PARBOABOA - Pemerintah Rusia dilaporkan membatasi akses ke media sosial milik Mark Zuckerberg, Facebook.
Hal ini imbas dari langkah Facebook yang tidak melakukan pengecekan fakta dan pelabelan berita yang dibagikan oleh kantor berita asal Rusia. Langkah ini dilakukan sehari setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina, dilansir dari BBC (26/2).
Regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor mengatakan Facebook melanggar hak dan kebebasan warga negara Rusia. Regulator menuntut Facebook mencabut pembatasan yang memengaruhi kantor berita negara RIA, saluran TV negara Zvezda, dan situs berita pro-Kremlin Lenta.Ru dan Gazeta.Ru.
“Sejalan dengan keputusan Kejaksaan Umum, mulai 25 Februari Roskomnadzor mengenakan larangan akses sebagian terhadap jejaring sosial Facebook,” kata Roskomnadzor, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/2).
Moskow juga menekan media dalam negeri dan menyatakan akan memblokir jika berita memuat informasi palsu tentang operasi militer di Ukraina.
Kepala urusan internasional Meta Platforms, Nick Clegg menyebutkan, otoritas Rusia memerintahkan pihaknya menghentikan pengecekan fakta independen dan melabeli konten yang diunggah di Facebook oleh empat organisias milik negara Rusia.
“Kami menolak. Dampaknya, mereka mengumumkan akan membatasi layanan kami,” katanya melalui akun Twitter, Jumat (25/2).
Menurut Nick, pihaknya menolak untun menyetop proses pencarian fakta dan pelabelan konten lantaran masih banyak warga Rusia yang menggunakan Facebook sebagai wadah untuk bersuara.
"Kami ingin warga Rusia tetap menyampaikan pendapatnya, serta membagikan apa yang sedang terjadi melalui Faceobok, Instagram, WhatsApp, dan Messenger," imbuh Nick.
Adapun permintaan pemerintah Rusia untuk menyetop proses cek fakta dan pelabelan konten di Facebook tadi dilatarbelakangi oleh keinginan mereka untuk melindungi media-media lokal di sana.
Diwartakan sebelumnya, Meta belum lama ini juga mengambil langkah baru untuk melindungi akun pengguna di Ukraina. Perusahaan mengaktifkan fitur kunci profil untuk orang-orang di negara itu, dan membangun Pusat Operasi Khusus guna memantau dengan cermat apa yang terjadi di sana.
Fitur kunci profil dimaksudkan untuk memberi pengguna akses satu klik ke fitur privasi dan keamanan tambahan, “Saat profil mereka dikunci, orang-orang yang bukan temannya tidak dapat mengunduh atau membagikan foto profil mereka atau melihat postingan di linimasa mereka,” ungkap Kepala Kebijakan Keamanan Meta Nathaniel Gleicher.
Belum diketahui bagaimana efek atau dampak pembatasan akses Facebook di Rusia nanti terhadap operasi induk bisnis Facebook, yaitu Meta secara keseluruhan.
Namun yang jelas, desakan pemerintah Rusia tersebut disampaikan di tengah konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas, sebagaimana dikutip dari CNET, Sabtu (26/2/2022).
Perang Rusia-Ukraina meletus pada Kamis (24/2/2022) lalu, di mana Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk memulai operasi militer khusus.