PARBOABOA, Pematangsiantar - Sebuah sekolah di Ukraina, yang dijadikan tempat berlindung, dibom hingga rata dengan tanah oleh Rusia pada Sabtu waktu setempat. Lebih dari 60 orang dikhawatirkan tewas.
Dilansir Associated Press, Senin (9/5/2022), serangan itu terjadi di tengah usaha Moskow meningkatkan tekanan guna menduduki kompleks pabrik baja yang menjadi kantung pertahanan terakhir Ukraina di kota tersebut jelang perayaan Hari Kemenangan Rusia.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres merasa "terhenyak" atas laporan pengeboman sekolah yang terletak di Desa Bilohorivka itu.
Ia menambahkan jika serangan tersebut merupakan pengingat bahwa warga sipil adalah kelompok yang paling menderita akibat perang.
Otoritas setempat melaporkan, ada sekitar 90 orang yang sedang berlindung di ruang bawah tanah bangunan sekolah saat serangan terjadi.
Petugas gawat darurat menemukan dua jenazah dan sukses menyelamatkan 30 orang. "Tetapi, mereka menduga kemungkinan besar 60 orang lainnya yang tertimbun reruntuhan bangunan telah tewas," tulis Gubernur Provinsi Luhansk Serhiy Haidai melalui Telegram kepada AP.
Gempuran Rusia juga menewaskan dua bocah berusia 11 dan 14 tahun di Kota Pryvillia, tambah Haidai. Luhansk merupakan bagian dari Donbas, wilayah utama perindustrian Ukraina yang menjadi pusat utama serangan Rusia.
Disaat Rusia bersiap merayakan Hari Kemenangan untuk memperingati jatuhnya Nazi Jerman di Perang Dunia II, para pemimpin dan selebritas negara-negara Barat malah menunjukkan dukungan terhadap Ukraina.
Ibu Negara Amerika Serikat, Jill Biden, menjumpai rakyat Ukraina. Sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengibarkan bendera negaranya di kedutaan besar di Kyiv. Sedangkan band U2 menggelar konser di stasiun kereta api di ibu kota Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini memperingatkan bahwa serangan Rusia bakal semakin ganas jelang perayaan Hari Kemenangan. Beberapa kota di negara itu telah memberlakukan jam malam dan melarang warga berkumpul di ruang publik.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan memproklamirkan kemenangan ketika berpidato kepada para tentaranya di Lapangan Merah.
"Mereka tak memiliki apapun untuk dirayakan besok," kata Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB kepada CNN.
"Mereka tidak berhasil mengalahkan orang-orang Ukraina. Mereka tidak berhasil memecah-belah NATO dan dunia. Dan mereka hanya bisa mengisolasi dirinya sendiri secara global dan menjadi negara tersisihkan di dunia."
Sejauh ini pasukan Rusia masih berjuang keras menaklukkan Kota Mariupol yang tinggal puing-puing.
Satu-satunya wilayah yang belum diduduki tentara Rusia di kota itu hanyalah kompleks pabrik baja Azovstal, di mana sekitar 2.000 pejuang Ukraina masih bertahan.
Mereka tetap bertahan di kompleks seluas 11 kilometer persegi itu dan menolak perintah Rusia untuk menyerah meski kondisi mereka sudah sangat memprihatinkan.