PARBOABOA, Medan - Intensitas curah hujan yang tinggi di Kota Medan, menguntungkan pengusaha bisnis binatu (laundry) yang banjir orderan hingga kenaikan 40 persen. Hujan deras selama sepekan, banyak orang memilih beralih ke jasa cuci.
Salah satu pengusaha laundry di Jalan AR Hakim, Linda mengatakan, ada peningkatan sekitar 30-40 persen dalam waktu sepekan terakhir.
"Banyak warga yang mencuci pakaiannya di sini karena curah hujan yang tak kunjung reda. Saat ini, sehari bisa mencapai 400-500 kilogram pakaian yang di cuci dengan hitungan 1 paket sebanyak 8 kilogram," katanya kepada Parboaboa di Medan, Senin (12/12/2022).
Linda menjelaskan, untuk paket cuci-basah seharga Rp10 ribu per 7 kilogram, cuci-kering-lipat Rp18 ribu per 8 kilogram, cuci setrika seharga Rp40 ribu per 8 kilogram, dan setrika Rp4.000 per kilogram.
"Untuk omset per hari bisa mencapai Rp7 juta hingga Rp10 juta. Apalagi di musim penghujan ini juga banyak warga yang memilih paket cuci-setrika jadi keuntungannya lebih banyak," jelasnya.
Hal senada juga diutarakan Liza, pengusaha laundry di Jalan Sisingamangaraja Medan. Di musim penghujan ini, diakuinya ada peningkatan sekitar 20-30 persen dibanding hari biasanya.
"Biasanya per hari bisa mencuci sebanyak 300 hingga 400 kilogram pakaian. Untuk harga cuci sebesar Rp7.000 per kilogram," ungkapnya.
Bisnis jasa binatu atau yang akrab dengan sebutan laundry memang tidak ada matinya.
Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk menjadi faktor pendukung menjamurnya gerai yang menawarkan jasa cuci dan setrika pakaian.
Terpisah, Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, bisnis laundry di saat penghujan seperti ini semakin menjanjikan, karena masyarakat kesulitan mengeringkan pakaian.
“Jasa laundry berpeluang berkembang di wilayah perkotaan, di lingkungan masyarakat yang sibuk, penghuni rumah sewa/kos kosan hingga apartemen, perkantoran, rumah sakit, perhotelan dan lainnya. Adanya jasa laundry yang hadir saat ini, tentu harga juga kian bersaing dan membuat konsumen cenderung menggunakan jasanya.
Diakui Gunawan, potensi perkembangannya juga masih cukup menjanjikan di masa yang akan datang. Bahkan, tidak harus terpusat di perkotaan, namun peluang untuk berkembang ke wilayah lain di pinggiran kota juga sangat berpeluang.
"Ekonomis di sini bukan hanya mengacu kepada biaya saja. Tetapi waktu dan tenaga juga diperhitungkan disitu," pungkasnya.