PARBOABOA, Jakarta - Serangan artileri Israel kembali menumpahkan darah di Jalur Gaza.
Pada Ahad malam (10/8/2025), tembakan artileri menghantam tenda para jurnalis yang sedang bertugas di depan Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza Barat, menewaskan tujuh warga sipil termasuk empat pewarta.
Aksi ini menambah daftar panjang jurnalis yang gugur akibat agresi militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Tragedi berdarah itu terjadi ketika pasukan artileri Israel melepaskan tembakan ke arah tenda pers yang berada di depan Rumah Sakit Al-Shifa, salah satu fasilitas kesehatan terbesar di bagian barat Kota Gaza.
Tenda tersebut diketahui menjadi titik kumpul para jurnalis yang meliput situasi terkini di kawasan konflik.
Serangan tersebut menghantam langsung area tenda, memicu ledakan dahsyat dan menewaskan tujuh warga sipil Palestina di tempat.
Menurut laporan koresponden kantor berita Palestina, WAFA, empat dari tujuh korban tewas adalah jurnalis.
Mereka adalah koresponden Al Jazeera, Anas Al-Sharif, dan Mohammed Qreiqea; fotografer berita Ibrahim Daher; serta jurnalis foto Mohammed Nofal.
Selain itu, sopir kru media yang belum disebutkan namanya juga menjadi korban. Seorang pewarta lain, Mohammed Sobh, dilaporkan mengalami luka serius akibat hantaman pecahan artileri.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan militer masif ke Jalur Gaza sebagai respons terhadap operasi lintas batas yang dilakukan pejuang Hamas.
Aksi ini berkembang menjadi perang berkepanjangan yang oleh berbagai pihak disebut sebagai genosida, mengingat tingginya jumlah korban sipil dan skala penghancuran yang dilakukan.
Jalur Gaza yang telah diblokade selama bertahun-tahun kini menghadapi kehancuran menyeluruh, dengan infrastruktur vital, fasilitas kesehatan, dan pusat pemukiman menjadi sasaran.
Berdasarkan data terbaru, agresi Israel hingga kini telah menewaskan sedikitnya 61.430 warga Palestina dan melukai 153.213 lainnya, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.
Angka ini diperkirakan terus bertambah karena banyak korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan dan tergeletak di jalan-jalan tanpa dapat dievakuasi. Tim medis dan penyelamat kesulitan menjangkau lokasi-lokasi serangan akibat blokade militer dan ancaman serangan lanjutan.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa hingga awal Agustus 2025, sedikitnya 165 jurnalis dan pekerja media tewas di Gaza sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023.
Mayoritas dari mereka gugur saat bertugas di lapangan untuk mendokumentasikan situasi kemanusiaan dan melaporkan fakta dari wilayah konflik.
Serangan pada Ahad malam lalu menjadi salah satu insiden paling mematikan yang menimpa pekerja media di jalur tersebut.