Daftar organisasi dan nama yang dianggap berbahaya versi Facebook bocor ke publik. Dari daftar tersebut, diketahui terdapat lebih dari 4.000 nama individu dan grup yang dianggap berbahaya oleh jejaring sosial asal Amerika Serikat ini.
Beberapa pihak yang dianggap berbahaya adalah paham supremasi kulit putih, gerakan sosial militer, terduga teroris, hingga mereka yang menebar kebencian (hate). Informasi ini pertama diungkap oleh laman The Intercept.
Menurut The Intercept, daftar tersebut mencakup aktivitas, penyebutan, dan nama orang atau grup yang berafiliasi, berdasarkan data internal Facebook.
The Intercept menyatakan, "tidak memverifikasi informasi yang diperoleh dan tidak bermaksud membuat pernyataan apapun mengenai keakuratan informasi yang ada di dalam daftar Facebook".
Facebook sendiri sejatinya enggan mempublikasikan data DIO meskipun beberapa pihak seperti akademisi hukum meminta perusahaan jejaring sosial raksasa itu untuk mempublikasikannya demi kepentingan publik.
Menurut Facebook, hal itu akan membahayakan karyawannya. Selain itu, entitas yang masuk daftar DIO bisa menemukan celah untuk menghindar dari tindakan pelanggaran kebijakan jika mengetahui mereka masuk dalam daftar.
Hal itu dikatakan Direktur Kebijakan untuk Kontra-Terorisme dan Organisasi Berbahaya Facebook, Brian Fishman kepada The Intercept.
Mengutip Cnet, Rabu (13/10/2021), organisasi dan individu yang dianggap berbahaya ini tidak diizinkan Facebook di platform-nya. Bocoran ini sekaligus memberikan sekilas gambaran mengenai cara Facebook memoderasi konten-konten yang mengarah ke kekerasan offline.
Lebih dari separuh organisasi/ nama yang ada di daftar tersebut merupakan terduga teroris asing yang ada di Timur Tengah, dan Asia Selatan. Namun tak semuanya terkait dengan terorisme.
Menurut The Intercept, para ahli menyarankan perusahaan untuk menempatkan pembatasan yang lebih ketat pada kelompok-kelompok tersebut.
Di antara organisasi, kelompok, atau individu yang ada di daftar hitam tersebut, ada sejumlah nama yang terafiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI).
Nama-nama tersebut mencakup Abdul Qodir, Habib Ali Alatas, Munarman, Muhsin Ahmad al Attas, hingga Muhammad Rizieq Shihab atau yang dikenal sebagai Habib Rizieq, dan lain-lain.
Sekadar informasi, facebook telah menghadapi tekanan untuk lebih transparan mengenai kebijakannya terhadap individu dan organisasi yang berbahaya.
Pada Januari lalu, Dewan Pengawas Facebook yang bertugas meninjau moderasi konten medsos membatalkan keputusan untuk menghapus unggahan yang menurut perusahaan telah melanggar kebijakan.
Selain itu, dewan juga merekomendasikan Facebook untuk mempublikasikan daftar organisasi dan individu berbahaya atau membuat daftar contoh.