PARBOABOA – Calon Wakil Presiden Donald Trump, JD Vance dalam acara Konferensi Konservatisme Nasional yang disebut NatCon di Washington DC memberikan komentar atas menangnya Partai Buruh dalam Pemilu Inggris beberapa waktu lalu.
JD Vance mengatakan bahwa Inggris bisa menjadi negara Islam sejati pertama yang akan mendapatkan senjata nuklir, apalagi setelah kemenangan Partai Buruh dalam pemilu.
Dikutip dari The Guardian, Selasa (16/07/2024) JD Vance mengaku berbicara dengan seorang teman baru-baru ini terkait salah satu bahaya besar di dunia yaitu proliferasi nuklir.
“Anda tahu, negara Islam mana yang pertama akan memiliki senjata nuklir? Kami berpikir mungkin Iran mungkin juga Pakistan. Dan kami akhirnya memutuskan mungkin Inggris karena Partai Buruh baru saja mengambil alih,” ujarnya dalam konferensi untuk Partai Konservatif itu.
“Meskipun tentu saja, pemerintahan Joe Biden tidak peduli tentang hal itu,” tambah JD Vance.
Komentar dari pria berusia 39 tahun ini mengundang tawa para penonton yang hadir dalam konferensi tersebut.
Diketahui, JD Vance merupakan senator Ohio. Ia menjadi ketika dipilih sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Donald Trump pada Pemilu Presiden di Amerika Serikat pada November mendatang.
Hubungan antara JD Vance dan Donald Trump sempat mengalami naik turun. JD Vance bahkan pernah menegaskan dirinya sebagai anti-Trump.
Setelah partai Republik resmi mengusung Donald Trump untuk bertarung pada pemilihan Presiden beberapa bulan ke depan. Donald Trump kemudian memutuskan untuk memilih JD Vance menjadi cawapres nya.
“Orang yang paling cocok mengisi posisi wakil presiden AS adalah Senator yang hebat yaitu JD Vance dari Negara Bagian Ohio,” kata Trump dalam acara Social Truth.
JD Vance lahir dengan nama asli James Donald Bowman pada Agustus 1984 di Middletown, Ohio.
Saat berusia enam tahun, ayah kandungnya menyerahkan JD Vance ke ayah tirinya. Kemudian ia berganti nama menjadi James David Vance.
Masa kecil JD Vance penuh dengan gejolak. Sang ibu mengalami kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol. Sementara ayahnya pergi meninggalkan keluarganya.
Hingga berusia remaja, JD Vance kemudian tinggal bersama kakek dan neneknya di Kentucky. Setelah lulus sekolah menengah atas, JD Vance mendaftar ke Korps Marinir AS.
Ia juga menempuh pendidikan di Universitas Negeri Ohio dan lulus pada tahun 2009. Empat tahun setelah itu, ia mengambil prodi hukum di Universitas Yale dan lulus pada 2013.
Yale sendiri merupakan tempat penuh kenangan antara JD Vance dan istrinya, Usha Chilukuri. Kemudian keduanya menikah pada tahun 2014 dan dikaruniai tiga anak.
Nama JD Vance mulai dikenal oleh publik Amerika Serikat setelah ia merilis sebuah buku berjudul “Hillbilly Elegy” pada tahun 2016.
Buku itu menggambarkan kehidupan dan kemiskinan di Rust Belt. Bahkan, buku ini pernah menjadi perhatian media karena berada di posisi terlaris di New York Times.
Rilisnya buku JD Vance tepat di tahun saat AS menggelar pemilihan umum antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Saat itu, usungan Partai Republik ini menang.
Buku yang dirilis oleh JD Vance ini seolah menjadi panduan untuk memahami orang-orang yang memilih Donald Trump dan menarik perhatian warga Rust Belt.
Bahkan, dalam unggahannya di Social Truth, Donald Trump memuji buku karya JD Vance ini.
Akan tetapi, hubungan antara Donald Trump dan JD Vance sempat mengalami naik turun. Pada 2016 lalu, Vance mengaku tidak akan mendukung Donald Trump pada pemilu saat itu.
JD Vance saat itu menilai Donald Trump sebagai kandidat yang mengerikan. Bahkan, ia sempat bergunjing dengan rekannya, apakah Trump seorang bajingan seperti Nixon atau bahkan lebih buruk lagi, semacam Hitler Amerika.
Namun, enam tahun setelah keluarnya pernyataan itu, Donald Trump justru berperan penting dalam karir politik JD Vance.
Melalui Donald Trump, JD Vance berhasil masuk kongres dan mewakili Ohio. JD Vance lalu menjadi pendukung Donald Trump dan sampai saat ini kerap sejalan dengannya.
Editor: Fika