PARBOABOA, Pematangsiantar - Jumbo Floating Restaurant yang sangat ikonik di Hong Kong dilaporkan terbalik dan tenggelam di Laut China Selatan pada Minggu.
Dilansir Associated Press, Selasa (21/6/2022), menurut perusahaan induk restoran, Aberdeen Restaurant Enterprises Ltd, peristiwa itu terjadi hanya berselang sepekan setelah restoran tersebut dipindahkan dari kota.
Restoran terapung itu mengalami "situasi yang buruk" saat melewati Kepulauan Xisha, atau yang biasa disebut Kepulauan Parcel, pada Sabtu.
Di sana, kata perusahaan, air mulai menggenangi ruang dalam dan restoran raksasa itu sedikit demi sedikit mulai miring dan akhirnya terguling pada Minggu.
Perusahaan induk tersebut mengatakan tak ada korban yang terluka saat peristiwa terjadi. Usaha untuk menyelamatkan restoran itu juga gagal.
"Seiring bertambahnya kedalaman air di lokasi kejadian hingga 1.000 meter, sangatlah sukar melakukan penyelamatan," demikian pernyataan perusahaan, yang juga mengaku sedih oleh kejadian ini.
Restoran Jumbo Terapung memiliki panjang 80 meter dan telah menjadi landmark Kota Hong Kong selama 40 tahun.
Restoran ini telah menyajikan masakan khas Kanton kepada lebih dari tiga juta pengunjung, termasuk Ratu Inggris, Elizabeth II, dan aktor laga Hollywood, Tom Cruise.
Restoran terapung itu mulai tutup pada 2020 di awal merebaknya pandemi Covid-19 sehingga menjadi beban bagi perusahaan yang kemudian memberhentikan seluruh pegawainya.
Selama pandemi, Aberdeen Restaurant Enterprises kehilangan jutaan dolar Hong Kong untuk merawat serta menginspeksi kapal yang tidak beroperasi itu.
Restoran terapung itu pada Selasa pekan lalu ditarik menuju tempat yang lebih murah untuk pemeliharaan yang bakal dilakukan.
Sebelum dipindahkan, restoran itu sebenarnya telah menjalani pemeriksaan kelayakan oleh insiyur kelautan.
"Perusahaan sekarang akan mengumpulkan detai-detail kecelakaan dari perusahaan derek," bunyi rilisan Aberdeen Restaurant Enterprises, dikutip Associated Press.