PARBOABOA, Jakarta – World Health Organization (WHO) memantau adanya 10 kasus pneumonia misterius, yang masih dicari tahu penyebabnya di Argentina.
Pan American Health Organization (PAHO) mengatakan, kasus-kasus pneumonia tersebut terkait dengan sebuah klinik swasta di Kota San Miguel de Tucuman yang berada di bagian barat laut negara tersebut.
Melansir dari Reuters, pada Selasa (30/8) menunjukkan ada lima petugas kesehatan dan seorang pasien yang dirawat di bangsal perawatan intensif klinik dengan gejala pneumonia, yakni antara 18-22 Agustus 2022.
Pada Kamis (1/9), pejabat kesehatan setempat melaporkan ada tiga kasus, sehingga total kasus pneumonia menjadi sembilan, dengan tiga kasus kematian. Ketiga orang itu meninggal karena memiliki kondisi kesehatan lain. Kemudian pada Jumat (2/9), satu tambahan kasus kembali dilaporkan.
Adapun gejala yang dirasakan pasien seperti nyeri otot dan perut, hingga sesak napas. Beberapa pasien lainnya juga menderita pneumonia pada kedua paru-parunya.
Sementara, PAHO melaporkan tes pernapasan yang dilakukan pada pasien tersebut, meliputi deteksi virus, bakteri, serta jamur, menunjukkan hasil negatif.
Sampel biologis kemudian dikirimkan ke Administrasi Laboratorium dan Institut Kesehatan Nasional Argentina untuk menguji apakah ada terdapat keberadaan racun.
Apa Kata Ahli tentang Pneumonia?
Dokter Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular University of Minnesota, mengatakan bahwa penyakit tersebut mungkin disebabkan karena sesuatu yang dihirup pasien yang terjangkit pneumonia.
Mengutip Reutrers, pada Jumat (2/9), Michael pertama kali mencurigai penyakit Legionnaires yang disebabkan itu karena menghirup tetesan air yang mengandung bakteri Legionella, tetapi tes tidak membuktikan hasil yang akurat.
Osterholm mengatakan "penyakit misterius" kadang-kadang terjadi, dan paling sering dapat dijelaskan oleh beberapa wabah lokal yang tidak memiliki implikasi pandemi.
"Penyakit misterius kadang-kadang terjadi, dan paling sering bisa dijelaskan oleh beberapa wabah lokal yang tidak memiliki implikasi pandemi," kata Osterholm.
Dia berharap bisa mendapatkan informasi yang lebih pasti dari pejabat kesehatan Argentina agar wabah tidak menyebar lebih luas.
Hingga saat ini, PAHO dan WHO sedang memantau wabah dan membantu pejabat kesehatan setempat dalam penyelidikan.
