Pemerintah Thailand akan menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca Plc sebagai dosis kedua bagi mereka yang menerima suntikan Sinovac sebagai dosis pertama. Langkah ini diambil Thailand dalam upaya meningkatkan perlindungan.
Dilansir AFP, pemerintah Thailand
menyatakan akan tetap mencampurkan penggunaan vaksin Sinovac buatan China untuk
dosis pertama dan vaksin AstraZeneca untuk dosis kedua. Alasan mereka melakukan
itu adalah demi mempercepat efek (booster) pembentukan antibodi yang diharapkan
didapat dalam enam pekan ketimbang harus menunggu 12 pekan.
"Kami tidak bisa menunggu
sampai 12 pekan (untuk efek booster) di tengah lonjakan kasus dan penyebaran
yang sangat luas. Namun di masa mendatang, jika ada pengobatan yang lebih baik
dan kualitas vaksin membaik, kami akan mencari cara untuk mengendalikan situasi
ini," kata ahli virologi Thailand, Yong Poovorawan.
Yong menyatakan dari hasil uji coba sangat dimungkinkan untuk melakukan kombinasi vaksin Sinovac yang dibuat dengan metode melemahkan virus dengan vaksin AstraZeneca yang dibuat dengan cara pengendalian vektor virus.
Kemarin Pakar Peneliti WHO,
Soumya Swaminathan, mengkritik keputusan menggunakan kombinasi vaksin Covid-19
dalam program vaksinasi di Thailand. Sebab menurut dia hal itu berbahaya.
"Kami belum mendapatkan data
dan bukti yang sahih terkait dengan cara kombinasi vaksin," kata
Swaminathan.
Pemerintah Thailand saat ini
tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang disebabkan
penyebaran virus varian Delta. Hal itu membuat jumlah pasien meningkat pesat
tetapi tidak sebanding dengan kapasitas rumah sakit.
Lonjakan itu mulai terjadi sejak
April lalu dan bermula dari kawasan tempat hiburan malam di Bangkok. Kini
pemerintah setempat menerapkan pembatasan mobilitas penduduk dan jam malam
dengan harapan menekan lonjakan kasus Covid-19.
Sampai saat ini tercatat ada 353.700 kasus Covid-19 di Thailand. Sebanyak 2.847 orang di antaranya meninggal.
Tenaga kesehatan di seluruh Thailand menjadi kelompok prioritas program vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac. Namun, 900 orang nakes yang disuntik vaksin Sinovac justru terinfeksi Covid-19. Para nakes saat ini bakal mendapatkan suntikan tambahan vaksin buatan AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech.