PARBOABOA, Jakarta – Penularan Covid-19 di Indonesia menunjukkan kenaikan dalam sepekan terakhir. Bahkan, selama tiga hari terakhir penambahan kasus positif corona harian sudah melewati 1.000 kasus.
Berdasarkan catatan, pada Rabu (15/6) ada penambahan 1.242 kasus. Selajutnya pada Kamis (16/6) ada penambahan 1.173 kasus dan 1.220 kasus pada Jumat (17/6).
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, peningkatan kasus harian Covid-19 disinyalir karena penularan dua subvarian Omicron
"Kenaikan kasus dan mungkin terjadi saat ini itu adalah dipengaruhi oleh subvarian yang baru yaitu BA.4 maupun BA.5," kata Syahril dalam diskusi secara virtual, Kamis (16/6/2022).
Syahril mengatakan, hal yang sama juga pernah terjadi saat varian Delta menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 pada pertengahan tahun 2021 lalu.
"Walaupun ada kenaikan, mudah-mudahan kita bisa kendalikan tidak seperti yang lalu menjadi suatu lonjakan kasus," ujarnya.
Ia juga mengungkap, kenaikan kasus Covid-19 mulai terjadi pada 10 Juni dengan total penambahan kasus baru sebanyak 627. Penambahan kasus harian tersebut sempat mengalami penurunan, namun naik kembali pada 15 Juni.
Adapun lima provinsi yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 tersebut merupakan bagian dari dinamika pandemi Covid-19.
"Jadi kita jangan terlalu panik dengan adanya satu kenaikan. Jangan terlalu euforia juga apabila terjadi melandai karena kita masih dalam pandemi," ucap dia.
Dengan adanya kenaikan tersebut, pemerintah disarankan untuk merevisi beberapa aturan yang sempat dilonggarkan, salah satunya dalam hal penggunaan masker.
Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, individu yang berada di area terbuka tetap berisiko tertular virus Corona.
"Sebaiknya dikaji ulang (pelonggaran masker) karena keluar ruangan itu tidak semuanya aman, harusnya diterapkan masker," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Menurut Dicky, kedua subvarian itu bisa memperburuk situasi pandemi Covid-19 di sejumlah negara di dunia, terlebih negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 rendah.
Ia juga mengatakan, dua subvarian ini tetap berpeluang menularkan virus walaupun mayoritas individu sudah divaksinasi lengkap dan dosis ketiga (booster).
"Jadi orang yang memiliki imunitas dari vaksinasi bahkan 3 dosis sekalipun atau 4 dosis sekalipun, itu dia tidak bisa menjamin bahwa dia enggak terinfeksi, tetap ada peluang terinfeksi," ujarnya.