Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN: Babak Baru Persaudaraan Asia Tenggara

Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao (tengah) berpose saat upacara penandatanganan deklarasi penerimaan Timor Leste ke dalam ASEAN (Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa)

PARBOABOA, Jakarta — Sejarah baru tercipta di kawasan Asia Tenggara. Setelah penantian panjang selama lebih dari satu dekade, Timor Leste akhirnya resmi bergabung sebagai anggota ke-11 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). 

Keputusan bersejarah ini diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam sesi pembukaan KTT, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan bahwa kehadiran Timor Leste melengkapi keluarga besar ASEAN dan memperkuat rasa kebersamaan regional. 

Anwar bilang, kehadiran dan peran Timor Leste "melengkapi keluarga besar ASEAN, menegaskan kembali takdir bersama dan rasa kekerabatan regional yang mendalam.”

Deklarasi resmi penerimaan Timor Leste sebagai anggota baru turut disaksikan oleh para pemimpin negara ASEAN, termasuk Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. 

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo bersama para kepala negara menandatangani dokumen “ASEAN Leaders' Statement on The Application of Timor-Leste for ASEAN Membership” yang secara simbolis menandai bergabungnya Timor Leste dalam komunitas regional.

“Dengan deklarasi ini, Timor Leste secara resmi diterima sebagai anggota ke-11 ASEAN,” demikian bunyi pernyataan dalam dokumen resmi itu. 

Acara tersebut juga menjadi penutup masa keketuaan Malaysia di ASEAN tahun 2025, yang akan diserahkan kepada Filipina pada 1 Januari 2026.

Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, dalam pidatonya dihadapan para pemimpin negara ASEAN, menyatakan keanggotaan ini bukan sekadar simbol politik, tetapi komitmen moral bagi Timor Leste untuk menjadi anggota yang aktif, damai, dan konstruktif.

“Timor Leste berkomitmen penuh terhadap karakternya, siap menjadi anggota yang membangun, damai, dan berdedikasi,” ujar Xanana dalam pidatonya. 

Ia menegaskan, negaranya siap belajar dan berinovasi untuk memperkuat tata kelola pemerintahan serta berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan.

Sejak mengajukan permohonan menjadi anggota ASEAN pada 2011, Timor Leste telah menempuh jalan panjang reformasi kelembagaan dan kebijakan nasional. 

Langkah-langkah ini menjadi fondasi kuat bagi kesiapan negara tersebut bergabung dengan organisasi kawasan. 

“Kami memperkuat institusi kami sembari bekerja sama menuju pembangunan berkelanjutan,” ujar Xanana.

Ia menambahkan bahwa keanggotaan ini mencerminkan semangat demokrasi muda yang lahir dari perjuangan panjang rakyat Timor Leste. 

“Dengan kerendahan hati sekaligus kebanggaan, kami sepenuhnya menerima nilai-nilai inti ASEAN, yaitu saling menghormati, kerja sama damai, persatuan dalam keberagaman, dan solidaritas regional,” tuturnya.

Bagi Xanana, bergabungnya Timor Leste bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari babak baru yang penuh harapan. 

“Ini bukan akhir dari perjalanan kami, melainkan awal dari babak baru yang menginspirasi. Bersama, kita akan mewujudkan Visi Komunitas ASEAN 2045,” ungkapnya penuh keyakinan.

Dari Pengamat ke Anggota Penuh

Perjalanan Timor Leste menuju kursi keanggotaan penuh ASEAN dimulai sejak tahun 2011, ketika mereka secara resmi mengajukan permohonan bergabung. Butuh waktu lebih dari sepuluh tahun hingga akhirnya permohonan itu dikabulkan.

Pada 2022, Timor Leste sempat memperoleh status sebagai observer state atau negara pengamat setelah seluruh pemimpin ASEAN menyetujui partisipasinya dalam sejumlah pertemuan resmi. 

Sejak saat itu, berbagai penilaian dilakukan terhadap kesiapan ekonomi, politik, dan administrasi Timor Leste untuk menjadi anggota penuh.

Kini, melalui KTT ASEAN ke-47, semua proses panjang itu berbuah hasil. 

Timor Leste resmi berdiri sejajar dengan negara-negara lain dalam keluarga besar ASEAN, yang kini beranggotakan 11 negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Bagi Indonesia, keanggotaan Timor Leste menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral dan solidaritas regional. 

Presiden Prabowo menegaskan Indonesia berkomitmen untuk terus memperdalam kerja sama strategis antarnegara ASEAN, memperkuat konektivitas kawasan, serta mendorong kesejahteraan bersama di tengah dinamika global.

Kehadiran Timor Leste di ASEAN juga diharapkan membawa perspektif baru bagi kawasan, terutama dalam memperkuat integrasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Dengan resminya Timor Leste bergabung, ASEAN kini melangkah ke fase baru yang lebih inklusif, sebuah babak yang menegaskan semangat persaudaraan, solidaritas, dan komitmen kolektif untuk menghadirkan perdamaian serta kemajuan bagi seluruh rakyat di kawasan Asia Tenggara.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS