PARBOABOA, Jakarta - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama Gerakan Selamatkan KPK (GASAK) akan menggelar demo di depan Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (27/9) sekira pukul 14.00 WIB.
Demonstrasi tersebut digelar setelah tiga hari ultimatum terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tangan menunjukkan keberpihakkan kepada para pegawai KPK telah melewati tengat waktu. Ultimatum tersebut dibuat terkait nasib pegawai KPK yang dipecat akibat gagal tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Aliansi BEM Seluruh Indonesia dengan Gerakan Selamatkan KPK kembali bergerak untuk menindaklanjuti dari ultimatum ke Jokowi yang telah melewati 3x24 Jam dari ultimatum dikirimkan, terlihat tidak ada jawaban dari Presiden Jokowi untuk menunjukkan keberpihakannya kepada 57 Pegawai KPK yang berintegritas," pernyataan Aliansi BEM SI, Minggu (26/9).
BEM SI memandang Presiden Jokowi tidak menunjukkan keberpihakannya kepada 56 pegawai KPK yang akan dipecat, dengan tidak menggubris ultimatum yang mereka berikan.
Di sisi lain, mereka menyebut KPK kini tidak lagi menjadi lembaga negara yang memberantas korupsi, melainkan berubah menjadi Komisi Perlindungan Korupsi. Menurut BEM SI, KPK yang seharusnya memberantas korupsi di negeri ini justru digembosi saat gencar-gencarnya memberantas kasus besar korupsi.
Kapolsek Metro Setiabudi Kompol Beddy Suwendi mengatakan, sebanyak 1.200 personel diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi BEM SI hari ini. Polisi sudah melakukan apel penjagaan sejak pagi. Jalan di depan KPK pun ditutup menggunakan tambang.
Selain mengerahkan 1.200 personil, kepolisian juga menurunkan beberapa mobil pengurai massa seperti mobil rantis dan mobil pemadam kebakaran. Beberapa brimob terlihat menggunakan senjata laras panjang ikut menjaga KPK. Tak lupa, polisi juga menyiapkan mobil water cannon.
Pada pukul 10.43 WIB, massa unjuk rasa telah tiba di sekitaran Gedung KPK. Mereka menyanyikan yel-yel yang berbunyi desakan pemecatan Ketua KPK Filri Bahuri.
"Pecat, pecat, pecat Filri, pecat Firli sekarang juga," kata mereka serentak.
Diketahui, aksi mahasiswa di depan gedung KPK kali ini bukan hanya didominasi BEM dari kampus se-Jabodetabek saja, tercatat rombongan dari Yogyakarta dan Solo pun merapat ke Jakarta untuk terlibat dalam aksi tersebut.
Rombongan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan STIKES Surya Global Yogyakarta (SSG) berangkat pada Minggu (26/9/2021) menggunakan bus.
Mereka mencarter bus tersebut dengan menggunakan dana yang dikumpulkan dengan patungan antar mahasiswa.
Sekadar informasi, saat menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di istana pada 15 September lalu, Jokowi menjelaskan alasan ia tidak banyak berkomentar terkait nasib 56 pegawai KPK diberhentikan karena gagal TWK.
Jokowi menjelaskan yang berwenang menjawab persoalan itu adalah pejabat pembina, dalam hal ini misalnya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
"Jangan apa-apa ditarik ke Presiden. Ini adalah sopan-santun ketatanegaraan. Saya harus hormati proses hukum yang sedang berjalan," ucap Jokowi kala itu.