Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Penghubung Politik Baru di Lingkar Kekuasaan Prabowo

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat menerima kunjungan Ketua Majelis Syura PKS, Bapak H. Mohamad Sohibul Iman (Foto: IG/@sjafrie.sjamsoeddin)

PARBOABOA, Jakarta - Dalam bulan Oktober 2025, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin tercatat melakukan dua pertemuan penting dengan partai politik.

Pada 15 Oktober, Sjafrie menerima pimpinan Partai Nasdem di kantor Kementerian Pertahanan. Dua hari kemudian, giliran elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang datang bersilaturahmi ke tempat yang sama.

Kedua partai tersebut merupakan pihak yang kini menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Padahal dalam Pilpres 2024, keduanya berada di barisan oposisi. Rangkaian pertemuan ini menandai terbukanya jalur komunikasi politik baru di sekitar lingkaran kekuasaan Prabowo.

Kepala Kantor Staf Presiden dari PKS, Pipin Sopian, menjelaskan bahwa pertemuan antara Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman dengan Menhan Sjafrie merupakan pertemuan antartokoh bangsa.

Ia menegaskan hubungan keduanya sudah terjalin lama dan momentum tersebut juga digunakan untuk memperkenalkan jajaran pengurus baru PKS di bawah kepemimpinan Al Muzzammil Yusuf.

Menurut Pipin, pembicaraan tidak menyinggung persoalan politik praktis maupun peluang kursi kabinet. PKS, kata dia, lebih banyak memberikan pandangan agar stabilitas nasional dikelola secara manusiawi dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Ia menilai penting bagi negara untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi tanpa menimbulkan rasa cemas akibat penguatan peran militer.

Sementara itu, pihak Nasdem belum memberikan keterangan terkait pertemuan mereka dengan Sjafrie. Beberapa elite partai seperti Willy Aditya dan Sugeng Suparwoto enggan merespons, dan Taufik Basari menyebut dirinya tidak mengikuti langsung agenda tersebut.

Dalam pernyataannya beberapa waktu sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga menegaskan bahwa pertemuannya dengan Sjafrie tidak berkaitan dengan pembahasan posisi partainya di kabinet.

Menurut Paloh, pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu lebih banyak membicarakan upaya menumbuhkan optimisme dalam membangun bangsa. Ia menepis anggapan bahwa Nasdem sedang bernegosiasi untuk bergabung dengan pemerintahan.

Poros Komunikasi Politik

Analis politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai posisi Sjafrie Sjamsoeddin kini semakin menonjol sebagai salah satu kekuatan penopang Presiden Prabowo.

Ia berperan sebagai penghubung komunikasi politik dari sisi eksekutif, melengkapi Sufmi Dasco Ahmad yang dikenal sebagai tangan kanan Prabowo di ranah legislatif.

Menurut Dedi, pertemuan Sjafrie dengan elite politik kemungkinan besar dilakukan atas sepengetahuan Presiden.

Ia melihat kecenderungan pergeseran pengaruh di sekitar Prabowo yang kini menonjolkan peran Sjafrie sebagai representasi kekuasaan pemerintah.

Sosok Sjafrie yang bukan kader partai membuatnya lebih fleksibel menjalin hubungan dengan berbagai pihak, termasuk partai politik pendukung maupun di luar koalisi.

Dedi menilai hal ini sebagai strategi komunikasi baru, terutama setelah gelombang demonstrasi besar pada Agustus 2025 yang menelan korban jiwa dan memicu evaluasi terhadap cara pemerintah mengelola dinamika politik.

Sementara itu, Analis dari Trias Politika, Agung Baskoro, memandang kehadiran Sjafrie dalam sejumlah pertemuan politik sebagai bentuk kepercayaan tinggi dari Presiden Prabowo.

Ia menilai Menhan menjadi figur penting dalam menjaga keseimbangan komunikasi antara pemerintah dan partai-partai politik.

Agung mengaitkan hal ini dengan keberhasilan Sjafrie meredam demonstrasi besar pada akhir Agustus 2025. Ia dianggap mampu mengembalikan situasi ke arah stabil tanpa memperluas eskalasi protes.

Kemampuan tersebut membuatnya kini dipercaya tidak hanya dalam urusan pertahanan, tetapi juga dalam membangun jalur komunikasi politik yang efektif.

Menurut Agung, Presiden Prabowo tampaknya sedang menata kembali pembagian peran strategis antara dua orang kepercayaannya, yakni Sufmi Dasco Ahmad di legislatif dan Sjafrie Sjamsoeddin di eksekutif.

Dengan pola ini, komunikasi antara pemerintah dan berbagai pihak di luar koalisi diharapkan dapat berjalan lebih lancar tanpa tumpang tindih.

Peran Strategis Sjafrie

Peran Sjafrie di pemerintahan Prabowo tak sekadar sebagai Menhan. Ia juga sempat dipercaya menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ad interim, menjabat Ketua Dewan Pertahanan Nasional, dan menjadi Ketua Pengarah Penertiban Kawasan Hutan.

Karier militernya juga tidak lepas dari kedekatan dengan Prabowo. Keduanya merupakan alumni Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1974.

Setelah bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Sjafrie sempat menjadi pengawal Presiden Soeharto dan menjabat sebagai Komandan Grup A Paspampres hingga 1995.

Ia kemudian dipercaya memimpin Kodam Jaya pada 1997 dan bertanggung jawab atas keamanan ibu kota di masa genting menjelang kejatuhan Orde Baru.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sjafrie pernah menduduki posisi Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan dan Wakil Menteri Pertahanan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.

Pada Agustus 2025, Presiden Prabowo menganugerahkan pangkat jenderal kehormatan bintang empat kepada Sjafrie atas dedikasinya dalam bidang pertahanan dan stabilitas nasional.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS