PARBOABOA, Jakarta - Dunia saat ini tengah digegerkan dengan dua perang besar-besaran yang menyita perhatian, Ukraina dengan Rusia dan Palestina melawan Israel.
Berbagai negara, organisasi, kelompok masyarakat dan sebagainya telah memiliki pandangan masing-masing dalam menyoroti kedua pertumpahan darah tersebut.
Bahkan banyak dari mereka yang telah terang-terangan mendukung salah satu pihak.
Salah satunya kelompok G7, yang beranggotakan Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat. Uni Eropa juga memiliki kursi di G7 untuk mewakili Belgia, Belanda, Polandia, Spanyol dan Swedia.
Sejak awal konflik Rusia-Ukraina, G7 telah menunjukkan dukungannya untuk Kiev.
Bahkan, Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa mengatakan, dukungan G7 untuk Ukraina dalam perangnya dengan Rusia tidak akan terpengaruh oleh konflik Timur Tengah yang semakin intensif.
Kelompok ini berada di garis depan dalam memberikan sanksi terhadap Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Dalam langkah terbaru untuk membalikkan keadaan ekonomi Rusia, G7 juga mempertimbangkan usulan untuk menjatuhkan sanksi terhadap berlian dari negara yang memiliki nama resmi Rossiyskaya Federatsiya itu.
G7 Melihat Konflik Israel-Palestina
Terkait perang yang tengah berkecamuk di Gaza, sayangnya G7 tak sevokal saat mereka mengeluarkan pandangan terkait konflik Rusia-Ukraina.
Sejak perang meletus, G7 hanya mengeluarkan satu pernyataan bersama mengenai konflik tersebut. Itu pun hanya beberapa kalimat.
Di Tokyo, G7 berencana menyampaikan perlunya jeda (humanitarian pause) dalam pertempuran di Timur Tengah itu.
Kamikawa mengatakan, langkah ini memungkinkan pemberian akses kemanusiaan ke Gaza, yang telah dibombardir oleh Israel sebagai pembalasan atas serangan militan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang.
Ketua G7 Jepang berdalih, kelompoknya mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap krisis ini.
Para pejabat dan analis megatakan, kelompok itu menolak tekanan untuk mengambil sikap pro-Israel dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.
Perpecahan G7 juga terlihat jelas di PBB, dimana Perancis memberikan suara mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam konflik pada tanggal 26 Oktober.
Sebaliknya, Amerika menentangnya dan anggota kelompok lainnya abstain.