hidup yang dirasakan oleh mereka yang sedang menghadapi situasi ini.

7. Kesulitan dalam mengambil keputusan dan ketidakpastian mengenai apa yang diinginkan adalah indikasi lain dari seseorang yang berada dalam masa ini. Mereka mungkin merasa bingung dan takut menghadapi kegagalan dalam mengambil keputusan.

8. Merasa kesepian dan terisolasi seringkali terkait dengan pola pikir negatif. Ini dapat mendorong seseorang untuk menjauh dari lingkungan sosial mereka dan menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian.

9. Merasa kehilangan arah dan tujuan hidup adalah perasaan umum dalam situasi ini. Seringkali, membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap lebih sukses dapat memicu perasaan ini, yang dapat mengakibatkan kelelahan emosional bahkan depresi. Penting untuk sesekali "menghentikan" diri dan merenungkan ulang rencana hidup dengan melibatkan potensi yang dimiliki.

10. Membandingkan diri dengan orang lain dan merasa bahwa orang lain lebih sukses adalah salah satu karakteristik dalam Quarter life crisis. Namun, perlu diingat bahwa orang lain juga memiliki masalah dan ketidaksempurnaan yang tidak selalu terlihat di media sosial atau dalam perbandingan langsung.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

quarter life crisis artinya

Cara mengatasi quarter life crisis (Foto: Freepik/@yanalya)

Quarter Life Crisis adalah suatu periode yang tidak dapat diprediksi secara pasti dalam hidup seseorang. Menurut informasi dari laman resmi kemkes.go.id, terdapat beberapa cara untuk mengatasi Quarter Life Crisis adalah:

1. Mengenali diri sendiri

Meskipun sebelumnya Anda mungkin merasa mengenal diri sendiri dengan baik, Quarter life crisis artinya mengindikasikan perlunya pengenalan diri yang lebih mendalam. Penting untuk memahami apa yang memotivasi Anda dan apa yang membuat Anda merasa lelah. 

Ketika merasa kelelahan, lakukan aktivitas yang Anda nikmati, seperti mendengarkan musik, berolahraga, atau melakukan kegiatan lain yang dapat meningkatkan semangat.

2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Setiap orang memiliki perjalanan dan waktu yang berbeda-beda. Tidak perlu membandingkan kehidupan Anda dengan orang lain, karena perasaan kegagalan, ketinggalan, atau merasa tidak kompeten mungkin akan muncul sebagai akibatnya. 

Mulailah bersyukur atas pencapaian Anda hingga saat ini, termasuk hal-hal kecil yang patut disyukuri. Fokuslah pada apa yang Anda miliki dan upayakan untuk terus berkembang demi mencapai yang terbaik.

3. Bangun Rencana Bertahap 

Memiliki impian adalah hal yang baik, tetapi mewujudkannya memerlukan perencanaan yang baik pula. Buatlah rencana yang terstruktur dengan yang memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Anda bisa untuk tetap realistis dalam menetapkan target dan fleksibel dalam mengadaptasinya dengan perubahan situasi.

4. Menetapkan Standar Sendiri 

Meskipun penting untuk memenuhi harapan keluarga dan masyarakat, jika melakukannya terasa terpaksa dan memberatkan, anda bisa mempertimbangkan opsi untuk berhenti.

Mengatasi masa ini berarti Anda harus siap untuk menjalani hidup sesuai dengan standar yang Anda tentukan sendiri. Anda tidak harus mematuhi standar masyarakat yang menentukan bahwa Anda harus menikah pada usia 25 tahun atau memiliki jabatan atau rumah sebelum usia 30 tahun. 

Mulailah untuk menetapkan standar hidup, kebahagiaan, dan kesuksesan Anda sendiri, menyadari bahwa setiap orang memiliki prioritas yang berbeda dalam menjalani hidup.

5. Mengejar Impian 

Setelah Anda merencanakan dan menetapkan standar, saatnya untuk mewujudkannya. Langkah pertama adalah menjalankan rencana dengan langkah-langkah kecil. Penting untuk mengambil tindakan nyata dan menghindari penundaan yang berlebihan. 

Jangan biarkan diri Anda terhalang oleh alasan-alasan yang diciptakan sendiri. Perluas wawasan Anda dan minta bantuan dari orang yang tepat untuk membantu Anda mencapai impian Anda.

6. Menerima Kegagalan 

Ketika rencana tidak berjalan seperti yang diharapkan, ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian alami dari kehidupan. Jangan terlalu lama meratapi atau menyesali setiap keputusan yang telah diambil. 

Fokuslah pada hari ini dan masa depan daripada terlalu terpaku pada masa lalu. Bersabarlah dalam melanjutkan rencana Anda dan gunakan kegagalan sebagai pelajaran berharga untuk menghadapi rintangan di masa depan.

7. Mengubah Lingkungan 

Mengatasi masa ini melibatkan mencari lingkungan yang mendukung dan memberikan kenyamanan. Pilihlah lingkungan yang memberikan pengaruh positif yang membangun dan membantu Anda ketika merasa lelah. Lingkungan yang baik tidak hanya mendukung, tetapi juga memberikan kritik konstruktif dan pengingat jika Anda melakukan kesalahan. Melalui teguran, Anda dapat memperbaiki kesalahan dan terus maju.

8. Membatasi Penggunaan Media Sosial 

Teknologi memudahkan akses ke media sosial, tetapi terkadang paparan konten di media sosial dapat memicu perasaan kurang percaya diri dan iri. Batasi penggunaan media sosial jika Anda merasa belum siap untuk menghadapinya. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika masih merasa iri atau kurang percaya diri. Kesembuhan memerlukan waktu, jadi jangan terburu-buru.

9. Mencari Mentor 

Mencari mentor yang dapat membimbing Anda dalam mencapai impian Anda adalah langkah yang baik. Jika Anda merasa kesulitan, mencari mitra yang dapat memberikan dukungan juga bisa membantu. Jangan merasa harus selalu melawan sendirian. Berbagi pandangan dengan orang lain juga dapat membantu Anda mendapatkan perspektif yang berbeda. Jika itu bermanfaat, manfaatkanlah dengan bijak.

Quarter life crisis adalah salah satu fenomena umum yang sering dialami oleh generasi milenial. Penyebab utamanya berasal dari faktor dari diri sendiri ataupun pengaruh lingkungan sekitar.

Dalam menghadapinya, penting bagi anda untuk menjaga sikap yang positif agar dapat mengatasi permasalahan yang muncul dan mengatasinya.

Jika masa ini dibiarkan berlarut-larut, dampaknya tidak hanya akan berpengaruh pada kehidupan pribadi, tetapi juga bisa memengaruhi hubungan dengan lingkungan sosial sekitar.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS